Kamis, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 4 Juli 2013 08:25 wib
23.331 views
Militer, Koptik, Sekuler, liberal dan Nasionalis Gulingkan Mursi
Cairo (voa-islam.com) Komplotan jahat terdiri militer, koptik (kristen ortodok), sekuler, liberal, dan nasionalis menggulingkan Presiden Mohamad Mursi yang memenangkan pemilihan presiden setahun lalu. Mereka tidak mau menerima kekalahan dengan elegan, dan menggulingkan dengan cara-cara kotor dan dimulai gerakan jalanan.
Tokoh militer, koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis melakukan koordinasi penggulingan. Pemimpin Koptik Paus Tawadros II, Mohamad el-Baradei, Amr Mousa, Sabhi, dan sejumlah tokoh lainnya mematangkan situasi, penggulingan dengan gerakan massa. Paus Tawadros II dengan sangat ekplisit melalui akun Twiternya mendukung dan memberikan simpati terhadap gerakan penggulingan, dan menuduh kalangan Islamis mencuri hasil revolusi.
Kalangan militer, koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis yang merasa terancam eksistensi mereka, sejak kekalahan mereka dalam pemilihan parlemen dan presiden menggalangkan kekuatan. Mereka tidak pernah membiarkan kekuatan Islamis dan Jamaah Ikhwanul Muslimin memegang kekuasaan di Mesir.
Sepanjang sejarah Mesir, sejak kemerdekaan, kolaborasi kekuatan militer, sekuler, koptik, liberal, dan nasionalis yang menjadi anak-cucu kaum penjajah Barat dan kafir musyrikin (Yahudi dan Nasrani), mereka terus-menerus melakukan kolaborasi dan berkomplot agar tidak ada kekuatan Islamis manapun memegang kekuasaan di negeri Spinx.
Karena Mesir secara geopolitik sangat strategis di seluruh kawasan Timur Tengah, dan dengan penduduk 90 juta, maka Mesir menjadi negara paling unggul di seluruh kawasan itu. Mesir bukan hanya memiliki sumber daya manusia yang melimpah, tetapi negeri yang pernah dipimpin Fir'aun itu, secara terus menerus menjadi rebutan berbagai kekuatan global, dan kekuatan global tidak pernah membiarkan Mesir akan jatuh ke tangan Islamis.
Mesir yang pernah dibebaskan oleh Umar Ibn Khattab dari cengkeraman dinasti Fatimiyah yang berpaham Syiah, dan kemudian mendudukan Gubernur Amr bin Ash, kemudian menjadi kekuatan regional yang sangat tangguh. Tetapi, Mesir dihancurkan karakter Islamnya oleh penjajah Barat (Inggris), dan mendudukan kaki tangan mereka, sejak zamannya Raja Farouk, sempai generasinya Hosni Mubarak.
Tidak aneh sekarang militer Mesir menggulingkan Presiden Mursi, dan dimulai situasi chaos (kacau) yang dilakukan komplotan koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis, karena militer Mesir sepanjang sejarah hanya perpanjangan tangan para penjajah Barat.
Penggulingan militer Mesir terhadap Mursi bukan karena akibat pemimpin baru itu memberangus mereka dan mengembalikan militer ke barak, tetapi pengebirian Mursi terhadap militer akan berdampak bagi kepentingan Barat dan Zionis, di mana mereka akan kehilangan pengaruhnya di Mesir, dan ini akan berdampak bagi keamanan Zionis-Israel di kawasan Timur Tengah.
Karena itu, ketika kemenangan kalangan Islamis, Salafi, Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islamiyah, Jamaah Sufi, dan sejumlah Gerakan Islam lainnya, melalui sebuah proses demokratik, maka mereka tidak pernah akan memberikan kesempatan kepada kalangan Islamis bisa mengelola negara secara efektif. Maka skenario yang mereka susun, membuat opini, dan terus-menerus mendistorsi pemerintahan dengan berbagai isu politik, ekonomi, keamanan, dan sosial.
