Kamis, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Januari 2015 15:01 wib
10.747 views
MUI: Mengapa Presiden Pilih Mantan Raja Judi Jadi Wantimpres?
JAKARTA (voa-islam.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempertanyakan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melantik Jan Darmadi sebagai salah satu anggota dewan pertimbangan presiden (wantimpres), apa pasalnya?.
Karena Jan diketahui memiliki rekam jejak sebagai pendiri program Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) yang merupakan kedok perjudian pada era 70-an.
Bukan hanya dari unsur partai politik, Jan Darmadi juga disebut-sebut sebagai "Raja Judi". Dia merupakan pemilik beberapa tempat perjudian di Petak IX, Copacobana, Lofto Fair Hailal dan Jakarta Theater kala perjudian dilegalkan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin. Selain itu, dia juga terlibat dalam Porkas dan SDSB, judi bermodus undian di masa Orde Baru.
Wasekjen MUI, Tengku Zulkarnaen, mengatakan pelantikan Jan tidak masuk akal. Karena ia telah memiliki citra buruk dalam sejarah Indonesia.
"Saya tidak mengerti mengapa presiden memilih Jan yang pernah jadi raja judi," jelasnya saat dihubungi ROL, Selasa (20/1).
Ia menambahkan, pengangkatan Jan sebagai anggota wantimpres akan sangat berpengaruh bagi pemerintah. Dikhawatirkan kebijakan yang diambil pemerintah nantinya akan menjurus ke arah yang kurang baik. "Dari puluhan juta orang Indonesia, apakah tidak ada yang lebih baik dari Jan Darmadi?" kata dia.
Menurutnya, sebaiknya Jokowi memilih orang yang berkriteria baik dan bersih demi kepentingan bangsa Indonesia. Presiden dapat melihat seseorang baik atau tidak dengan melihat rekam jejaknya.
Selanjutnya, Zulkarnaen menyarankan agar masyarakat terus mempertanyakan alasan Jokowi memilih orang yang salah. Sedangkan, orang yang lebih kompeten untuk menjadi anggota Wantimpres masih banyak.
Surya Paloh: Jan Darmadi Sudah Tepat
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menegaskan pelantikan kadernya sebagai Wantimpres sudah tepat. Kata Paloh, latar belakang Jan di dunia perjudian tidak perlu diperdebatkan lagi. "Tak ada yang perlu dikontroversikan.Dia tokoh yang biasa. Jarang bicara. Sudah tepat," kata Paloh di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta, Rabu 21 Januari 2015.
Paloh menjelaskan, masa lalu Jan saat berbisnis perjudian berbeda dengan kondisi saat ini. Saat itu, kata Paloh, perjudian yang dikelola keluarga Jan dilegalkan oleh pemerintah.
"Pak Jan 45 tahun lalu, waktu kamu belum lahir. Jadi tak bisa membandingkan kondisi waktu itu dengan sekarang. Tantangan beda. Waktu itu legal," ujar Paloh.
Selain itu, menurut Paloh, perjudian menjadi pemasukan yang besar untuk daerah. Termasuk, perjudian yang dikelola Jan Darmadi. "Pendapatan untuk membangun kota Jakarta waktu itu," ujarnya.
Jan yang menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Nasdem itu tercatat sebagai pendiri PT Jakarta Setiabudi Internasional yang memiliki sederet properti mentereng. Propertinya antara lain, Hotel Mandarin, Mercure Ancol, Jakarta Theater dan Setiabudi Building.
Jokowi, "Jangan sampai kau bilang raja judi tidak apa-apa, asal tidak korupsi." [ahmed/ROL/vv]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!