Senin, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Januari 2015 16:47 wib
33.109 views
Kristiane Backer: Jatuh Bangun Mencari Suami Muslim yang Taat
Kristiane Backer adalah mantan VJ MTV Eropa yang sangat terkenal di kalangan anak muda era 90an. Mualaf asli Jerman ini mengalami apa yang banyak dirasakan oleh muslimah secara umum yaitu susahnya mencari suami yang salih. Setelah patah hati karena di-PHP oleh laki-laki Pakistan yaitu Imran Khan, Kristiane malah melabuhkan cinta pada Islam.
Bagaimana tidak patah hati, harapan yang diberikan oleh Imran Khan begitu indah tapi kemudian ternyata ia malah menikah dengan perempuan barat lainnya. Ketika Kristiane diajak pulang kampung ke Pakistan, sambil menikmati indahnya pemandangan alam, Imran berbisik lembut pada perempuan yang berada dalam pelukannya, ?Di sinilah tempatmu yang sesungguhnya.? Hati perempuan mana yang nggak kelepek-kelepek, coba?
Oya, harap diketahui bahwa Imran Khan ini meskipun berasal dari negeri Muslim dan beragama Islam tapi gaya hidupnya tak beda jauh dengan selebriti yang suka gaul bebas. Bahkan laki-laki yang nantinya menjadi politisi Pakistan ini sempat dijuluki sebagai playboy karena sering berganti pasangan.
Sempat depresi dengan kehilangan selera makan dan terkena ruam kulit, Kristiane bangkit. Ia memaknai kepergian Imran dari dirinya adalah cara Tuhan untuk mengenalkan cinta sejati yang sesungguhnya yaitu cinta Ilahi. Ia yang semula ragu untuk masuk Islam, sepeninggal Imran bukannya menjauh ia makin tekun mempelajari Islam dan jatuh cinta padanya.
...Ia memaknai kepergian Imran dari dirinya adalah cara Tuhan untuk mengenalkan cinta sejati yang sesungguhnya yaitu cinta Ilahi....
Keluarga dan teman-temannya heran. Bagaimana mungkin setelah disakiti oleh pria muslim, Kristiane Backer yang dipuja oleh banyak orang di dunia malah memilih Islam dengan sadar. Islam sebagai agama yang dianut oleh laki-laki yang membuatnya patah hati. Dengan sabar Kristiane menjelaskan bahwa ia menemukan Islam untuk dirinya sendiri. Imran hanyalah pintu yang membukakan jalan, selanjutnya ia sendirilah yang memilih jalan Islam dengan penuh keyakinan.
Dalam perjalanan keislamannya, muslimah mualaf ini merindukan sosok suami muslim yang salih. Ia sempat masuk ke dalam daftar tahunan Little Black Book yang disusun oleh majalah mewah kalangan atas Tatler. Daftar itu memuat dirinya sebagai seratus lajang paling layak pilih di London. Uniknya, kata pengantar untuk nama Kristiane Backer adalah siapa pun yang menginginkan perempuan ini, laki-laki itu harus mengubah cara bicara dan perilakunya seperti orang yang rajin ke masjid.
Walhasil, setelahnya banyak pria-pria yang mengontak dirinya dan serius melamar. Bukan sembarang pria, tapi mereka ini adalah kalangan mapan dan sukses dalam kriteria umum. Sayangnya, Kristiane tidak terkesan. Laki-laki STd alias Standard ini pada lari tunggang-langgang ketika perempuan cerdas ini mengajak bicara tentang Islam dan menekankan bahwa yang diinginkannya adalah pernikahan bukan pacaran. Keren.
Ini adalah salah satu cara Kristiane untuk menyaring para pelamar dan ketika ia tidak menyukai seseorang. Kalau laki-laki tersebut tidak menyerah, maka ada satu tahapan lagi yang harus dilalui. Laki-laki itu harus memiliki iman (alias harus mau masuk Islam), idealisme, dan nilai yang sama dengan dirinya. Jika masih tidak menyerah juga, Kristiane siap dengan beberapa buku tentang Islam untuk dibaca laki-laki tersebut agar persepsi dan pemahaman mereka bisa sama tentang dasar agama Islam.
Dari sinilah, Kristiane menyadari bahwa yang menjadi pendampingnya bukanlah laki-laki barat umumnya. Dia ingin laki-laki yang seiman. Perjalanan cinta mengantarkannya pada sosok laki-laki mualaf keturunan Austria yang pernah ditemuinya di Mesir. Alfred namanya. Dia pernah mengajar Sastra Jerman di Universitas Al Ahzar kemudian bekerja di satu televisi Jerman. Usianya beberapa tahun lebih tua daripada Kristiane, fasih berbahasa Arab, wawasannya luas, berpemikiran terbuka dan minatnya besar pada Islam.
