Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.325 views

Angka Kematian Dihapus, Harapan Pandemi Tuntas Semakin Pupus?

 

Oleh: Amma Muiza

*(Praktisi Kesehatan)

Akhir-akhir ini, publik dicemaskan dengan langkah "berani" pemerintah menghapus angka kematian dari indikator penentuan level PPKM. Penghapusan angka kematian ini, selain dikhawatirkan menimbulkan rasa aman yang semu, lebih dari itu, hal ini dapat berimbas pada kesalahan pengambilan kebijakan. Ujungnya, pandemi semakin lama bercokol di Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com (10/8), Pemerintah resmi menghapus angka kematian pasien Covid-19 dari indikator penentuan level PPKM. Menurut Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi, langkah tersebut ditempuh sebab ditemukan penumpukan input data kematian. Masih menurut Jodi, hal ini dapat menimbulkan bias saat menganalisis situasi pandemi sehingga kesulitan menilai perkembangan situasi di satu daerah.

Dengan adanya keputusan tersebut, maka paling tidak dalam dua pekan ke depan angka kematian tidak jadi pertimbangan dalam mengevaluasi PPKM level 3 dan 4 di sejumlah daerah. Artinya, kelanjutan PPKM setelah 16 Agustus mendatang hanya berdasarkan indikator lain yang meliputi keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate, BOR) di RS rujukan Covid-19, kasus konfirmasi Covid-19, perawatan di RS, tracing, testing dan kondisi sosio-ekonomi masyarakat.

Sementara itu, para Ahli Epidemiologi menyayangkan keputusan tersebut. Menurut Windhu Purnomo, jumlah kematian harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengendalian pandemi. Senada dengan Windhu, Dicky Budiman juga menyatakan tidak semestinya indikator kematian dihilangkan. Sebab angka kematian merupakan indikator valid untuk menilai derajat keparahan situasi wabah.

Fakta Kematian dalam Data

Kebijakan pemerintah  menghilangkan indikator angka kematian sudah sepatutnya menjadi tanda tanya berbagai pihak. Sebab hal ini ditetapkan justru saat kondisi pandemi di Indonesia jauh dari status aman. Setidaknya dalam sepekan terakhir, jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, mencapai 12.054 kematian. Dengan total kasus di Indonesia yang mencapai 3.774.155 dan menyebabkan 113.664 orang meninggal dunia.  Kenaikan kasus selalu diikuti dengan kenaikan angka kematian (12/8).  

Data yang diambil dari Kemenkes (10/8) tampak total kematian di bulan Juli, sebanyak 35.628, meningkat 350% dibandingkan bulan Juni. Bahkan, data yang terhimpun di awal bulan Agustus ini, angka kematian sejumlah 16.500, sudah lebih tinggi dibandingkan kematian di tiap bulan, dari Januari-Juni 2021.

Sementara jika dilihat dari tingkat kematian (Case Fatality Rate, CFR), CFR Indonesia mencapai 2.97%. Hal ini menunjukkan bahwa tiap 100 kasus Covid-19 ada hampir 3 orang meninggal dunia. CFR Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi selama 2021, lebih tinggi dari CFR Asia bahkan dunia (Ourworldindata, 10/8).

Indikator Yang Harus Ada

Dengan paparan data kematian yang sedemikian tinggi, semestinya ada upaya serius untuk menurunkan angka kematian ini bukan malah menghapusnya. Keputusan pemerintah untuk menghapus indikator angka kematian ini tidak sesuai dengan kaidah akademis pengendalian pandemi. Hal ini dapat berakibat fatal, sebab kebijakan pengendalian Covid-19 tidak lagi berdasarkan data yang seharusnya. Sehingga perbaikan data Covid-19,  termasuk di dalamnya data kematian, menjadi vital untuk dilakukan.

Angka kematian merupakan salah satu indikator yang sudah semestinya ada dalam setiap pelayanan kesehatan. Dalam terminologi pandemi, keberhasilan pengendalian pandemi sangat berhubungan dengan indikator angka kematian. Semakin tinggi angka kematian berarti sektor hilir penanganan pandemi masih buruk. Sehingga negara harus berupaya melakukan evaluasi dan penanganan pandemi yang lebih baik.

