Selasa, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 2 Oktober 2018 08:48 wib
9.086 views
Hijrah Yuuk!
Sahabat VOA-Islam...
Apa sih hijrah itu? Secara bahasa, hijrah itu berpindah. Misalnya nih, kamu hijrah dari Bandung ke Jakarta. Awalnya tinggal di Bandung, lalu menetap di Jakarta.
Tujuannya bisa banyak, kondisi yang membuat kamu hijrah juga bisa beragam. Pengalaman tiap orang bisa berbeda satu sama lain. Ada juga hijrah dalam pengertian pindah dari kebiasaan buruk kepada kebiasaan baik.
Asal hijrah di sini bermakna meninggalkan, yaitu meninggalkan berbicara atau meninggalkan perbuatan. Tidak berbicara pada orang lain, itu bermakna hajr.
Sedangkan kalau membahas hijrah, ada dua maksud:
Pertama, hijrah hissi, berpindah tempat, yaitu berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam atau berpindah dari negeri yang banyak fitnah ke negeri yang tidak banyak fitnah. Ini adalah hijrah yang disyariatkan.
Kedua, hijrah maknawi (dengan hati), yaitu berpindah dari maksiat dan segala apa yang Allah larang menuju ketaatan.
Oke, dari penjelasan ini, kita sepakat ya, bahwa hijrah itu berpindah atau menyingkir dari sesuatu (tempat atau kebiasaan) yang buruk atau merugikan dengan harapan dalam hijrah tersebut ada kebaikan yang sudah bisa dilihat atau diukur. Intinya sih gitu deh.
Jangan sampe hijrahmu abal-abal alias bermutu rendah karena nggak total mau berubah. Niat yang nggak kuat berdampak pada hijrah yang jadinya abal-abal. Misal nih, ya. Pengen bener jadi muslim, tapi masih belum kuat menjalani prinsip jadi muslim sejati.
Awalnya masih nunda-nunda shalat berjamaah di masjid, tetapi ketika menyatakan diri pengen hijrah, masih ada tuh males-malesnya. Itu godaan, Say. Kamu kudu kuatkan niat dan fokus pada niatmu. Paksakan diri untuk bergerak. Sakit memang, tapi itu hanya di awal saja. Setelahnya akan terbiasa setiap kamu berhasil melawan godaan itu. Insya Allah.
Sobat, benar banget bahwa yang perlu kita perhatikan dalam berhijrah ini adalah semata untuk menuju keridhoan Allah Ta’ala. Hijrah kepada Allah ini mengandung sikap meninggalkan segala hal yang dibenci oleh Allah kemudian diikuti dengan melakukan apa saja yang dicintai dan diridhai-Nya. Pokok hijrah ini adalah rasa cinta dan benci di dalam hati.
Artinya, seorang yang berhijrah meninggalkan sesuatu kepada sesuatu yang lain, tentu saja karena apa yang dia tuju lebih dicintai daripada apa yang dia tinggalkan. Itu sebabnya, dia lebih mengutamakan perkara yang lebih dicintainya daripada perkara-perkara lainnya.
Mulai sekarang kita belajar untuk berani meninggalkan secara total keburukan yang pernah kita lakukan. Harus berani dan punya semangat untuk meninggalkan keburukan. Kebaikan harus segera disambut dan dilaksanakan. Bahkan berlomba-lomba dalam membuat kebaikan. Yuk, jangan ditunda-tunda lagi untuk berbuat baik (dan tentu saja sekaligus segera meninggalkan keburukan).
Kita tiap hari menikmati hidup dan kehidupan yang Allah Ta’ala berikan. Aneh banget kalo sampe kita nggak bersyukur dan nggak mau berubah untuk jadi lebih baik. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Neng Fitri Komalasari, Mahasiswi Al-Imarat
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!