Tentu, kalangan koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis dengan menggunakan tema Mursi gagal mengatasi krisis ekonomi. Padahal, Mohamad Mursi hanya mewarisi warisan berpuluh tahun dari pemerintahan militer yang didukung oleh koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis yang penuh dengan kebobrokan dan korupsi, tetapi sekarang situasi itu dijadikan alat oleh komplotan jahat menggulingkan Mursi. Komplotan jahat itu mereka melakukan permufakatan penggulingan, dan sebagai "gong"nya militer melakukan kudeta, dan memenjarakan Mursi.
Pertarurangan antara kafir musyrik dengan orang-orang mukmin akan terus terjadi sepanjang sejarah kemanusiaan. Sampai orang-orang mukmin dapat menundukkan kafir musyrik. Di manapun di muka bumi ini, tidak akan pernah ada yang dapat membawa dari situasi krisis kehidupan yang sangat mendasar akibat manusia menggunakan sistem dari kafir musyrik, dan akan terus mengahadapi malapetaka.
Sama halnya, ketika Shalahuddin al-Ayyubi menundukkan dinasti Fatimiyah yang penuh dengan kemusyrikan, dan membawa bangsa Mesir kepada tauhid yang murni. Tetapi, sejarah kegemilangan Islaml yang merupakan hasil perjuangan Khalifah Umar Ibn Khattab, kemudian dikotori oleh kafir musyrik, yang datang di zaman modern ini, yaitu Barat yang menjajah Mesir, dan menghapuskan karakter Islamnya.
Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang didirikan oleh Hasan al-Banna, bukan gerakan yang cengeng, dan hanya akan berpangku tangan menyesali nasib mereka. Tetapi, Jamaah Ikhwanul Muslimin sudah teruji sejak lahirnya, sampai hari ini, dan sudah menghadapi berbagai makar dan tribulasi yang sangat kejam dan biadab dari kalangan militer, koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis sepanjang sejarah Mesir. Jadi bukan hal yang baru.
Para pemimpin Jamaah Ikhwan sudah kenyang dengan pengalaman penjara. Pendiri Jamaah Ikhwanul Muslimin, Hasan al-Banna tewas ditangan seorang opsir militer di zaman Farouk, penggantinya Hasan Hudaibi dipenjara 20 tahun, penggatinya Umar Tilmisani, dipenjara lebih 20 tahun, penggantinya Hamid Abu Nasr, mengalami nasib yang sama, lalu penggantinya Mustafa Masyhur, juga dipenjara lebih dari 20 tahun, sesudah Mustafa Masyhur wafat digantikan Makmun Huidaibi, juga mengalami pengalaman yang sama, sesudah wafat Makmun digantikan Mehdi Akib, pernah mengalami penyiksaan, dan sekarang Jamaah Ikhwan harus mengahadapi yang lebih dahysat dibawah kepemimpin seorang tokoh Prof. Mohamad Badie.
Tak perlu dikawatirkan masa depan Jamaah Ikhwan dan para tokohnya, mereka sudah kenyang dengan pengalaman panjang menghadapi musuh-musuh Islam, dan mereka tetap bersabar, dan terus mendakwahkan agama Allah ini. Sampai tidak ada lagi fitnah dari kafir musyrik di muka bumi ini. Dengan keyakinan mereka akan mendapatkan pertolongan dari Maha Pencipta Alam Semesta Allah Rabbul Alamin. Hanya masalah waktu. Para anak cucu kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), pasti suatu saat mereka akan menyerah dan kalah.
Kebatilan yang bersumber dari ajaran kafir musyrik itu, secara memiliki destruksi terhadap diri mereka. Dengan kesabaran dan tawakal kepada Allah Azza Wa Jalla, Gerakan Islam, seperti Salafi, Ikhwan, Jamaah Islamiyah, dan Gerakan Islam lainnya, pasti mereka pada saat akan mampu mengusir para kaki tangan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), seperti ketika Allah Azza Wa Jalla melalui Musa AS menyeret Fir'aun, dan menenggelamkannya bersama dengan balatentara di laut Merah. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!