Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Juli 2016 11:31 wib
8.595 views
Siapakah Pelopor Bom Bunuh Diri?
Oleh: Fadh Ahmad Arifan
Pengajar di MA Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jawa Timur
BOM bunuh diri biasanya terjadi wilayah/daerah konflik khususnya yang fokus membela tanah air dari penjajah dan bisa juga di wilayah/daerah yang awalnya damai. Namun karena motif jahat (jahat) yang dilancarkan segelintir orang, lantas berubahlah daerah damai itu menjadi daerah mencekam bagi warga yang berdomisili di sana.
Membela tanah air dari invasi penjajah dilakukan pejuang Palestina sejak era intifada. Apa saja mereka gunakan untuk melawan kekejaman zionis. Batu, ketapel, roket hingga bom bunuh diri. Di dalam fiqh klasik, belum ada pembahasan terkait hukum bom bunuh diri (suicide bombing). Syeikh yusuf Qardhawi membolehkan pemboman bunuh dri oleh pejuang Palestina.
Kata beliau, hal itu merupakan tindakan pengorbanan ('amaliyyat fida'iyyah). Bukan hanya Qardhawi yang bolehkan, Muhammad al-thanthawi, syeikh di al-Azhar membolehkan bom bunuh diri jika musuh menargetkan penduduk sipil, dikategorikan sebagai jihad dan kematian untuk tujuan terhormat (lihat M. Hashim Kamali, Membumikan syariah, 2013).
Angka Bom Bunuh Diri
Bom yang diledakkan di daerah yang aman dan damai tentu perbuatan biadab. Di Indonesia pernah ada orang ngawur, kengawurannya melebihi kaum Khawarij zaman Ali bin abi thalib. Pelaku meledakkan diri di Masjid Mapolresta Cirebon tahun 2011. Bom yang diledakkan ketika shalat jumat tersebut menewaskan pelakunya sendiri dan melukai beberapa jamaah lainnya.
Hal serupa terjadi dibelahan negara lain. Perayaan paskah 2016 ternoda karena peristiwa bom bunuh diri di Lahore, Pakistan. Peristiwa memilukan ini membuat sedikitnya 70 orang wafat dan korban luka sebanyak 340 orang. Anehnya, Taliban yang konon merupakan peliharaan badan intelijen Pakistan tiba-tiba mengakui dan bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.
Baru baru ini seorang ekspatriat asal Inggris diduga kuat melakukan bom bunuh diri di kota Madinah. Hingga tulisan ini terbit, 6 orang dinyatakan telah wafat (Arabnews.com tgl 5 Juli 2016). Di kawasan timur tengah, peristiwa bom bunuh diri dianggap tertinggi di dunia. Terlebih lagi pasca tragedi 11 September. Selama tahun 2000 hingga 2004, terdapat 472 serangan bom bunuh diri di 22 negara. Menewaskan lebih dari 7000 orang dan melukai puluhan ribu orang. Scott Atran mengutip analisis dari ilmuwan politik Universitas Chicago, Robert pape bahwa 95 persen peristiwa bom bunuh diri bukan karena motif Agama, melainkan motif politis (Scott Atran, The Moral logic and Growth of Suicide Terrorism, 2006).
Namun harap diingat, pelopor bom bunuh diri di dunia ini bukanlah Muslim. Merujuk ke buku "Terrorist Suicide Bombings: Attack Interdiction, Mitigation, and Response", (CRC Press, 2012), pada halaman 25 dinyatakan, peristiwa bom bunuh diri pertama terjadi tahun 1881. Saat mengemudi di salah satu jalan utama St. Petersburg, Alexander Czar II dari Rusia terluka parah karena ledakan granat dan meninggal beberapa jam setelah itu.
Czar dibunuh oleh Ignacy Hryniewiecki (1856-1881) yang langsung tewas saat meledakkan diri bersama granat yang ia bawa. Bom bunuh diri yang menimpa Czar lebih ke motif politis. Tidak seperti yang dilakukan pejuang Palestina dan pelaku bom bunuh diri di Cirebon.**
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!