Ahad, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Juli 2016 22:59 wib
6.705 views
Lawan Narkoba dan Terorisme dengan Dakwah
Oleh: Fajar M (Khilafah Community Lamongan)
Dua hal yang dikhawatirkan oleh orang tua di kalangan remaja adalah mereka terlibat narkoba dan terorisme. Usia muda yang sejatinya untuk menuntut ilmu dan merancang masa depan, sering tercoreng dengan alasan klise terlibat dua hal itu. Yang lebih mencengangkan seperti penuturan Gus Ipul, Jumat 22/7/2016.
“Dari jumlah 325 juta jiwa, 2,2 persennya atau sekitar 6,5 juta jiwa pengguna narkoba ada di Indonesia. Di Jawa Timur sendiri diperkirakan ada 700-800 ribu jiwa menggunakan narkoba. Artinya jatim menduduki peringkat tiga besar setelah DKI dan Jabar.”
(http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/s016/174429-800-Ribu-Warga-Jatim-Gunakan-narkoba,-Ini-Upaya-Pemerintah).
Terorisme dikhawatirkan karena anak-anak sering menjadi ‘pengantin’. Maksudnya jiwa yang siap mengorbankan diri untuk membom bunuh diri. Hal yang sangat disayangkan dari isu terorisme ini adalah mengenaralisir semua gerakan Islam. Sehingga orang tua merasa khwatir ketika anaknya ikut rohis atau kajian Islam di luar sekolah. Untuk membendung upaya pemuda menjadi ‘pengantin’ dimunculkan bahwa “manusia itu diajarkan untuk berani hidup, bukan berani mati dengan bunuh diri”. Karena itu selama tiga hari 60 anak muda dari seluruh wilayah DI Yogyakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengikuti workshop duta damai dunia maya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Seperti dilaporkan jaring radio suara Surabaya Jumat (22/7/2016), Dadang Hendra Yudha Kasubid Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT mengatakan, selain membuat website, meme, dan konten positif seperti perdamaian. Nantinya website dan sosial media tersebut akan disebarkan di seluruh Indonesia (http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2016/174393-BNPT-Ajak-Pemuda-Jadi-Duta-Damai-Lewat-Website-dan-Meme).
Bias Program
Indonesia memang dikenal surga bagi mafia narkoba. Ironisnya, mayoritas penduduk muslim ini dibuat sakaw dan hilang ingatan sehingga generasinya bukan generasi terbaik. Padahal Allah Swt menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik dengan syarat mau melakukan dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar. Adapun yang terjadi saat ini, umat Islam menjadi korban karena tidak memiliki pelindung (junnah). Bahkan sistem kehidupannya berbasis pada kapitalisme dan liberalisme dan meniadakan peran agama dari kehidupan. Komplit sudah persoalan narkoba ini yang tiada berujung, meski pemerintah telah membentuk BNN, kader anti narkoba, dan lainnya. Karena upaya itu masih parsial tidak mendasar dan sistemik. Jutaan narkoba diproduksi tiap harinya dan bahkan masuk melalui Indonesia melalui mafia tanpa terendus pihak keamanan.
Begitupun isu terorisme di Indonesia yang dikorbankan secara opini dan nyawa adalah umat Islam. Stigma negatif itu senantiasa dikaitkan dengan kekerasan pemboman fasilitas umum dan pemerintah, serta bom bunuh diri. Naif sekali fitnah keji yang dihembuskan kepada umat Islam. Sehingga umat Islam takut dengan Islam dan simbolnya. Bandingkan dengan kekerasan dan pemboman di Alam Sutra yang ternyata non muslim. Media dan pihak bungkam tidak mengatakan itu tindakan teror, hanya menyebut tindakan kriminal.
Publik pun dibuat was-was dan penuh rasa curiga kepada orang lain, meski itu sesama muslim. Sie Kerohanian Isam di sekolah dan kampus dituding sebagai basis perekrutan dan radikalisasi pemuda. Sekolah dan kampus akhirnya membatasi dan mengawasi kegiatan keagamaan. Sementara itu mereka lupa membiarkan pemuda larut dalam narkoba, miras, dan hedonisme pergaulan bebas.
Aneh memang, seolah-olah negara ini menebar teror yang akhirnya memunculkan teror. Siapa di balik itu semua? Jangan-jangan ini semua proyek sistemis untuk menjauhkan umat Islam dari keislamannya. Serta upaya mengaburkan identitas keislaman dalam kehidupan secara substantif dan praktis. Istilah yang sesungguhnya sudah menjadi maklum dalam Islam seolah aneh. Misalnya syariah, Khilafah, dan Jihad. Mereka ‘meneror’ opini di publik bahwa syariah itu hanya untuk umat Islam, apalagi kehidupan ini multikultural. Khilafah itu ancaman, buktinya ISIS membunuh dan membantai orang yang tidak berdosa. Jihad itu di negara konflik, jika di sini jihadnya dengan belajar, pendidikan, dan pendirian yayasan amal.
Jika ditelaah secara jujur, ketiga istilah itu merupakan hal yang sudah maklum dalam Islam. Tanpa perlu disesatkan maknanya, apalagi dibelokkan. Syariah Islam sesungguhnya sumber segala aturan, baik mengatur manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan dirinya sendiri, maupun manusia dengan manusia lainnya. Kesempurnaan syariah Islam ini tidak semata dalam ibadah, namun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penerapan Syariah Islam itu membutuhkan seperangkat institusi yakni Khilafah. Khilafah adalah suatu kepemimpinan umum bagi kaum muslimin seluruhnya di dunia untuk menegakkan hukum-hukum Syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia . Adapun jihad digunakan oleh Khilafah dalam rangka menyebarkan dakwah ke seluruh penjuru dunia. Jihad merupakan upaya meninggikan kalimat Allah Swt dan berjuang dalam medan pertempuran ketika orang-orang kafir melakukan penyerangan.
Dakwah Islam Kaffah
Pemerintah lupa upaya dalam pencegahan sejak dini dengan pendidikan dan dakwah. Pemerintah baru bereaksi ketika terjadi korban tanpa mau menyelesaikan secara menyeluruh. Dakwah yang dilakukan adalah untuk Islam kaffah yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Dakwah digelorakan di tengah umat untuk senantiasa menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Serta mengikatkannya dengan syariah Islam. Upaya pembentukan BNN, Kader Anti-Narkoba, kampanye damai dunia maya memang bagus. Alangkah lebih bagusnya jika diberengi dengan dakwah Islam kaffah. Dakwah dilakukan untuk membina umat dari aqidah hingga Khilafah. Setelah umat terbina mereka disatukan dalam tim dan kelompok dakwah untuk menyampaikan risalah ini kepada seluruh umat. Sehingga umat ini memiliki peringatan dini dari orang-orang terdekatnya.
Sesungguhnya dakwah Islam kaffah juga upaya memberikan solusi bagi segala masalah umat. Selain dakwah, juga dibutuhkan Khilafah untuk mampu mencegah dan memberikan hukuman bagi pelaku kriminal dan kejahatan yang mereskan umat. Bagi orang tua dan umat, tidak perlu risau. Bukankah kita ingin generasi kita sebagai generasi yang soleh dan solihah? Yuk Ngaji Islam!! Yuk Dakwah!! Yuk Rindu Khilafah!!
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!