Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.338 views

Ajaran Islam untuk Ditaati, Bukan Diseleksi

ALLAH Swt. berfirman dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 256 yang artinya: “Tidak ada paksaan dalam memeluk agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara kebenaran dan kesesatan ...” Ibnu Katsir menyatakan, “Tidak ada yang dipaksa untuk memeluk agama Islam karena telah jelas dan tegas tanda dan bukti kebenaran Islam, sehingga tidak perlu lagi memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam. Orang yang diberi hidayah oleh Allah untuk menerima Islam, lapang dadanya, dan dicerahkan pandangannya, sehingga ia memeluk Islam dengan alasan yang pasti. Namun, orang yang hatinya dibutakan oleh Allah dan ditutup hati serta pandangannya, tidak ada manfaatnya memaksa mereka untuk masuk Islam.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Sebagian orang salah dalam memahami ayat ini sehingga terjebak dalam pemahaman pluralisme agama. Mereka menganggap bahwa semua agama itu benar dan Islam bukanlah agama yang paling benar. Pemahaman seperti itu adalah kesalahan yang fatal bagi seorang Muslim. Karena Islam mengajarkan konsep tauhid bukan konsep pluralisme. Dan Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah Swt. harus diyakini secara utuh oleh setiap Muslim. Karena itu pula, tidak ada pilihan lain bagi setiap Muslim kecuali terikat dengan syariat Islam sebagai bentuk konsekuensi dari keimanan kita kepada Allah Swt. Seperti firman Allah Swt. dalam surat al-Baqarah ayat 208 yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”

Namun di zaman penuh fitnah saat ini, syariat Islam yang seharusnya dilaksanakan secara utuh, malah diseleksi seperti “hidangan” dalam sebuah jamuan makan, yang disukai akan dipilih dan yang dibenci tidak diambil. Setiap orang bebas memilih sesuai selera masing-masing. Sungguh sesat pemikiran seperti ini. Mirisnya, Muslim yang menginginkan ketaatan secara utuh (kaffah) akan dicap sebagai Muslim yang telah terpapar radikalisme. Lagi-lagi hal ini akan menguatkan propaganda islamophobia yakni ketakutan dan kebencian terhadap Islam serta ajarannya. Akibatnya, tidaklah dipungkiri umat Islam akan semakin menjauhi ajaran agamanya yang paripurna dan keterikatan terhadap syariat Islam pun akan semakin melemah.

 

Stop, Menyudutkan Ajaran Islam!

Image buruk terhadap ajaran Islam pun sengaja dipropagandakan di tengah masyarakat. Seperti, penggunaan istilah kafir yang dianggap dapat menyinggung pemeluk agama lain di luar Islam. Alasannya, penggunaan kata kafir dinilai terlalu keras dan dapat menimbulkan ketidakharmonisan antar umat beragama. Sungguh ini alasan yang tidak masuk akal. Padahal kita tahu bahwa istilah kafir merupakan istilah umum dalam ajaran Islam, bahkan disebutkan hingga lebih dari 390 kali dalam al-Quran yang merupakan firman Allah Swt. 

Jihad sebagai salah satu puncak amalan Islam, rencananya pun akan dihapus oleh Kemenag dari mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Alasannya, kata Kemenag, supaya Islam tidak lagi selalu dikait-kaitkan dengan perang, juga supaya anak-anak didik memiliki toleransi yang tinggi kepada pemeluk agama lain. Pertanyaannya, ada apa dengan sejarah perang Rasulullah Saw.? Ada apa dengan ayat-ayat tentang Jihad? Bukankah Jihad bagian dari syariat Islam? Usulan untuk menghilangkan atau menutupi sebagian dari sejarah perjuangan Rasulullah Saw. merupakan gagasan yang sangat menyakitkan, apalagi hal itu disampaikan oleh pejabat Muslim. Gagasan ini pun berbahaya karena menganggap ajaran Islamlah yang menumbuhkan benih-benih radikalisme. Alih-alih membela Islam malah mereka terjebak ke dalam paham sekulerisme.

Bagaimana jika akhirnya generasi muda Islam tidak lagi mengenal sejarah perang Rasulullah Saw. dan ayat-ayat jihad? Sudah dapat dipastikan mereka akan asing dengan itu semua, bahkan menganggap bahwa hal itu bukan berasal dari Islam karena tidak pernah mereka pelajari sebelumnya. Bukankah sikap seperti itu akan mengubah orisinalitas ajaran Islam? Ajaran Islam yang paripurna menjadi tidak dikenal karena telah direduksi keberadaannya. Seharusnya umat Islam khususnya generasi muda mempelajari dan memahami sejarah kehidupan Rasulullah Saw. dari lahir sampai dengan wafatnya. Bukan malah ditutupi bahkan dibuang dari khasanah keilmuwan Islam. Sebab, sejarah kehidupan Rasulullah Saw. -baik dalam perkataan, perbuatan, dan diamnya, beliau Saw.- adalah bagian dari syariat Islam yang harus dijadikan pedoman dan teladan bagi kehidupan setiap Muslim.

