Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
10.115 views

Melemahnya Rupiah Mengancam Ketahanan Keluarga

Sahabat VOA-Islam...

Hingga hari ini, -disadari atau tidak oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah- nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih lemah (masih di atas Rp 14.000/dolar). Sejatinya kondisi lemahnya nilai rupiah ini perlahan tapi pasti memiliki efek yang menjalar ke tengah masyarakat. Betapa tidak, setelah perusahaan besar bergiliran melakukan efisiensi tenaga kerja hingga di Jatim ini tercatat sekitar 1. 275 orang terkena PHK hingga Agustus 2015 (http://jatim.metrotvnews.com) , kini maka perusahan skala rumahan pun tidak jauh berbeda. Sebagai contohnya adalah penguasaha tahu tempe yang terancam gulung tikar (http://www.uraikan.com). Jika benar pengusaha rumahan pun juga harus gulung tikar, maka betapa banyak keluarga yang akan berkurang atau bahkan kehilangan sumber penghasilannya.

Kehilangan sumber penghasilan bisa diartikan mematikan daya beli masyarakat. Jika jumlahnya kian membludak, maka perekonomian dalam skala besar lambat laun juga akan terkena imbas. Tak heran jika Presiden Joko Widodo mengumpulkan menteri-menteri ekonomi dan para pengusaha untuk membahas langkah antisipasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS (http://www.bbc.com).  Bahkan bantuan terhadap keluarga miskin pun juga digalakkan di berbagai daerah. Meski belum bisa tuntas menyelamatkan penurunan daya beli masyarakat, setidaknya nilai bantuan yang diberikan ini bisa menjadi pendingin sementara, mengingat kemiskinan yang membelit rakyat ini sifatnya lebih awet dari pada usia pemberian bantuan itu sendiri.

 

Ibu-ibu Turun Tangan

Sepelik apapun urusan perekonomian di skala atas, hal sederhana yang jamak dilakukan masyarakat bawah adalah masih di ranah dapur keluarga tetap mengebul. Ketika penghasilan utama dari suami dirasa tidak mampu menutup kebutuhan dapur ini, maka banyak hal dilakukan demi ketahanan pangan keluarga. Sebisa mungkin pos pengeluaran yang tidak prioritas akan dipangkas, bahan kebutuhan akan diupayakan terpenuhi engan harga yang lebih murah. Intinya semuanya akan dihemat sebisa mungkin, agar keuangan yang sedikit masih mampu dipakai bertahan hidup.

Hanya saja, kondisi demikian tidak selamanya bisa berhasil, tidak selamanya berjalan sesuai skenario penghematan. Yang namanya hidup, tiba-tiba ada saja kebutuhan tak terduga yang menuntut adanya dana. Dengan kondisi yang pelik ini, maka mau tidak mau kepala keluarga harus melirik usaha lain yang bisa menambah pundi rupiah di rumah. Namun, dengan semakin sulitnya kondisi laju roda ekonomi yang berputar di masyarakat, usaha sampingan pun tak jarang justr tidak membuahkan hasil.

Di saat kondisi serba sulit inilah wacana ibu ikut bekerja dipandang menjadi solusi. Berbagai kegiatan bertajuk membangkitkan ekonomi perempuan kian santer terengar. Apalagi, dengan kondisi kian menjamurnya perusahaan asing seiring mudahnya investasi pasar bebas, peluang ibu-ibu untuk turut bekerja menjadi semakin besar. Seolah klop, sosok ibu membutuhkan kucuran dana penyelamat dapur, dan perusahaan asing membutuhkan tenaga kerja tekun namun mau digaji murah. Maka, kebutuhan tenaga perempuan pun menjadi alternative yang lebih dicari daripada pekerja laki-laki.

