Jum'at, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Agutus 2019 02:21 wib
5.418 views
Film Dalam Dakwah dan Edukasi Islam
FILM merupakan salah satu industri yang sudah ada sejak lama dan terus berkembang dengan seiring berjalannya waktu. Tidak hanya sebagai sebuah media hiburan, film juga seringkali dijadikan sarana dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terutama para generasi muda. Tidak heran dengan penyajian yang cukup apik melalui visual, audio, dan jalan cerita menjadikan film akan dengan mudah untuk memikat hati para audience. Hal ini bahkan didukung oleh BKKBN (antaranews.com, 11/07/19) yang menyatakan bahwa dengan adanya film membantu menggambarkan realitas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Namun, di sisi lain industri film bisa menjadi boomerang dalam pembentukan kepribadian masyarakat. Bagaimana tidak? Film yang ada saat ini sarat dengan budaya-budaya maupun cara pandang Barat yang bertentangan dengan Islam sehingga tidak tepat jika dengan mudahnya menjadikan film sebagai sarana edukasi. Lebih tepatnya justru menjadi sarana sekulerisasi. Di samping itu, tidak adanya pengawasan dan kepastian pesan tersirat apa yang tersampaikan kepada audience, apakah bernilai positif atau justru memberikan suatu pemahaman lain (negatif) ke alam bawah sadar mereka?
Sudah banyak deretan film-film garapan negeri ini yang bisa kita jadikan contoh, mulai dari “Dilan” hingga “Dua Garis Biru”, kebanyakan dari film-film tersebut menyasar remaja, namun, film yang dijadikan sebagai sarana edukasi tersebut justru menyediakan konten-konten yang mengaruskan kepada pergaulan bebas ala Barat. Bahkan tidak jarang muncul petisi menanggapi fenomena-fenomena seperti ini. Dilansir dari detik.com (01/05/19), Gerakan Profesionalisme Mahasiswa Keguruan Indonesia (Garagaraguru) menggagas petisi di Change.org dikarenakan mereka menilai bahwa beberapa scene di trailer film “Dua Garis Biru” menunjukkan situasi pacaran remaja yang melampaui batas yang bisa mempengaruhi masyarakat, terutama para remaja untuk meniru apa yang dilakukan di film.
Memang seperti yang kita ketahui, food, fun, fashion, dan film (F4) merupakan celah untuk masuknya produk liberal sekulerisasi berupa aktivitas, budaya, maupun cara pandang yang bertentangan dengan syariat Islam. Hal ini digunakan oleh Barat secara terus menerus untuk perlahan-lahan merusak generasi penerus masa yang akan datang. Mereka dijauhkan dari Islam sebagai pedoman hidup mereka dan dicekoki dengan kesenangan-kesenangan dunia yang melalaikan. Mereka dibuat menjadi individualis dan apatis terhadap persoalan-persoalan yang ada bahkan mereka pun tidak menyadari apa yang sedang menimpanya.
Kondisi kerusakan ini perlu menjadi perhatian khusus bagi semua pihak. Tidak hanya pengawasan dari keluarga terutama orangtua, tapi perlunya pemastian dan pengawasan dari negara terhadap sistem edukasi dan konten-konten yang disuguhkan kepada masyarakat. Realitas saat ini menunjukkan bagaimana pengaruh arus liberalisasi dengan mudahnya masuk karena diterapkannya sistem demokrasi-kapitalisme buatan manusia yang melanggengkan kebebasan-kebebasan tanpa batasan yang jelas, yang justru merusak masyarakat yang hidup di dalamnya.
Padahal, telah ada Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebagai agama syamil wa kamil, Islam mengatur seluruh hubungan masyarakat baik terkait hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesama manusia, termasuk di dalamnya megngatur bagaimana posisi film dan bagaimana sistem edukasi dalam Islam. Bahkan Allah telah memperingatkan, “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Al-Mai’dah [5] : 49).*
Ayu Ocky
Mahasiswa Aktivis Dakwah
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!