JAKARTA (voa-islam.com) - Kementerian Agama menyelamatkan arsip-arsip penting terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji yang selama puluhan tahun tersimpan di gudang penyimpanan Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah, Arab Saudi, lewat digitalisasi dokumen.
Dokumen-dokumen tersebut mencatat sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia di masa lampau, namun sebagian di antaranya mengalami kerusakan dan kehilangan akibat perpindahan lokasi kantor.
"Dokumen KUH sangat penting bagi kajian akademik terkait sejarah penyelenggaraan haji maupun diplomasi Indonesia dan Saudi," ujar Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurahman dalam keterangan di Jakarta, Senin (11/08/2025).
Lokakarya digitalisasi dokumen digelar di Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi, pada 10–12 Agustus 2025.
"Salah satunya adalah dokumen model pelayanan haji pada masa syekh, sebelum era muassasah dan syarikah seperti sekarang," kata dia.
Ia menjelaskan konservasi arsip dilakukan melalui tiga tahap utama, yakni inventarisasi, klasifikasi, dan digitalisasi.
"Pertama, kita lakukan inventarisasi untuk mengenali dan menandai dokumen. Lalu dilakukan klasifikasi tematik dan kronologis. Tahap akhir adalah digitalisasi dengan perangkat dan teknik khusus," katanya.
Praktisi transformasi digital Hadi Rahman menambahkan digitalisasi ini akan dikelola dalam kerangka manajemen pengetahuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat diakses secara lebih luas dan berkelanjutan.
"Hasil digitalisasi ini akan berguna untuk riset akademik dan juga sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan," ujarnya.
Hadi yang juga Koordinator Program DREAMSEA (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia) menjelaskan bahwa inisiatif ini menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan dokumenter Indonesia di luar negeri. (ANT)