Sabtu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 30 Desember 2017 08:52 wib
4.465 views
Ustaz Abdul Somad Mimpi Buruk Bagi Para Pemecah Belah
Oleh: Tatang Hidayat*
Untuk kesekian kalinya kembali terjadi persekusi dan penolakan kepada salah satu Ustaz yang akhir-akhir ini menjadi sosok yang fenomenal di negeri ini, siapa lagi kalau bukan Ustaz Abdul Somad. Belum lama ini beliau ditolak di Bali dengan tuduhan sepihak yang sangat tendensius dan belum dibuktikan kebenarannya.
Kini kembali beliau ditolak di Hongkong bahkan sampai dipulangkan dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Bagaimana tidak, setelah rombongan Ustadz Abdul Somad keluar dari pintu pesawat, beberapa orang yang tidak berseragam langsung menghadang rombongan Ustaz Abdul Somad dan menarik mereka secara terpisah.
Mereka tanya-tanya identitas, pekerjaan, pendidikan, keterkaitan dengan ormas dan politik. Kemudian, lebih kurang 30 menit berlalu, mereka jelaskan bahwa negara mereka tidak dapat menerima rombongan Ustaz Abdul Somad tanpa alasan yang jelas.
Ada apa sebenarnya dengan sosok Ustaz Abdul Somad? Mengapa beliau ditolak, dipersekusi hingga bila perlu dimatikan karakternya? Apakah karena ceramah ustaz ini sangat merusak bangunan kerusakan yang dikerjakan dan didanai sejak lama sehingga ia dipersekusi? Atau karena ceramah ustaz ini selalu menebarkan virus persatuan ditengah agen-agen islamofobia bekerja keras memecah belah dan mengkotak-kotakan umat Islam?
Memang benar dalam tulisan yang berjudul Daya Rusak Ustaz Abdul Somad karya Muhammad Ilham, menjelaskan bahwa daya dobrak Ustaz Abdul Somad sangat mengganggu para setan pemikiran menjadi gemetar, racun-racun informasi yang mereka hidup dan makan darinya tiba-tiba luruh. Umat yang dahulunya pengecut, takut–takut dan rendah diri, ini berani berdiri tampil kehadapan. Pikiran umat terbuka, bahwa selama ini pihak luar bertepuk tangan atas sikap umat ini yang sudah dipelajari yakni suka terpecah. Tapi Ustaz ini muncul, kekuatan yang terserak itu berhimpun.
Maka tidak heran, kehadiran Ustaz Abdul Somad akan menjadi mimpi buruk bagi para kaum pemecah belah. Bagaimana tidak, menurut Muhammad Ilham, para aktor bayaran inlander tetiba akan kehilangan pekerjaannya, mereka resah dan gelisah. Tampak kiamat di depan mata. Bagaimana tidak, jualan–jualan mereka bakal tidak laku, akan sepi, dan tutup, seperit tutupnya banyak toko modern retail belakangan ini.
Di sisi lain, menurut Moeflich Hart selaku Dosen UIN Sunang Gunung Djati Bandung dalam diri Abdul Somad ada kultur NU, ada tradisi Aswaja, ada kemajuan Muhammadiyah, ada nahyi munkar FPI, ada aspirasi para habib, ada penerimaan pada khilafah bahkan ada nuansa salafi-wahabi. Lengkap sudah ulama yang satu ini dan, sekali lagi, bukan mustahil, inilah sosok pemimpin Islam Indonesia masa depan yang selama ini sulit dicari.
Maka tidak heran, bahwa Ustaz ini akan terus menebarkan virus persatuan dan mempersatukan, dan tentunya virus tersebut sangat-sangat mengganggu kaum pemecah belah, dan tentunya kaum tersebut akan berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan karakter ustaz ini. Bila perlu dicari-cari kesalahannya, apalagi kalau bukan tuduhan anti-Pancasila, anti NKRI, intoleran menjadi senjata utamanya.
Namun mengapa tuduhan anti pancasila, anti-NKRI, intoleran dan tuduhan-tuduhan sepihak lainnya yang sangat tendensius seolah-olah tidak berlaku bagi mereka yang justru banyak merugikan negeri ini dan selalu menebarkan provokasi bahkan cenderung akan memecah belah bangsa. Mengapa tuduhan anti Pancasila begitu tajam kepada para Ustadz yang justru berusaha mempersatukan bangsa ini?
Mengapa tuduhan anti-Pancasila seolah tidak terdengar bagi orang yang telah melakukan penodaan agama bahkan sampai kepada ancaman pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh Victor Bungtilu Laiskodat alias Vecky pada 1 Agustus 2017 melalui pidatonya di Nusa Tenggara Timur. Apakah pernyataan Victor tersebut sesuai dengan Pancasila?