Wajar jika Saad bin Abi Waqas ra. pernah berkata, sebagaimana dinukil dalam Kitab Nûrul Yaqîn:

 

كُنَّا نُعَلِّمُ أَوْلاَدَنَا سِيْرَةَ الرَّسُوْلِ وَ مَغَازِيْهِ كَمَا نُعَلِّمُهُمْ الْقُرْآنَ

“Sungguh kami mengajari anak-anak kami Sirah Rasul dan peperangan-peperangan beliau sebagaimana kami mengajari mereka al-Quran.”

Sejak dahulu umat Islam mempelajari sejarah kehidupan Rasulullah Saw. tanpa pengurangan sedikitpun. Mereka juga tidak pernah dikenal sebagai umat yang mencintai kekerasan dan membuat kerusakan, apalagi memiliki pemahaman radikalisme karena itu bukan ajaran Islam. Bahkan sebaliknya, umat terdahulu mampu menghadirkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Mereka mampu meninggikan kemuliaan Islam di antara bangsa-bangsa lain tanpa penindasan karena jihad bukanlah penjajahan.

Islamophobia yang semakin menguat tak luput menuding Khilafah sebagai ancaman bagi negeri ini. Bahkan Pemerintah melalui Menkopolhukam mengaku akan menggodok aturan, yang intinya akan mengkriminalkan individu yang tetap mendakwahkan Khilafah. Sungguh itu adalah gagasan yang sesat karena telah menentang risalah yang diturunkan oleh Allah Swt.

Khilafah sesungguhnya bukanlah istilah asing dalam khasanah keilmuwan Islam. Menurut Wahbah az-Zuhaili, “Khilafah, Imamah Kubra dan Imarah al-Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.” (Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 9/881). Karena merupakan istilah Islam, Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam sebagaimana shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya. Apalagi menegakkan Khilafah adalah wajib menurut syariat Islam. Bahkan Khilafah merupakan mahkota kewajiban. Pasalnya, tanpa Khilafah sebagian besar syariat Islam di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, pemerintahan, politik, politik luar negeri, hukum/peradilan, dan yang lainnya terabaikan.

Berkaitan dengan itu Imam al-Haitami menegaskan: “Sungguh para Sahabat—semoga Allah meridhai mereka—telah bersepakat bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah zaman kenabian berakhir adalah wajib. Bahkan mereka menjadikan upaya mengangkat imam/khalifah sebagai kewajiban paling penting. Faktanya, mereka lebih menyibukkan diri dengan kewajiban itu dengan menunda (sementara) kewajiban menguburkan jenazah Rasulullah Saw.” (Al-Haitami, Ash-Shawâ’iq al-Muhriqah, hlm. 7). Dan para imam mazhab (yang empat) telah bersepakat bahwa Imamah (Khilafah) adalah wajib (Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala al-Madzâhib al-Arba’ah, 5/416).

Menjadi hal yang wajar bukan bila umat Islam memperjuangkan tegaknya Islam sebagai bentuk ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya? Dan suatu yang wajar pula bila umat Islam mendakwahkan Khilafah agar Islam tegak secara sempurna? Seperti yang telah dicontohkan oleh para sahabat Rasul Saw. dan sesuai dengan pesan beliau Saw.: “Kalian wajib berpegang teguh dengan sunahku dan sunah para Khalifah Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku. Gigitlah sunah itu dengan gigi geraham.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

 

Cintai Ajaran Islam

Mencintai seluruh ajaran Islam adalah konsekuensi keimanan seorang Muslim. Seorang Muslim tidak boleh mencintai sebagian ajaran Islam, tetapi membenci sebagian lainnya. Menerima sebagian syariat Islam, tetapi menolak sebagian yang lain. Menjalankan sebagian amalan Islam, tetapi anti terhadap sebagian amalan Islam yang lain.

Mencintai seluruh ajaran Islam adalah bagian dari totalitas mencintai Allah Swt., sementara mencintai Allah Swt. merupakan konsekuensi keimanan seorang Muslim. Allah Swt. berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 165 yang artinya: “Orang-orang beriman amat dalam cintanya kepada Allah.”  Mencintai Allah Swt. tentu harus dibarengi dengan mencintai Rasulullah Saw., kekasih-Nya. Kecintaan kepada Rasulullah Saw. juga merupakan konsekuensi keimanan seorang Muslim. Rasulullah Saw. sendiri yang menyatakan demikian: “Belum sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai ia menjadikan aku lebih dicintai dari kedua orangtuanya, anaknya dan seluruh manusia.” (HR al-Bukhari).

Ketika umat Islam mencintai ajaran Islam secara kaffah maka Islam rahmatan lil ‘alamin dapat terwujud. Kemuliaan Islam akan dirasakan keberkahannya oleh seluruh penduduk bumi –bukan oleh umat Islam saja- karena ajaran Islam secara keseluruhannya diterima dan diamalkan dalam kehidupan. WalLâhu alam bi ash-shawâb.*

Mastufah, S. Kom.

Ibu Rumah Tangga Peduli Generasi Muda

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X