Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Maret 2013 09:21 wib
9.471 views
Tolak Pemimpin Kafir, Umat Islam Solo Menyiapkan Gubernur Muslim
SOLO (voa-islam.com) – Langkah politik yang harus dilakukan oleh umat Islam Solo Raya untuk jangka panjang adalah menyiapakan sosok atau figur pemimpin muslim yang amanah, jujur dan siap membela kepentingan Islam dan kaum muslimin. Perangkat lain yang harus disiapkan adalah “operator-operator” dan komunikasi politik yang diterjunkan langsung ke masyarakat, khususnya lapisan bawah dan menengah.
“Dalam beberapa tahun kedepan, umat islam Solo harus dipimpin oleh pemimpin muslim sesuai dengan kesepakatan tadi. Juga harus dihindari, agar tidak terjadi pergantian ditengah jalan. Kita harus mempersiapkan kepemimpinan muslim di masa mendatang,” ujar Pakar Hukum Konstitusi, Dr. Aidul Fitri Ciada, SH. MH yang juga anggota Dewan Khubaro’ (Dewan Pakar) Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).
Dosen Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta ini menambahkan, jalur hukum yang harus ditempuh umat Islam adalah dengan cara mengajukan amandemen UUD yang berlaku saat ini, tentang peraturan sistem pemilihan kepemimpinan, baik ditingkat daerah maupun pusat.
Menurutnya, dengan sistem yang ada saat ini, dimana pemilu atau pemilukada dilakukan secara langsung, maka akan menimbulkan potensi korupsi, karena sistem yang ada sekarang ini sarat dengan money politik dan hanya akan mendapatkan sosok pemimpin yang hanya mengedepankan citra semata.
Meski sosok figur sangat penting, namun itu bukan tujuan prioritas. Namun, jika calon pemimpin yang mengajukan dirinya sebagai Bupati atau Gubernur, dimana proses pemilihannya sampai harus mengeluarkan dana milyaran dan bahkan triliyunan, lalu ia akan berpikir bagaimana kan memperoleh kembali dana yang sudah dikeluarkan itu. Maka peluang korupsi itu bisa terjadi.
Lebih jauh Aidul Fitri mengatakan, pada saat pemilihan Jokowi (ketika itu), ada kesan bahwa parpol Islam yang mengajukan dan mengusung Jokowi “bermain mata” dengan penguasa saat ini. Tapi yang membuat para ulama di Solo waktu itu agak kecewa kepada parpol islam yang mengusung Jokowi adalah adanya sebuah “pengkhianatan” dari kesepakatan yang sudah dijalin. Jangan lupa juga, Jokowi saat itu didukung oleh dua partai islam waktu itu, PAN dan PKS. [Bekti]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!