Rabu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Desember 2017 06:27 wib
3.918 views
Tanah Itu Bukan Milikku, Tetapi Milik Umatku
Oleh: Asmarida. S. Pd. I (Praktisi Pendidikan)
Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina),
karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam.
Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini
dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka.
Yahudi silakan menyimpan harta mereka.
Jika Daulah Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari,
maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya.
Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku
daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Islamiyah.
Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi.
Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup"
(Khalifah Abdul Hamid II, 1902)
Demikianlah kalimat yang diucapkan oleh sorang Khalifah Abdul Hamid II untuk mempertahankan hak umat muslim dengan tidak menyerahkan sejengkal tanahpun kepada kaum yahudi.
Dan saat ini, pada hari rabu tanggal 6 Desember 2017, Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan kepada dunia bahwa Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota pendudukan kaum Zionis. Trump dengan pongah menyatakan :
“However, through all of these years, presidents representing the United States have declined to recognise Jerusalem as Israel’s capital officially. In fact, we have declined to acknowledge any Israeli capital at all. But today, we finally acknowledge the obvious: that Jerusalem is Israel’s capital. This is nothing more, or less, than a recognition of reality. It is also the right thing to do. It’s something that has to be done.”
"Meskipun, selama bertahun-tahun, presiden Amerika Serikat menolak untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel secara resmi. Sebenarnya, kami menolak mengakui ibukota Israel manapun (selain Yerusalem). Tapi hari ini, akhirnya kami mengakui hal yang sudah jelas: bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Ini tidak lebih, atau kurang, daripada pengakuan atas kenyataan. Inilah hal yang tepat untuk dilakukan. Itu adalah sesuatu yang memang harus dilakukan.
Dengan pengakuan yang sangat menyakiti umat Islam sedunia. Sudah seharusnya umat tidak terbuai dan terlelap tidur.
Tidakkah pernyataan itu membangkitkan rasa marah dan sakit. Sehingga amarah itu melahirkan empati dan peduli terhadap agama Allah yang mulia ini. Peduli pada tempat yang telah Allah sucikan dan Allah Swt muliakan. Cukupkah hanya dengan mengutuk perilaku mereka? Cukupkah hanya dengan mengirimkan doa? Cukupkah hanya dengan mengirimkan bantuan makanan, selimut dll?
Tidakkah kita sadar, Khalifah Abdul Hamid II telah memberikan wasiat yang seharusnya kita jalankan. "Tanah itu (Al-Quds) bukan milikku tapi milik umatku". Maka inilah yang patut menjadi perhatian umat muslim, tanah ini bukan hanya milik penduduk Yerusalem, melainkan milik umat Islam seluruh dunia. Jangan biarkan Israel menguasai kiblat suci pertama umat yang terbaik ini.
Umat Wajib Bersatu
Sebagaimana firman Allah Swt :
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Q. S : Al-Imran : 103)
Persatuan umat Islam adalah sebuah kewajiban. Persatuan yang diikat oleh al-Quran dan As-Sunnah. Persatuan yang bisa membentuk kekuatan besar untuk melakukan jihad fi sabilillah membela agama, tempat suci umat muslim dan membela umat seluruh dunia. Karena sejatinya akar masalah Palestina adalah ketiadaan pelindung kaum muslimin dalam bingkai Khilafah.
Inilah perkataan Khalifah Abdul Hamid II"...sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi.Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup"(Khalifah Abdul Hamid II, 1902)
Saatnya kaum muslim menyambut seruan kebangkitan. Bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyah. Nyatalah, Khilafah adalah wa'dullah (janji Allah) cepat atau lambat Allah yang akan memenangkan seluruh ideologi di dunia.
Maka jadilah kita umat yang menjalankan wasiat Khalifah Abdul Hamid II berikrar bersama dalam satu pemikiran terhadap al-Quds :
"Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina),
karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam".
Maka kekuatan itu ada pada penerapan khilafah Islamiyah. khilafah adalah sebuah keniscayaan. Dengannya Allah hinakan kafir la'natullah, Allah hancurkan yahudi dan para pengikutnya. Denganya pula Allah ubah rasa takut menjadi rasa aman pada umat yang beriman. Dan hanya dengan penerapan Khilafah, kesatuan umat akan terwujud. Cukuplah Allah menyatakan dalam Firman-Nya :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik Q.S : An-Nur : 55)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!