Sektor hulu penanganan pandemi adalah sisi promosi dan pencegahan sementara sektor hilir adalah kemampuan fasilitas kesehatan menangani sisi kuratif. Angka kematian yang rendah akan menjadi bukti perbaikan di sektor hilir penanganan pandemi. Jika indikator tersebut dihilangkan, tentu evaluasi penanganan dan pengendalian pandemi menjadi absurd.

Jika pemerintah bersikeras menghapus angka kematian dengan dalih input data, permasalahan data Covid-19 sebenarnya bukan baru-baru ini terjadi. Tidak hanya kematian, kasus harian Covid-19 juga sebenarnya bertumpuk dan tidak real time. Sejak tahun lalu, persoalan data sudah menjadi masalah yang tidak kunjung usai.

Pertama, data kasus baru hingga kasus kematian akibat Covid-19 disinyalir masih banyak yang under reported. Tersebab lemahnya testing dan tracing di Indonesia. Kedua, sistem pengelolaan data juga belum terintegrasi. Data di situs pemerintah kota/kabupaten, provinsi, dan pemerintah  pusat berbeda. Ketiga, persoalan sumber daya manusia. Masih banyak ditemukan di beberapa daerah, pengumpulan dan pengiriman data yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, bukan tenaga perdata khusus.

Agar Harapan Tidak Pupus

Harapan usainya pandemi dapat diukur salah satunya dengan indikator angka kematian.  Agar harapan tidak pupus, seyogiyanya seluruh indikator dari sektor hulu hingga hilir diberlakukan. Lebih dari itu, hal yang dapat membuat seluruh sektor berjalan maksimal, yaitu sistem dan regulasi yang tepat dibutuhkan. Tanpa sistem yang tepat, penanganan pandemi seperti panggang jauh dari api.

Dunia sudah membuktikan sengkarut penanganan pandemi akibat sistem saat ini yang tidak mendukung. Diperlukan sistem alternatif yang akan mampu mengayomi setiap langkah kebaikan penanganan pandemi. Adalah sistem Islam, sebagai salah satu solusi alternatif yang layak diperhitungkan. Sistem yang memadukan petunjuk ilahiah dan saintek mutakhir. Sistem yang menjadi harapan atas siapa pun yang ingin pandemi berakhir. Wallahu a'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: cnn indonesia

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Health lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News
Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 20:28

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Kamis, 28 Mar 2024 15:37

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

Kamis, 28 Mar 2024 08:36

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Rabu, 27 Mar 2024 21:01

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Rabu, 27 Mar 2024 18:00

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

Rabu, 27 Mar 2024 17:15

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

Rabu, 27 Mar 2024 16:29

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Rabu, 27 Mar 2024 07:22

Puasa Jangan Lemas!

Puasa Jangan Lemas!

Rabu, 27 Mar 2024 07:09

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Selasa, 26 Mar 2024 22:15

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Selasa, 26 Mar 2024 21:20

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Selasa, 26 Mar 2024 17:12

'Israel' Derita Lebih Dari 3.600 Korban Tewas Atau Terluka Sejak Dimulainya Perang Di Gaza

'Israel' Derita Lebih Dari 3.600 Korban Tewas Atau Terluka Sejak Dimulainya Perang Di Gaza

Senin, 25 Mar 2024 12:34

Tentara Zionis Israel Perkosa Wanita Palestina Di Rumah Sakit Al-Shifa Sebelum Bunuh Mereka

Tentara Zionis Israel Perkosa Wanita Palestina Di Rumah Sakit Al-Shifa Sebelum Bunuh Mereka

Senin, 25 Mar 2024 09:43

Turunnya Angka Pernikahan, Tanda Masyarakat Makin Cerdas?

Turunnya Angka Pernikahan, Tanda Masyarakat Makin Cerdas?

Senin, 25 Mar 2024 02:20

Kota Layak Anak, benarkah Solusi Persoalan Anak?

Kota Layak Anak, benarkah Solusi Persoalan Anak?

Senin, 25 Mar 2024 02:01


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X