Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.939 views

Budaya Tabayyun, Solusi Konstruktif Cegah Hoaks di Era Milenial

 

Oleh: 

Fauziah Ramdani

Ketua Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia

 

PERNAHKAH suatu hari kita membaca informasi, mendengar cerita dari mulut ke mulut, atau menikmati  sajian dunia maya dengan segala kompleksitasnya lalu setelah itu sadar atau tidak kita hanyalah satu diantara sekian banyak  korban hoaks informasi?

Atau pernahkah suatu waktu kita disibukkan dengan ‘postingan-postingan’ mengejutkan yang padahal adalah drama (settingan) belaka?

Apa yang terjadi dewasa ini di era 4,0  cukup memprihatinkan. Kecanggihan teknologi-informasi tidak jarang menjadi faktor perpecahan di kalangan internal umat Islam bahkan menjadi pemecah belah keutuhan negara. Bayangkan saja, seseorang hanya dengan  modal potongan video yang di-framing sesuai kehendak personal atau kelompok misalnya, maka orang yang tak sama pemahamannya dengan begitu mudah menyebarluaskannya atau memviralkannya di media sosial hingga akhirnya  bisa menimbulkan kegaduhan publik.

Fenomena dizaman modern yang semakin tersebar dan merambat hampir keseluruh lapisan masyarakat setelah hadirnya media sosial begitu kompleks. Media sosial memang bukanlah ‘barang baru’  bagi masyarakat urban hari ini. Media sosial diakui seiring bertambahnya usia dunia tidak jarang menjadi  produk terbaik namun kehadirannya menjadi polemik. Padanya kita bisa menemukan jutaan hiburan, informasi dan lika-liku kehidupan dengan hanya sekali klik saja, juga sekaligus padanya kita bisa menonton, membaca dan mendengar ragam kejadian yang justru hanyalah dusta semata. 

Itulah mengapa tidak sedikit yang menggunakannya  untuk meraup keuntungan  walau harus menghalalkan berbagai cara, bertindak destruktif, merusak pilar-pilar kehidupan manusia atas nama materi, prestise dan  persaingan kehidupan. Mereka yang disebut pelaku penyebar berita bohong (hoax) tentu saja telah banyak melanggar undang-undang hukum pidana juga asasinya mereka  menabrak banyak  rambu-rambu norma Ilahi yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.

Hari ini kita begitu mudah menemukan kasus-kasus  disosial  media  yang notifikasi kondisinya  hampir sama, dimana  Informasi yang tersebar  bersifat bohong atau dusta dan tidak mengandung unsur klarifikasi (tabayyun).  Apa saja fenomena  akan menjadi  viral, terkenal dan menjadi pusat perhatian para pengguna sosial media. Seorang anak kecil bisa saja viral karena nyanyiannya, seorang ibu bisa saja viral karena pekerjaan yang digelutinya ,seorang belia bisa saja viral karena  hobinya dan masih begitu banyak  kejadian-kejadian yang seolah menjadi suatu kondisi luar biasa karena  lihainya penyebar berita melakukan framing berita. IItulah bukti konkret ketika kecanggihan teknologi-informasi tak diiringi dengan adanya semangat  tabayyun (klarifikasi) hingga akhirnya yang ada hanyalah fitnah dan adu domba.

Tabayyun merupakan proses  mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Kita meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya. Tabayyun sangat dibutuhkan di zaman yang penuh fitnah ini.  Sejatinya tabayyun diera hari harus menjadi karakter unggul.Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan tabayyun adalah memeriksa dengan teliti dan yang dimaksud dengan tatsabbut adalah berhati-hati dan tidak tergesa-gesa, melihat dengan keilmuan yang dalam terhadap sebuah peristiwa dan kabar yang datang, sampai menjadi jelas dan terang baginya.”  (Fathul Qadir, 5:65).

Seorang yang memperoleh berita hoaks, tidak mudah mengurai berita tersebut hingga menjadi pembicaraan lanjutan masyarakat dunia maya. Apa yang bisa kita lakukan? Kita seharusnya menelisik terlebih dahulu pada apa yang akan disebarkannya. Melakukan tabayyun atau chek and rechek terhadap segala informasi, menguji kebenaran konten sebuah berita, menelesuri sumber berita, melakukan klarifikasi, serta membandingkan sebuah berita yang disebarkan oleh satu sumber dengan sumber-sumber yang lain. Menghimbau kepada  penikmat media sosial untuk tidak membicarakan berita atau informasi yang belum jelas asal-usulnya. Dengan begitu sebenarnya masyarakat telah menutup pintu rapat-rapat dari peluang masuknya berita atau pun informasi hoax di lingkungan masing-masing. Mendiamkan berita yang tidak jelas, adalah tindakan tepat untuk memutus mata rantainya supaya tidak tersebar luas.

Nabi  shallallahu’alaihi wasallam pun juga pernah mengingatkan dalam riwayat Baihaqi bahwa: “Kehati-hatian adalah dari Allah dan tergesah-gesah adalah dari setan.”

Beragam kisah bisa kita temukan dari para Sahabat Nabi shallallahu’alaihi wasallam  akan terawatnya spirit tabayyun  dizamannya. Suatu saat khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu mendapat laporan wanita yang berbuat zina. Beliau lalu memerintahkan untuk merajamnya. Di tengah perjalanan, seorangpetugas rajam bertemu dengan Ali. Ali bertanya mengenainya kemudian melepaskan tangan wanita itu dari mereka. Dilaporkanlah peristiwa itu kepada Umar Radhiyallahu ‘anhu. Dan beliau berkeyakinan bahwa tidak mungkin Ali melakukan itu tanpa alasan. Alhasil, setelah diklarifikasi wanita ini bukanlah wanita biasa, Ia adalah wanita gila dan kemungkinan ada yang memperkosanya. Akhirnya, keputusan pun dicabut. (HR. Ahmad)

Adapula kisah Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah yangdidatangi seseorang  melaporkan suatu (keburukan) seseorang. Umar tak langsung menerimanya tapi berkomentar, “Kami akan menunggu terlebih dahulu perkaramu, jika kamu berdusta maka kamu masuk pada ayat “jika datang kepadamu orang fasik dengan suatu berita maka tabayunlah” (QS. Al-Hujurat [49]: 6) dan jika kamu benar, maka kamu masuk dalam ayat “yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,” (QS. Al-Qalam [69]: 11). “Jika kamu mau, maka kami akan memaafkanmu.” Lalu orang itupun meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. (Adz-Dzammar, Tashfiyah al-Quluub min Adraan al-Auzaar, 107).

Apa Yang bias kita petik dari kisah tersebut diatas? Semoga kita mampu menjadi pengguna sosial media yang bijak dan ramah terhadap berita informasi yang hadir disekeliling kita, mampu menahan diri untuk tidak turut andil menyebar berita dusta tanpa adanya tabayyun (klarifikasi) terlebih dahulu,sehingga terwujud ketentraman hidup. Aamiin. Wallahua’lam.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X