Di Akhir Desember Harus Semakin Khawatir Bencana, Kenapa?Kamis, 26 Dec 2024 12:03 |
|
Feminisme dan Delusi Kesetaraan GenderRabu, 25 Dec 2024 20:55 |
Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd
Publik dibuat gaduh lantaran seorang ustazah dituduh sudah melakukan normalisasi KDRT. Dari ceramah beliau, publik menyimpulkan bahwa diam atas tamparan suami merupakan kemuliaan karena menutupi aib suami. Benarkah demikian?
Keliru
Suatu kekeliruan jika menganggap Islam membolehkan KDRT karena ada ustazah yang menyampaikan kisah pemukulan istri oleh suami. Suatu kekeliruan pula jika menganggap bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh ustazah tersebut adalah Islam membolehkan KDRT. Apalagi jika kita amati, kesimpulan yang diambil publik hanyalah berdasarkan video ceramah sang ustazah yang dipotong.
Bisa jadi akan beda ceritanya jika semua orang menyimak kajian sang ustazah secara utuh. Namun, bukan berarti membenarkan pula pengambilan contoh ini dalam rangka menyampaikan pesan bahwa istri hendaklah menutup aib suami. Banyak kisah lain yang bisa diambil tentang bagaimana seorang istri menutupi aib atau kekurangan suaminya.
Menutupi Kemiskinan Suami
Dikisahkan ada seorang istri yang berasal dari keluarga kaya Raya. Ia memiliki suami yang tak punya penghasilan dan pekerjaan tetap. Setiap hari keluarga ini hanya bisa makan kacang, itu pun jika sang suami pulang. Seringnya, sang istri harus menahan lapar seharian dan hanya meminum air putih saja atau berpuasa.
Suatu hari, suami istri ini diundang oleh kedua orangtua sang istri dalam sebuah jamuan. Saat tiba waktu makan, sang suami tak melihat istrinya. Ia pun bertanya pada mertuanya kemana gerangan istrinya pergi. Ibu mertuanya menjawab, anaknya pergi ke dapur mencari kacang karena ia sudah bosan setiap hari makan daging.
Seketika itu, ayah mertuanya memeluk dan mengucapkan terima kasih karena telah mencukupi nafkah bagi anaknya sampai ia bosan makan daging. Sang suami pun terharu. Sesampainya di rumah, ia memeluk istrinya dan berterima kasih karena telah menjaga kehormatannya di hadapan orang lain, bahkan di hadapan orang tua sendiri.
Sang istri menjawab, "Aku hanya menjalankan kewajibanku menjaga kehormatanmu. Istri adalah pakaian suami. Suami adalah pakaian istri. "
Masyaallah. Mungkin lebih tepat jika ustazah memakai kisah ini sebagai contoh. Tapi, ustazah juga manusia, bisa keliru dalam menyampaikan sesuatu. Kita pun sama, manusia yang banyak kelirunya. Jadi, tak usah heboh bahkan sampai merundung beliau.
Islam Memuliakan Wanita
Allah Yang Maha Pengasih menyayangi wanita. Allah berikan libur dari ibadah sepekan tiap bulan karena Allah paham kelemahannya. Allah jadikan shalat di rumah setara dengan shalat laki-laki di masjid. Allah ijinkan delapan surga-Nya memanggilnya saat mendapat ridha suaminya.
Allah pun paham bengkoknya kaum hawa oleh karena itu Allah hapuskan dosa-dosanya seiring lelah letih yang didapat saat membersamai anak dan suami. Allah sangat sayang pada seluruh makhluk-Nya, termasuk wanita. Maka, aturan yang turun dari Allah pun bukan untuk menghinakan, menzalimi wanita. Justru untuk menjaga dan memuliakannya.
Benar, islam membolehkan suami memukul istrinya untuk mengingatkan kekeliruan istrinya. Tapi, tak boleh di wajah dan tak boleh menimbulkan bekas. Terbayangkah pukulan yang bagaimana yang tidak menimbulkan bekas? Tentu bukan pukulan yang keras. Karena pukulan ini bukan untuk menyakiti tapi mendidik. Pilihan untuk memukul pun diletakkan sebagai opsi paling akhir yang ditempuh. Masyaallah.
Kekerasan suami pada istri boleh dilaporkan pada pihak yang tepat. Pihak yang dianggap bisa menengahi, bukan mengompori. Bahkan bisa juga dibawa ke meja hijau. Masih adakah yang menganggap islam tak adil? Islam menzalimi wanita? Lantas siapakah yang adil? Aturan manusia? Feminis? Kita?
Serangan Berulang
Bukan pertama kali terjadi, serangan terhadap syariat islam sudah terjadi berulang kali. Atas dasar HAM dan kesetaraan, syariat dari Allah dipertanyakan, diragukan, diserang, bahkan dianggap tidak adil. Padahal semua ini lahir karena gagal pahamnya manusia bahkan muslim yang kini hidup dalam sistem sekuler.
Islam kaffah sudah jauh dari kehidupan kita. Sehingga muslim sendiri asing dengan agamanya, dengan aturan hidupnya. Mereka tak sadar menyerang agamanya sendiri dan malu dalam menjalankan aturan agamanya. Padahal Islam datang dari Rabb Yang Kuasa.
Pasti akan kembali terjadi penyerangan terhadap syariat Islam oleh mereka yang tak ingin islam bangkit, yang gagal paham akan Islam. Lantas apa yang bisa kita lakukan? Masihkah kita berpangku tangan membiarkan ajaran dari Rabb Semesta Alam terus diragukan dan diserang?
Mari mengkaji, lalu sebarkan kembali kebenaran hakiki, Islam kaffah yang jadi solusi. Wallahua'lam bish shawab. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com
Di Akhir Desember Harus Semakin Khawatir Bencana, Kenapa?Kamis, 26 Dec 2024 12:03 |
|
Feminisme dan Delusi Kesetaraan GenderRabu, 25 Dec 2024 20:55 |