Kristiane merasa langsung klik. Ngomong apa pun nyambung. Apalagi Alfred adalah sosok yang santun, ramah dan cerdas. Setiap ngobrol, mereka sering membicarakan tentang Islam. Kesamaan budaya dan latar belakang keluarga, berbicara bahasa yang sama, mencintai alam dan profesi yang serupa, membuat benih-benih cinta itu tumbuh. Segalanya terasa begitu cocok. Betapa pun tertariknya mereka satu sama lain, tak ada yang bisa dilakukan kecuali ngobrol. Karena mereka berdua sama-sama meyakini bahwa sebagai muslim, tak boleh ada hubungan fisik sebelum menikah.
...Karena mereka berdua sama-sama meyakini bahwa sebagai muslim, tak boleh ada hubungan fisik sebelum menikah...
Lelah melajang, Kristiane pun langsung mengiyakan ketika Alfred melamarnya. Mereka menikah di London. Dua bulan kemudian, Kristiane terbang ke Mesir dan mulai mengenal lebih dalam tentang dunia kerja suaminya. Makam-makam para raja, kuil-kuil, piramida, gurun pasir dan batu-batu serta benda kuno sebagai harta karun arkeologis adalah dunianya. Di sinilah Kristiane menghadapi kenyataan sesungguhnya, bahwa di balik kesamaan mereka, perbedaan itu sangat besar.
Susah bagi keduanya untuk menyesuaikan betapapun mereka berusaha. Kristiane yang dinamis dan penuh semangat, Alfred yang introvert dan pendiam. Kristiane yang melajang hingga usia mendekati kepala empat, Alfred yang hidup dalam suasana berkeluarga sejak awal usia 20 tahun. Kristiane yang tak bisa hidup di Mesir, Alfred yang tak bisa hidup di London. Dengan berat hati, pernikahan tersebut harus berakhir.
Sedih iya tapi tidak patah hati bagi kegagalan cintanya kali ini. Kristiane masih semangat untuk mencari suami yang seiman. Sayangnya, mayoritas laki-laki muslim yang ditemuinya lebih memilih perempuan dari suku atau bangsanya sendiri. Paling tidak, perempuan yang sejak lahir muslim lebih disukai daripada dirinya yang mualaf dan berkulit putih serta mandiri.
Impian Kristiane untuk menikah dengan laki-laki muslim yang salih tak padam. Setelah berhaji, ia menemukan titik terang dalam jodohnya. Segan pada awalnya, tapi akhirnya situs perjodohan eksklusif via internet menjadi pilihan. Tak butuh waktu lama, situs tersebut bisa menemukan seseorang yang cocok bagi Kristiane. Hisham adalah seorang jurnalis asli Maroko yang tinggal lama di Amerika Serikat.
...Impian Kristiane untuk menikah dengan laki-laki muslim yang salih tak padam. Setelah berhaji, ia menemukan titik terang dalam jodohnya...
Bertukar foto dan mengobrol via email, Kristiane merasa cocok. Selain dunia kerja yang menjadi kesamaan mereka, kenyataan bahwa Hisham adalah muslim yang menunaikan salat dan puasa membuat Kristiane makin jatuh hati. Islam tidak hanya wacana tapi juga dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Hisham juga cinta keluarga. Gajinya selain untuk membiayai kuliahnya sendiri, juga dikirimkan pada keluarganya di Maroko. Kristiane merasa bahwa laki-laki seperti ini sangat bertanggung jawab dan layak dijadikan suami.
Ketika hubungan mereka makin dekat, Kristiane merasa seolah menjadi ABG lagi. Hatinya melonjak girang hanya karena dikirimi mawar elektronik via email. Tak lama kemudian, Hisham pun melamarnya juga via email. Sungguh, satu hal yang tak terpikirkan dalam budaya barat. Tapi Kristiane yakin bahwa apa yang dilakukan Hisham menunjukkan ketulusan dan kesungguhannya untuk menikahinya. Apalagi ketika Hisham rela berhenti dari tempat kerjanya di Amerika dan menyusul Kristiane ke London serta menyatakan bahwa dia akan merawat istrinya sepanjang sisa hidupnya. Hati Kristiane seolah melambung meskipun dalam Islam memang itu sudah kewajiban suami untuk merawat dan membahagiakan istri.
Finansial tak jadi masalah bagi Kristiane. Calon suami yang nantinya akan menjadi suaminya menjadi tanggungannya selama belum mendapat pekerjaan. Beberapa teman dan syaikh menasehati bahwa tak baik suami bergantung pada istri. Tapi keinginan Kristiane menikah dengan laki-laki muslim di depan mata, membutakan akal sehatnya untuk menerima nasehat tersebut. Ditolaknya semua laki-laki yang ingin melakukan PDKT setelah ia mengenal Hisham.
Kristiane dan Hisham bertemu di London untuk menikah. Meskipun ternyata penampilan asli Hisham lebih tua daripada di fotonya, hal itu tak mengurungkan niat Kristiane untuk menikah dengannya. Pernikahan sederhana dilangsungkan. Kristiane berharap kali ini benar-benar cinta sejati hingga maut memisahkan. Keganjilan terasa setelahnya meskipun Kristiane berusaha untuk meredam.
