Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Agutus 2023 16:21 wib
6.214 views
Kekurangan Makan 3 Hari Di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Sidoarjo Gugat Kemenag RI Rp1,1 Miliar
SIDOARJO (voa-islam.com) - Pelaksanaan ibadah haji 2023 lalu sempat diwarnai oleh kekecewaan para jemaah asal Indonesia.
Sejumlah jemaah dilaporkan mengalami kekurangan makanan.
Hal ini membuat seorang jemaah haji asal Sidoarjo, Jawa Timur bernama Prayitno Slamet Haryono menggugat Kementerian Agama RI.
Prayitno adalah jemaah haji embarkasi Surabaya kloter 17.
Dia menjalani ibadah haji pada periode 30 Mei 2023 sampai 11 Juli 2023.
Ia melayangkan gugatan perdata senilai Rp1,1 miliar terhadap Kemenag RI karena menilai pelayanan haji 2023 buruk.
Menurutnya, Kemenag bertanggung jawab memberikan fasilitas kepada setiap jemaah haji ketika berada di Arab Saudi.
Seperti penginapan, makanan hingga transportasi.
Dalam pengakuannya, Prayitno menyebut bahwa dirinya tiga hari tidak mendapat jatah makanan di Mekkah.
Gugatan perdata Rp 1,1 miliar terhadap Kemenag sudah diajukan ke Pengadilan Negeri Sidoarjo.
Prayitno mengaku, jemaah haji kloter 16 dan 17 tidak mendapatkan cukup makanan saat di Mekkah.
Berdasarkan ceritanya, Prayitno tidak mendapat makanan pada 26 Juni, 2 Juli, dan 4 Juli 2023.
Dari yang seharusnya mendapatkan tiga kali jatah makanan, Prayitno mengaku dirinya menerima makanan pada malam hari.
Kronologi Kejadian
Prayitno Slamet Haryono membeberkan kronologi kejadian dirinya tak mendapat jatah makanan selama tiga hari tersebut.
Awalnya Prayitno menceritakan soal makanan sederhana yang didapatnya selama ibadah haji.
Ia mengaku mendapatkan makanan berisi orek tempe, tahu dan orek telur dan terkadang nasi kuning.
Namun, ia mengaku saat itu ia menganggapnya sebagai ujian dan dirinya bersabar.
“Jadi di sana kita ketawa-ketawa aja, kita anggap cobaan hidup,” ujarnya, dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (22/8/2023).
Lalu, ketika di Mekkah dirinya mendapat pengumuman dari petugas kloter.
Petugas mewanti-wanti kloternya tidak mendapatkan jatah makanan tiga hari.
Saat itu, pihaknya hanya mendapat penjelasan tidak mendapatkan jatah makanan dengan alasan katering sedang fokus untuk Arafah dan Mina.
Ia mendapat informasi tersebut seminggu sebelum tidak mendapatkan jatah makanan tersebut.
“Jadi cuma itu aja, gak ada penjelasan nanti kita diganti oleh katering lain atau menu roti atau menu lain. Jadi gak dapat jatah makan, titik, ternyata gak ada gantinya,” ujarnya.
Saat di Mudzalifah rencananya mereka akan dijemput oleh panitia menuju Mina setelah shalat subuh.
Namun kenyataannya setelah pagi hingga siang mereka belum kunjung dijemput.
Bahkan dirinya dan jemaah haji lainnya menunggu dan tidak mendapatkan jatah makan sarapan bahkan makan siang.
Mereka akhirnya baru dijemput pada pukul 11 siang yang kala itu matahari terik menyengat.
Ia menceritakan ada banyak jemaah haji lansia terutama pingsan, bahkan dirinya pun dehidrasi.
“Itu sampai pukul setengah 2 baru beres penjemputan ke Mina, saya sendiri mengalami dehidrasi. Karena pagi tidak dapat sarapan, terus sampai diangkut pukul 11 itu belum dapat jatah makan siang, sampai di Mina itu pun tidak dapat makan siang,” paparnya.
Ia baru mendapatnya makannya itu pada pukul 5 sore, yang merupakan jatah makan malam.
“Jadi selama pagi sampai siang kita gak dapat jatah makanan. Akhirnya banyak yang masuk angin,” ungkapnya.
Prayitno juga mengaku dirinya sempat mengalami gangguan kesehatan saat diangkut bis.
Ia mengaku bahkan dirinya hanya bisa tidur sambil berdiri di dalam bis.
Dengan alasan itulah ia menggugat Kemenag minta Rp150 juta kerugian materil dan Rp 1 miliar kerugian imateril. (TRB)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!