Rabu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Mei 2015 22:05 wib
9.868 views
Dianggap Lumrah, Pelacuran Pun Dikenakan Pajak
JAKARTA (voa-islam.com)- Dengan dalih ingin mengendalikan prostitusi di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama berencana menerapkan pajak bagi pria-pria ‘hidung belang’. Ahok, sapaan akrabnya beralasan bahwa dengan banyaknya pria yang ‘hidung belang’ pemasukkan pajak DKI Jakarta akan naik signifikan.
Selain itu, ia berkeyakinan dengan diterapkannya pajak, para pria yang “memakai” jasa pelacur akan berkurang sendirinya, tentunya dengan pajak yang ditetapkan detinggi-tingginya.
Kalau dia bisa pakai cewek selama 3 jam kemudian bayar Rp80 juta sampai Rp200 juta, kan berarti penghasilannya lumayan tuh," ujar Ahok, Selasa (12/05/2015) seperti yang dikutip dari Viva.
Ahok mengatakan bahwa cara ini telah digunakan oleh Swedia. Di mana Negara tersebut dapat menekan angka pelacuran karena diterapkannya pajak.
"Itu cara yang dipakai oleh Pemerintah Swedia. Di sana ada list-nya laki-laki yang suka pakai jasa PSK. Mereka bisa ditarikin pajak. Bagi saya dari praktik prostitusi itu yang penting kalau memungkinkan pajaknya dipunguti," ujar Ahok.
Di lain tempat, pengajar Antropolog di Universitas Padjajaran, Bandung mengungkapkan bahwa gejala yang terjadi bukanlah fenomena baru. Sebagai contoh pada zaman Hindia-Belanda telah ada prostitusi yang melibatkan artis.
“Kayak seniman, Lekong, Nyai-nyai yang pandai berseni musik atau menyanyi dan lain sebagainya. Jadi bukan gejala baru lah,” kata dia sebagaimana yang dikutip dari Republika, Selasa (12/05/2015).
Akan tetapi, fenomena yang terjadi ini tidak saja terjadi di Indonesia. Di Jepang pun peristiwa ini pernah terjadi. “Geisha itu kan ada tiga tingkatan. Tingkat yang paling tinggi itu mereka yang harganya paling mahal dan mereka yang paling tahu seni-seni tradisional Jepang. Dan tidak sembarang orang bisa menjadi Geisha,” tambah dia.
Sebelumnya, pada hari Sabtu (09/05/2015) aparat kepolisian Jakarta Selatan menangkap mucikari yang dianggap menjajakan para artis untuk “dinikmati” oleh pria ‘hidung belang. RA diyakini sebagai mucikari kelas kakap karena menyodorkan tarif yang luar biasa bagi pelanggannya. Tidak tanggung-tanggung, tarif yang dipatoknya melampaui angka 200 jutaan/perempuan (baca: artis). (dbs/Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!