Peluang terbuka lebar bagi pekerja perempuan, yang kebanyakan adalah kaum ibu. Bahkan agar mereka betah bekerja dibuatkan pula aturan mengenai perburuhan yang seakan-akan melindungi mereka dan juga memberikan penghargaan kepada perusahaan yang memperlakukan perempuan dengan baik. Padahal, bisa jadi aturan tersebut sejatinya disusun agar ada jaminan keberlangsungan pasokan buruh perempuan dalam industry padat karya yang rata-rata milik asing tersebut. Semakin kekinian, fenomena ibu turun tangan bekerja demi keluarga semakin meningkat.

Ketika rupiah melemah dan banyak perusahaan merumahkan tenaga kerja perempuannya, maka si ibu ini pun tetap berusaha mendapatkan suntikan dana bulanan untuk rumah tangga. Walhasil, sektor domestik pun menjadi incaran pekerja wanita. Jika peluang menjadi pekerja rumah tangga di dalam negeri menipis, maka menjadi pekerja rumah tangga di luar negeri pun rela dijabani. Wajar apabila organisani buruh internasional (ILO) mencatat jumlah pembantu rumah tangga di indonesia semakin banyak, dengan kondisi tidak tercakup dalam perlindungan tenaga kerja, tidak memiliki asuransi kesehatan dan perlindungan asuransi kecelakaan (http://nasional.republika.co.id).

Dengan perhatian lebih lanjut, permasalahan terselesaikannya keuangan keluarga atas peran ibu turun langsung ke dunia kerja sejatinya bukanlah solusi yang menyeluruh. Memang benar di satu sisi keuangan keluarga beres, namun di sisi lain banyak dampak lain yang mengikuti. Dengan terbukanya peluang kerja bagi perempuan, tidak menutup kemungkinan ketersediaan lapangan kerja bagi laki-aki justru menurun. Akibatnya angka pengangguran di kalangan usia kerja laki-laki hingga saat ini pun masih tinggi. Selain itu, sosok ibi yang bekerja juga akan menanggung beban ganda dengan perannya sebagai ibu sekaligus sebagai sumber pendapatan.

Pada kondisi ini tidak jarang peran ganda ini menuntut untuk dikorbankan salah satunya. Dan bisa ditebak, porsi menjadinya “ibu” yang akan perlahan dikurangi, mengingat konsekuensi dari bekerja adalah harus meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama. Namun, ironisnya kondisi ini tidak banyak disadari, karena demikian mainstreamnya opini bahwa perempuan (termasuk ibu dengan anak masih kecil sekalipun) harus turut bekerja demi mendapatkan uang penyelamat jalan kehidupan keluarga. Lagi-lagi uang lebih diutamakan meski pendampingan dan totalitas pembinaan anak sering terlewatkan. Dan hal ini dipandang umum karena banyak yang mengalami. Bukti bahwa prinsip hidup ala kapitalis berhasil menyusup hingga ke ranah keluarga.

 

Bertahan Di Tengah Melemahnya Rupiah

Sesungguhnya tidak mengapa ibu membantu ekonomi keluarga, bahkan di dalam Islam pun dimubahkan jika kondisi benar-benar sulit, asalkan peran utama ibu sebagai ummun wa rabbatul bait tidak terganggu atau bahkan terabaikan hanya demi uang. Untuk itulah Islam membekali segenap aturan yang menjamin terlaksananya peran utama ibu dengan sebaik-baiknya, dalam kondisi kehidupan ekonomi yang sulit sekalipun. Ibu memainkan peran pertama dan utama dalam keluarganya, sehingga dalam urusan keluarga pun Islam menetapkan sejumlah aturan bagi ayah dan ibu sesuai kodratnya masing-masing.

Islam menjamin peran yang diemban seorang ibu mendapatkan perlindungan dan jaminan sebaik-baiknya. Nafkahnya ditanggung bukan karena dia tidak mampu bekerja, melainkan demi keberlangsungan pendidikan dan pembinaan anak-anaknya serta terjaminnya kualitas keluarga. Karena sejatinya peranan ibu dalam rumah tangga ini jauh lebih mulya, penentu baik dan buruknya generasi suatu bangsa di masa mendatang. Dan kualitas generasi ini tentunya sangat sayang jika tergadaikan dengan hanya sejumlah uang saja.

