Sabtu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Maret 2020 19:49 wib
4.231 views
Derita India Derita Kita
Oleh:
Anna Ummu Maryam, Pegiat Literasi Aceh
YASMIN, ibu tiga anak berusia 35 tahun, memegang tasbihnya yang berwarna biru dan putih ketika dia menunggu di kamar mayat sebuah rumah sakit untuk mengambil mayat abang iparnya yang babak belur. Dia baru saja kehiangan saudaranya yang seorang penduduk di lingkungan New Delhi. Kisah ini ditulis Stephani Findlay dan Ami Kazmin dari (Financialtime.com, 28 /2/2020).
India memanas karena bentrokan yang menyebabkan umat Muslim terpinggirkan dan mengalami kekerasan. Lebih dari 30 orang tewas dan menjadi sorotan belahan dunia lainnya,
Merespons hal itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU akan menyambangi Kedutaan Besar India di Jakarta. Mereka ingin meminta penjelasan kronologi peristiwa sebenarnya.
"Silaturahim antara PBNU dan Kedubes India untuk mencari tahu duduk soal sampai perkembangan terakhir seperti apa," kata Wakil Sekjen PBNU, Masduki Baidlowi dalam acara talkshow di Jakarta, Jumat(Viva.Com,28/02/2020).
Muslim Minoritas Selalu Tertindas
Mungkin itulah sedikit gambaran atas konflik yang memanas antara muslim Minoritas di India dengan orang Hindu yang berada di sana. Tentu adalah sebuah kesedihan yang mendalam karena keadilan tak kunjung didapatkan.
Tragedi berdarah di New Delhi, India lamtaran buntut disahkan UU Kewarganegaraan yang praktiknya meminggirkan umat Muslim. UU ini mengatur dan memperbolehkan warga non Muslim asal Bangladesh, Pakistan, dan Afganistan yang masuk ke India secara ilegal untuk menjadi warga negaranya.
Lahirnya UU ini karena dipelopori partai penguasa India beraliran nasionalis Hindu yaitu Bharatiya Janata Party (BJP). Padahal umat Islam lebih dulu tinggal disana namun pada kenyataannya kewarganegaraan mereka dipersulit.
Negara Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan pemerintahan India. Tentu selayaknya sebagai salah seorang pemimpin yang beragama Islam perlu memberikan sikap akan tragedi yang menimpa umat muslim disana.
Hal ini senada dengan ungkapan Pengamat Politik dan Sosial Muhammad Yunus Hanixs " Indonesia bisa menggunakan pengaruhnya di dunia internasional mengecam pembantaian muslim di India.Indonesia bisa menggalang negara-negara muslim untuk mengecam India,” papar Yunus.( SuaraNasional.com, 01/03/2020)
Bahkan Komisi 1 meminta pemerintah untuk membawa kerusuhan India ke PBB (Nasional.Kompas.com, 29/02/2020)
Saat muslim terbunuh atas ketidakadilan maka Hak asasi Manusia (HAM) diam. Saat muslim tertindas dan t dianiaya HAM juga bungkam. Mengapa demikian?. Bukankah setiap korban berhak mendapat perlindungan dan keadilan.
Kita harus ingat bahwa persaudaraan dalam Islam bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang terluka maka bagian lain akan menghentikan penyebab luka tersebut. Tak terkecuali negeri negeri muslim dibelahan dunia lainnya harusnya juga dapat mengambil sikap dalam upaya membantu.
Ormas Islam dan penguasa muslim hendaknya tak usah basa basi dan merekomendasi berujung pada diplomasi barat. Yang tentu saja hal ini sangat jauh dari menunjukkan sikap pembelaan kepada sesama muslim.
Konflik begitu mudah terjadi dan darah begitu mudah tertumpah. Ini semua berawal dari penerapan sistem diluar Islam yaitu kapitalis demokrasi liberal yang diterapkan pada suatu negeri.
Sistem ini menjadikan kebebasan sebagai asas perbuatan manusia sehingga peraturan lahir dari akal manusia yang terbatas lagi lemah. Dengan akal yang lemah ini pula menimbang baik dan buruk sehingga wajar tak didapatkan ketenangan dalam hidup.
Peraturan mudah berganti seiring siapa yang duduk di kursi. Keadilan menjadi amat sulit didapatkan sehingga hukum rimbalah yang diterapkan manusia.
India Sejahtera Dengan Sistem Islam
India adalah satu negara tertua di dunia, penduduknya yang padat dan beragamnya budaya disana. Islam telah menyebar dengan pesat di india. Hal ini terbukti dengan banyak nya para sultan dan peninggalan Islam serta banyaknya ulama-ulama yang lahir dari sana.
Penerapan islamlah yang dilaksanakan disana yang membuat semua agama dapat hidup berdampingan. Islamlah aturan yang melahirkan kedamaian. Dimana dalam pandangan Islam haram hukumnya menumpahkan darah manusia jika dia tidak bersalah.
Islam adalah agama yang unik karena memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah seperti :
Pertama, dalam pertumpahan darah maka berlaku hukum qisas.
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah: 179)
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنفَ بِالْأَنفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ ۚ فَمَن تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهُ ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (Taurat) bahwasanya jiwa( dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qishashnya.” (al- Maidah: 45)
Kedua, menegakkan keadilan dan kebenaran.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu supaya kamu dapat mengambil pelajaran. – (Q.S An-Nahl: 90)
Ketiga, tolong menolong pada sesama muslim.
ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2].
Keempat, menasehati orang zalim
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
انْصُر أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظلُو مًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنصُرًُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالََ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau sedang teraniaya. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat zhalim?” Beliau menjawab: “Dengan menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya.” [HR. al-Bukhâri]
Ketiadaan sistem Islam telah membuat darah tertumpah tanpa salah. Keadilan tak pernah terjamah dan keamanan sangat sulit didapatkan. Hanya dengan mengembalikan sistem Islam ala manhaj Nabi Muhammad Saw lah maka segala permasalahan manusia dapat diselesaikan dengan tuntas dan benar.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!