Sikap Hisham yang otoriter dengan kata-kata yang sering terucap, ?Dia istriku jadi harus nurut denganku.? Hutang Hisham di kota tempatnya tinggal di Amerika Serikat yang harus dibayar Krisatine sampai dia menemukan pekerjaan. Hisyam meminta Kristiane memutus semua? kontak dengan teman-temannya terutama pria tak peduli mereka sudah berteman lama bahkan berusia 70 tahun atau sekarat sekalipun. Semua hal termasuk foto, no kontak, buku alamat serta komputer harus bersih dari keberadaan laki-laki kecuali Hisham sebagai suaminya. Sikap Hisham yang suka mengancam apabila ada yang tidak berkenan di hatinya meskipun hal sepele. Semua hal di atas membuat teman dan keluarga Kristiane khawatir.
Setelah menyelenggarakan pesta pernikahan besar-besaran secara tradisional di Maroko, mereka akhirnya bisa bersatu dan tinggal bersama di London. Kristiane menikmati sekali perannya sebagai istri seorang laki-laki muslim, dimanjakan, diberi puisi cinta, salat berjamaah, membaca Quran dan buku-buku Islam dari sumber berbahasa Arab dan puasa Ramadan bersama. Di sisi lain, Kristiane seperti berada dalam sangkar emas. Satu pihak dimanja, satu pihak dicemburui buta. Hisham bisa marah besar hanya karena istrinya berbicara dengan sopir taksi, memintanya menunggu sebentar sementara ayah kandung Kristiane ada di dalam taksi tersebut. Atau ketika mereka sedang di restoran dan tiba-tiba ada teman lama Kristiane yang menghampirinya dan menyapa.
...Pengorbanan yang sedemikian besar dari istri yang mualaf dan sangat percaya pada suaminya yang muslim, harus hancur berkeping-keping ketika dengan tega Hisham malah menceraikannya...
Enam bulan mereka tinggal bersama di London sebelum akhirnya Hisham diterima bekerja di Amerika Serikat. Mereka pun LDR (Long Distance Relationship). Hisham mendesak istrinya untuk keluar kerja dan ikut dengannya. Kristiane sebetulnya tidak keberatan tapi dia butuh waktu untuk memproses semuanya. Selama berjauhan, Hisham mensyaratkan istrinya untuk selalu minta izin bila keluar rumah meskipun itu sebentar atau dekat sekalipun. Semua itu dipatuhi oleh Kristiane demi menjadi istri yang baik menurut suaminya.
Pengorbanan yang sedemikian besar dari istri yang mualaf dan sangat percaya pada suaminya yang muslim, harus hancur berkeping-keping ketika dengan tega Hisham malah menceraikannya. Kristiane telah kehilangan pekerjaannya karena ia telah siap pindah ke Amerika ikut suaminya. Rumah pun sudah direnovasi untuk disewakan dan semua saluran air, listrik, internet sudah diputus. Ia benar-benar bergantung pada suaminya untuk menafkahinya setelah sebelumnya dialah yang menanggung nafkah suaminya. Kristiane benar-benar terpuruk.
Perlu waktu cukup lama baginya untuk bangkit. Itu karena Kristiane merasa bahwa keluarga muslim yang dia punya hanyalah suami dan keluarganya. Sekarang dia merasa sendiri lagi. Pernikahan beda budaya yang awalnya ingin dijadikannya contoh teladan pada keluarganya ternyata berbalik menjadi contoh buruk.
...Kristiane menegaskan dalam benak dan hatinya bahwa lebih? baik menjadi lajang daripada menjalin hubungan yang keliru...
Kristiane pun berusaha menyibukkan diri dengan teman-teman lama yang bahagia karena ia telah kembali menjadi dirinya lagi. Meskipun teman-teman lama itu selalu ada saat dibutuhkan, ada saatnya ia merasa rindu dengan keberadaan Hisham. Rindu bercampur dengan rasa sakit. Bahkan ia meresepkan untuk dirinya sendiri obat-obatan homeopathy sembari mengenang kejadian-kejadian indah yang pernah dialaminya dengan laki-laki Maroko tersebut.
Di satu titik, Kristiane menegaskan dalam benak dan hatinya bahwa lebih? baik menjadi lajang daripada menjalin hubungan yang keliru. Pada akhirnya ia memutuskan untuk berdoa seperti di bawah ini bagi kehidupannya yang lebih baik:
?Ya Allah, berikan apa yang baik untukku dan berkahilah dan kumohon jauhkanlah yang buruk dariku. Kami tidak tahu apa yang baik bagi kami. Hanya Engkau yang mengetahui.?
Sumber: Buku memoar Kristiane Backer ?A Thousand Miles of Faith, perjalanan seorang VJ MTV Eropa menemukan hidayah Islam? oleh penerbit Noura Books. Disarikan bebas oleh riafariana/voa-islam.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!