Rabu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Juli 2014 08:46 wib
14.643 views
Mujahidin asal Libya Pulang Kampung dari Irak dan Suriah untuk Perangi Jenderal Khalifa Haftar
BENGHAZI, LIBYA (voa-islam.com) - Para mujahid Libya yang berjihad di Suriah dan Irak sedang kembali ke negaranya untuk melawan milisi yang dipimpin mantan jenderal pemberontak Khalifa Haftar, yang baru-baru ini telah muncul sebagai ancaman serius bagi kelompok Islam di negara itu, sumber keamanan dan militer mengatakan kepada Asharq Al-Awsat.
Pengungkaptan itu datang setelah para mantan pejabat Libya menyatakan kekhawatiran akan serangan yang diperkirakan dari kelompok Islam dalam upaya untuk mengambil alih ibukota, Tripoli.
"Kelompok Islamis telah memutuskan untuk membawa pulang mujahidin Libya yang mereka telah dikirim ke Suriah dan Irak untuk mengontrol Tripoli pada [Kamis], terutama setelah mereka kalah dalam pemilihan parlemen," klaim satu sumber keamanan, yang berbicara dengan Asharq Al-Awsat pada kondisi anonimitas.
Di antara pasukan yang diperkirakan untuk ambil bagian dalam serangan itu adalah milisi Perisai Libya-sebuah kelompok milisi yang berbasis di kota Misrata yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, Ansar Al-Sharia yang terlait Al-Qaidah dan para mujahidin asing yang datang ke Libya setelah revolusi 2011.
"Ini adalah situasi yang berbahaya," kata seorang pembantu mantan Perdana Menteri Libya Ali Zeidan yang juga berbicara kepada Asharq Al-Awsat pada kondisi anonimitas. "Kedua belah pihak [Islamis dan Haftar] tampaknya akan mempersiapkan diri untuk pertempuran yang dapat terus berlangsung untuk waktu yang lama."
Pengumuman ini juga menyusul laporan bahwa mujahid Aljazair terkenal Mokhtar Belmokhtar telah memindahkan markas operasinya dari Mali ke Libya selatan awal tahun ini.
"[Belmokhtar] adalah komandan [mujahidin] di segitiga perbatasan dekat Chad dan Aljazair," kata sumber keamanan lain kepada Asharq Al-Awsat, juga berbicara pada kondisi anonimitas.
Ketegangan antara Haftar dan kelompok Islam dimulai pada bulan Februari, ketika mantan perwira tentara pemberontak itu mencoba untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan transisi Libya yang dikendalikan Ikhwanul Muslimin, berjanji untuk memerangi kelompok Islam.
Tentara Nasional Libya pimpinan Haftar yang berkekuatan 6.000-pasukan menyerbu parlemen yang berbasis di Tripoli pada bulan Mei, setelah bentrokan antara pasukan tersebut dan mujahidin di Benghazi.
Sumber yang sama mengatakan Tentara Nasional Libya Haftar telah merekrut dan melatih ribuan sukarelawan muda, selain pengikut yang ada dari militer Libya yang baru lahir, yang telah memungkinkan dia untuk mengambil kendali dari sejumlah pangkalan militer, lapangan helikopter militer dan pesawat dalam kampanye melawan mujahidin.
Sebagai tanggapan, mujahidin memperkuat barisan mereka dengan memanggil pulang para pejuang mereka telah dikirim ke Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir, sumber itu mengklaim.
Sementara itu di tengah kekerasan yang terus berlanjut di negara itu hampir 2.000 pemimpin suku Libya bertemu di sebuah konferensi di kota Warshefana, selatan Tripoli, Selasa.
Menurut sumber-sumber keamanan Libya senior yang berbicara kepada Asharq Al-Awsat pada kondisi anonimitas, Khalifa Haftar telah berkoordinasi dengan suku-suku sejak awal tahun ini dalam upaya untuk membangun sebuah front bersatu melawan Islam.
Haftar tampaknya telah menyadari bahwa ia tidak bisa melawan mujahidin tanpa bantuan dari suku-suku dan kesepakatan untuk bantuan mereka diyakini telah ditengahi oleh mantan pejabat Libya di pengasingan, kata sumber itu. (st/aa)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!