Mengapa tuduhan anti-Pancasila begitu lantang kepada ormas Islam yang dalam aktivitasnya belum pernah melanggar hukum bahkan mempunyai solusi untuk kebaikan negeri ini. Namun tuduhan anti-Pancasila seolah tak terdengar kepada oknum ormas Islam yang gemar melakukan persekusi terhadap kegiatan dakwah yang tidak sesuai dengan kelompoknya. Apakah melakukan persekusi atas tuduhan sepihak yang cenderung tendensius dan menunjukkan sikap intoleran sesuai dengan Pancasila?
Mengapa tuduhan anti-Pancasila begitu menggema kepada umat Islam yang ingin menyelamatkan generasi bangsa dari berbagai macam penyakit menyimpang seperti Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) bahkan dituduh intoleran, diskriminatif dan tuduhan sepihak lainnya yang cenderung sangat tendensius. Namun mengapa tuduhan anti Pancasila, intoleran, diskriminatif seolah tidak terdengar bagi mereka para pendukung dan pembela LGBT. Apakah perilaku LGBT sesuai dengan Pancasila?
Lain hal lagi dengan orang-orang yang gemar menjual berbagai macam aset negara, menjadi para penghianat bangsa sehingga memudahkan asing dan aseng menjarah kekayaan negeri ini, para koruptor, para pembuat kebijakan yang menimbulkan banyaknya kebijakan yang menyengsarakan rakyat, apakah sikap seperti itu sesuai dengan Pancasila? Mengapa tuduhan anti-Pancasila tidak berlaku bagi mereka? Apakah tuduhan tersebut menjadi bebas hanya karena tebar pesona "Saya Indonesia Saya Pancasila".
Sebenarnya tuduhan anti-Pancasila yang saat ini kembali menggema dituduhkan kepada para ustaz yang istiqomah menyeru dalam kebaikan, dalam hal ini yang menimpa Ustaz Abdul Somad malah bisa menjadi berkah dan blunder besar bagi mereka yang menuduh tersebut. Bagaimana tidak, tuduhan anti-Pancasila kepada Ustaz Abdul Somad dijawab oleh umat dengan semakin banyaknya undangan kepada beliau. Contohnya setelah dipulangkan dari Hongkong, beliau diundang ke Aceh bahkan sampai disambut gegap gempita.
Seharusnya ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa penolakan yang terjadi kepada para Ustadz dengan tuduhan sepihak bahkan cenderung tendensius justru akan semakin mengokohkan umat ini. Bahkan bukan sesuatu yang mustahil jika di masa yang akan datang justru akan semakin banyak Ustadz yang merindukan dirinya ditolak dan dipersekusi, karena semakin banyak yang menolak, justru ustaz tersebut akan semakin dicintai umat.
Ini semua bisa terjadi tentunya di luar logika akal manusia, bagaimana bisa yang awalnya bertujuan untuk menolak dan menghancurkan karakter Ustaz Abdul Somad, namun ternyata beliau semakin banyak diundang dan dicintai umat.
Ini semua tidak terlepas dari campur tangan Allah SWT, karena jika semua kekuatan jin dan manusia bersatu untuk menghancurkan karakter Ustaz Abdul Somad, namun jika Allah SWT tidak berkehendak, maka semua itu tidak akan terwujud sampai kapan pun.
Dakwah yang dilakukan Ustaz Abdul Somad dalam rangka menebarkan virus persatuan pasti akan selalu dijegal oleh kaum pemecah belah, dan kehadiran beliau tentunya akan menjadi mimpi buruk bagi mereka. Oleh karena itu, alangkah baiknya bagi kita untuk selalu merenungkan pesan Ustaz Bachtiar Nasir selaku Ketua GNPF Ulama saat menyikapi kejadian yang ada di Garut belum lama ini.
Kepada semua pihak jangan terprovokasi, jangan merasa terintimidasi, tetaplah bersaudara, dahulukan ukhuwah dan nomor sekiankan kepentingan pribadi dan kelompok. Jangan pernah putus asa untuk bersatu. Bersatulah karena pasti Allah akan menolong kita. Dan kalau Allah sudah tolong kita tidak akan pernah ada yang bisa pecah belah kita.
Kita buat iblis putus asa dalam rangka memecah belah kita. Dan jangan biarkan setan berada di shaf antara kita semua. Rapatkan barisan dan kita buat setan-setan itu merintih. [syahid/voa-islam.com]
*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!