Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Juli 2016 13:00 wib
3.560 views
Mungkinkah Mengakhiri Obesitas?
Sahabat VOA-Islam...
Anak merupakan anugerah sekaligus tanggung jawab dari orang tua. Sehingga berbagai kebutuhan anak terutama masalah kesehatan dan tumbuh kembang anak menjadi satu hal yang menjadi perhatian serius bagi para orang tua. Memiliki anak gemuk sekilas terlihat sehat dan menggemaskan, namun orang tua ternyata perlu waspada. Belakangan ini Arya Permana, bocah berusia 10 tahun, menjadi sorotan banyak media massa. Hal ini tidak lain karena bobot tubuhnya yang melebihi batas normal, dan sudah masuk katagori severely obese atau obesitas ekstrem. Dia mengalami kelebihan berat badan hingga bobotnya mencapai 190 kilogram. Arya mengalami kenaikan berat badan secara drastis setelah diketahui sering mengkonsumsi minuman kemasan dan mi instan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, obesitas pada anak merupakan salah satu tantangan kesehatan dunia yang paling serius di abad ke 21. Indonesia sendiri, akhir-akhir ini memasuki permasalahan gizi ganda. Masalah gizi kurang saja belum terselesaikan sepenuhnya, sekarang jusrtu muncul permasalahan gizi berlebih pada anak. Prevalensi obesitas di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 pada anak balita, anak usia 5 - 12 tahun, anak usia 13 - 15 tahun dan anak usia 16 - 18 tahun berturut-turut sebesar 11,9 persen, 8,8 persen, 2,5 persen dan 1,6 persen.
Obesitas merupakan dampak dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah energi yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini akan memberikan banyak dampak negative diantaran kesulitan bergerak, gangguan terhadap perkembangan psikologis dan sosial anak, meningkatkan risiko timbulnya penyakit, seperti kencing manis (DM tipe 2), tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Penelitian juga menyebutkan gangguan pernapasan atau asma juga berisiko lebih besar dialami pada anak obesitas. Semua penyakit tersebut dapat berisiko mengancam kehidupan anak di kemudian hari.
Tentunya peran orang tua terutama ibu sangat penting disini karena kebiasaan makan yang sehat, diawali di rumah. Orang tua harus memahami tentang pola asuh dan kebutuhan nutrisi anak dengan baik. Namun kesibukan bekerja menyita waktu orang tua termasuk para ibu sehingga pengasuhan anak diserahkan pada orang lain. Sehingga menjadi sulit untuk menjalin kedekatan dan komunikasi yang baik dengan anak. Orang tua cenderung tidak ingin direpotkan dan memenuhi segala keinginan anak yang belum tentu baik untuk mereka.
Kurangnya pemahaman orag tua terkait gizi dan tumbuh kembang anak menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Penjagaan pemerintah terhadap mutu makanan anak dan edukasi terhadap orangtua dinilai masih terlalu minim. Selain itu hidup sehat hari ini membutuhkan biaya yang cukup mahal. Seharunya pemerintah mempermudah akses terhadap buah, sayur-sayuran dan makanan sehat lainnya untuk seluruh masyarakat khususnya bagi kawasan berpenghasilan rendah. Dan memberikan jaminan keamanan pangan yang optimal mengingat masih banyaknya praktek curang dalam bisnis makanan yang membahayakan kesehatan.
Kesehatan anak juga masyarakat pada umumnya memang sudah selayaknya menjadi prioritas. Anak adalah generasi penerus yang masa depannya sangat dipengaruhi oleh bagaimana derajat kesehatannya, khususnya saat usia dini. Karenanya merupakan tanggung jawab penuh pemerintah untuk menyediakan layanan kesehatan bermutu dan gratis dan menetapkan kebijakan yang memudahkan dan memurahkan akses layanan kesehatan tanpa pandang bulu.
Kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam mencapai derajat kesejahteraan. Kesehatan hanya bisa diperoleh secara ideal jika masyarakat sejahtera. Karena itu mutlak harus disadari bahwa perbaikan sektor kesehatan, membutuhkan sistem komprehensif yang mendukung ke arah terwujudnya masyarakat sehat, yakni dengan penerapan sistem ekonomi, sistem pendidikan dan penanaman gaya hidup yang berkesesuaian. Dengan membangun kesadaran hidup sehat dari setiap individu, keluarga yang peduli, masyarakat yang teredukasi dan pemerintahan visioner yang mampu mengelola sumberdaya dengan amanah, maka mungkinkah kita menatap masa depan kesehatan yang lebih baik dan mengakhiri obesitas? [syahid/voa-islam.com]
Penulis: Nelsa Kurnia
(Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Prodi Gizi Masyarakat)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!