Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 27 September 2019 05:05 wib
5.440 views
Mesak'ke Bapak
Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Menyimak kata yang bernada imbauan sekaligus harapan dari Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko yang berharap kepada masyarakat dan mahasiswa yang berujuk rasa harus punya empati kepada presiden karena saat ini presiden sedang menghadapi banyak masalah.
Mencermati imbauan dan pengharapan tersebut di atas, penulis mengibaratkannya bagai imbauan kepala staf rumah tangga di rumah yakni ibu rumah tangga yang kebetulan beranak 9 orang anak dan semuanya laki-laki yang usia masing-masing tidak terpaut jauh dan baru menginjak remaja.
Tiap hari anak-anak selalu bikin ramai di dalam kehidupan keluarga, ada yang saling gulat-gulatan, tinju-tinjuan dan pokoknya suasananya selalu gaduh, suasanya sunyi kalau sudah waktunya tidur.
Suatu hari anak-anak seperti biasanya pulang sekolah kalau ngumpul ya membuat suasana gaduh di rumah. Saat sedang asyik-asyiknya bergulat-gulatan antara adik dan kakak, tiba-tiba kepala staf keluarga yakni Emaknya bocah menghentikan kegaduhan anak-anak seraya mengatakan dalam bahasa jawa "mesak'ke Bapak (kasihan Bapak) lagi banyak masalah kalian jangan gaduh saja.
Pengibaratan di atas merupakan permintaan ibunda kepada anak-anaknya agar anak-anak mau mengerti kesusahan yang sedang di hadapi ayahnya.
Imbauan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko kepada para mahasiswa yang berunjuk rasa nyaris serupa tapi tak sama dengan ibunda kepada anak-anaknya. Serupa dari sisi imbauannya, tak sama karena yang unjuk rasa adalah mahasiswa yang punya daya kritis yang masih murni terhadap tata kelola negara.
Jangan-jangan karena yang berunjuk rasa adalah mahasiswa ditambah lagi anak-anak sekolah yang dianggap masih bocah maka imbauanya disamakan dengan anak-anak yang masih ingusan.
Mesak'ke Bapak (kasihan Bapak) presiden yang sedang banyak menghadapi masalah tentu menjadi tantangan tersendiri para pejabat di lingkaran kekuasaan untuk segera mencari penyelesaiannya.
Cara-cara represif menghadapi unjuk rasa mahasiswa dan anak-anak sekolah tidaklah menyelesaikan masalah, bahkan jika sampai terjadi salah seorang pengunjuk rasa saja jadi korban meninggal dikhawatirkan akan dapat memicu gerakan yang lebih besar dan meluas.
Cermat, bijak dan beradablah cara menghadapi pengunjuk rasa yang mudah-mudahan suasana bisa kembali kondusif.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!