Ketahanan keluarga adalah satu persoalan yang sangat penting, baik bagi keluarga itu sendiri maupun terhadap bangunan masyarakat. Oleh karena itu, ketahanan keluarga harus dijaga kekuatannya. Oleh karenanya, di tengah hempasan lemahnya nilai rupiah yang menyeret pada mahalnya berbagai kebutuhan dan jelas-jelas membuat pengeluaran serba kurang, perlu langkah-langkah cermat dan tepat agar kelangsungan keluarga tetap bertahan.

Dalam jangka pendek setidaknya bisa dicoba untuk menentukan prioritaskan belanja kebutuhan jasmani seperti makan dan minum terlebih dahulu; memenuhi kebutuhan reguler berupa iuran sekolah anak, rekening listrik, air dll; dan mencari alternatif-alternatif belanja yang bisa menghemat pengeluaran dengan sedikit menurunkan kualitas hidup, asal segala kebutuhan bisa terpenuhi. Dan jika masih belum terpenuhi maka bisa juga dicoba mencari penghasilan tambahan yang sekiranya bisa dilakukan di rumah tanpa harus mengabaikan peran utama sebagai ibu, misalnya menjalankan bisnis online asalkan halal. Jika uangnya sudah terkumpul dan cukup, maka diupayakan tetap belanja sesuai kebutuhan, bukan menurut apa yang terlihat mata.

Upaya ini bersifat parsial dan bisa jadi hanya mampu dipraktekkan oleh sebagian orang. Padahal, hempasan rupiah ini menimpa banyak keluarga dan tentunya dalam skala wilayah yang luas. Oleh karenanya diperlukan pula solusi yang lebih luas lagi, yakni melibatkan peran negara. Ketika himbauan membeli produk local ataupun bantuan sementara dari pemerintah dirasa tidak lagi menghalau hempasan kepelikan ekonomi kalangan bawah, maka tidak ada salahnya pemerintah berbenah ke tingkat yang lebih baik. Selama ini pembangunan infrastruktur justru lebih banyak menguntungkan segelintir orang, sebagian besar investor dan tenaga asing. Namun sayangnya tidak ada dampak signifikan yang menguntungkan perekonomian negara  (http://www.koran-sindo.com).

Ini perlu dirubah, pemerintah sudah saatnya membuka peluang kerja yang terencana dan sistemastis dalam skala luas, bukan sekedar menstimulus usaha-usaha gurem yang rentan fluktuasi nilai tukar rupiah. Semuanya dalam rangka menyerap usia kerja lokal. Disamping itu juga perlu diatur masalah kepemilikan yang jelas agar asset yang menguasai hajat hidup orang banyak tidak dimonopoli individu. Perlu juga diatur mengenai distribusi barang dan jasa beserta sumber kekayaan di tengah masyarakat agar tidak menumpuk di segelintir elit. Dan jika dalam sistem kapitalisme yang selama ini dipakai oleh negara mewujudkan perubahan ekonomi di atas dirasa sulit, maka tidak ada salahnya jika negeri ini melirik sistem ekonomi Islam yang bersumber dari sang MahaPengatur.

Sistem ekonomi Islam inilah yang nantinya akan menjamin kesejahteraan keluarga sehingga para perempuan tidak perlu bekerja mencari nafkah. Islam menjamin para perempuan menjalankan peran ‘ibu’nya dengan optimal. Fungsi keluarga akan dapat terpenuhi dengan optimal. Dengan demikian ketahanan keluarga juga akan terjaga. Keluarga yang kuat akan membentuk masyarakat yang kuat. [syahid/voa-islam.com]

 

Penulis: Arin RM, S. Si (Aktivis MHTI)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X