Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Februari 2020 10:06 wib
5.545 views
Virus Itu, Bukan Corona
Oleh :
Ana Nazahah, Revowriter Aceh
SIAPA tak gelisah dengan wabah virus Corona. Hingga Rabu (12/2/2020), terdapat 44.911 kasus terjangkit virus corona. 1.115 orang di antaranya meninggal dunia. Hal itu berdasarkan data yang dihimpun Johns Hopkins University Center for Systems Science and Engineering (JHU CCSE). (
tirto.id).
Dikutip
cnn.com ada 25 negara yang sudah melaporkan kasus virus corona atau COVID-19 hingga 12 Februari pukul 14.00 WIB, diantaranya adalah negara tetanga seperti Malaysia dengan 18 kasus, dan Singapura 47 kasus. Sementara Indonesia sampai hari ini masih aman dan belum ada kasus terdeteksi.
Semoga berita tersebut benar adanya. Dan Allah SWT menjauhkan kita dari virus mematikan tersebut. Yang sampai sekarang belum ditemukan vaksin maupun obatnya. Hanya saja, kita patut selalu waspada. Terhadap virus lain yang bercokol di negeri kita. Virus yang tidak kalah bahayanya dengan Corona.
Pasalnya virus ini seperti sengaja dibiarkan. Ditumbuhkembangkan. Hingga masif dan represif sekali pergerakannya. Menyerang sendi-sendi kehidupan. Sehingga umat merasa terancam. Virus itu tidak lain adalah Islamophobia.
Ya, Islamophobia adalah ancaman nyata di negeri kita. Meski para penebar paham Islamophobia mengaku tak phobia agama. Nyatanya, tindakan mereka justru menunjukkan sebaliknya. Virus berbahaya ini, kini tengah menggerogoti umat. Mengancam eksistensi bangsa.
Islamophobia terdiri dari dua kata, Islam dan phobia, yaitu sikap ketakutan berlebihan pada Islam dan kaum Muslim. Istilah ini sudah ada sejak 1980an, namun populer pasca runtuhnya gedung WTC (World Trade Center) dan Menara Pentagon di New York Amerika Serikat, pada serangan 11 September 2011.
Runtuhnya gedung kembar tersebut menjadi cikal bakal lahirnya proyek besar WOT (War On Terorism). Setelah itu terjadilah perang besar-besaran terhadap Al-Qaeda, yang digadang-gadang sebagai dalang dari tragedi yang menelan korban lebih kurang 3000 jiwa.
Sejak hari itu, diskriminasi terhadap Muslim pun terjadi. Wabah virus Islamophobia meliputi dunia Barat. Lantas menjangkiti dunia Islam secara luas. Tak ketinggalan di Nusantara, negara yang mayoritas penduduknya Muslim ini pun terpapar virus Islamophobia. Hingga menimbulkan kontroversi. Mengacaukan persatuan dan kesatuan. Membuat resah umat berbangsa dan beragama.
Bagaimana tidak meresahkan? Jika ajaran Islam dimonsterisasi. Adzan berupa panggilan untuk menghadap Tuhan, disebut gangguan. ASN dilarang bercadar dan celana cingkrang. Majlis taklim, sebagai sarana dakwah diawasi. Ajaran khilafah dan jihad di buku-buku pelajaran dihapuskan. Bahkan mereka mengharamkan sistem pemerintahan ala Nabi.
Ada banyak sekali agenda Islamophobia di negeri ini. Di tengah kebingungan wacana terowongan silaturahmi mesjid dan gereja, muncul pula statment dari ketua BPIP yang menohok hati. Yudian Wahyudi mengatakan bahwa agama adalah musuhnya Pancasila. Sungguh pernyataan tendesius, penuh benci yang keluar dari seorang dosen yang pernah membuat gaduh publik ini, -akibat meloloskan desertasi zina mahasiswanya.
Selain itu pemahaman liberal pun kian disuburkan. Ulama yang hanif dipersulit ceramahnya. Dipersekusi dan diancam. Kajiannya dibubarkan. Sementara paham sesat feminisme difasilitasi, kampanye "NoHijabDay" dibiarkan. Penghina mesjid dan yang merusaknya bebas berkeliaran. Sangat mudah mereka lepas dari jerat hukum. Dengan alasan gila, stres dan semacamnya.
Begitulah, umat Islam menjadi "Mayoritas rasa minoritas". Disudutkan dan dihinakan. Suaranya tak lagi didengar. Akibat virus Islamophobia, sekulerisasi pun terjadi di seluruh lini kehidupan. Hingga kaum Muslim yang terjangkiti virus ini, kehilangan jati diri. Ini lebih bahaya dari virus mematikan sekalipun.
Islamophobia sejatinya adalah agenda Barat. Perang terhadap Islam dan kaum Muslim. Kita dapati seluruh agenda penyebaran ide-ide liberal yang merusak Islam adalah bagian dari program WOT. Targetnya, umat jauh dari Islam. Karena Barat sadar, kekuatan umat Islam, ada pada pengamalan syariat yang padanya mengandung kemaslahatan.
Islam adalah agama yang konfrehensif. Bukan hanya sekedar agama ruhiah, Islam adalah satu-satunya ideologi yang paling sempurna. Landasan hidup yang bersumber langsung dari Sang Pencipta manusia. Di dalam Islam terdapat problem solving bagi seluruh masalah yang ada. Baik itu persoalan individu, masyarakat, bahkan negara.
Islam inilah yang ditakuti Barat dan musuh-musuh Islam lainnya. Karena mengancam keberlangsungan penjajahan, hegemoni politik dan ekonomi . Karena itu mereka 'membunuh' eksistensi Islam (penghalang) lewat virus Islamophobia. Agar kita tetap berada di bawah komando mereka. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.
Oleh karena itu, virus Islamphobia wajib ditangani serius. Umat harus lebih cerdas lagi, melawan virus ini dan memusnahkannya dari akar. Dengan cara membongkar propaganda busuk Barat dan musuh-musuh Islam. memahamkan umat akan bahaya Islamophobia, dan pentingnya hidup sesuai syari'at. Sudah saatnya, Islam menang melawan kebatilan.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!