Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Agutus 2013 14:55 wib
12.786 views
Sesudah Presiden Mursi Jatuh, Israel Menargetkan Menggulingkan Hamas
Jakarta (voa-islam.com) Sesudah Presiden Mesir Mohamad Mursi digulingkan oleh komplotan jahat, yang terdiri dari kekuatan sekuler dalam negeri Mesir, yang didukung militer, para pemimpin negara Arab petro dollar, Iran, Zionis-Israel, dan Amerika Serikat, maka target berikutnya menghancurkan pemerintahan Hamas di Gaza.
Tergulingnya Presiden Mohamad Mursi, nampaknya akan memiliki efek domino. Di mana kartu domino berada di tangan Zionis-Israel. Seperti dikatakan oleh Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, bahwa ada bukti-bukti, Zionis-Israel berada dibalik penggulingan Presiden Mursi.
Tahap sekarang, sesudah Zionis-Israel berhasil menggulingkan Presiden Mesir, maka tahap berikutnya yang akan dieleminir, yaitu Hamas. Bagaimana Zionis-Israel akan menggunakan tangan Mahmud Abbas, mengeliminir Hamas sebagai sebuah entitas politik dan militer di Gaza.
Zionis-Israel mengulur-ulur waktu perundingan, dan sembari terus melemahkan ancaman dari negara diselilingnya, terutama negara-negara garis depan (front line), seperti Mesir, maka tahap berikutnya, sesudah berhasil menggulingkan Mursi, berikutnya yang akan menjadi target Zionis adalah Hamas.
Hamas yang berada di Gaza yang wilayahnya hanya 45 kilometer persegi telah menjadi ancaman yang nyata bagi keamanan Zionis. Ancaman itu terus meningkat dari waktu ke waktu.
Karena itu, sejak tahun 2006, Zionis-Israel melakukan embargo, dan bahkan tahun 2011, Zionis-Israel melakukan agresi militer ke Gaza, yang bertujuan ingin mengeliminir secara total kekuatan militer Hamas. Namun usaha yang dilancarkan Zionis itu gagal.
Sekarang, para pejabat Otoritas Palestina, terutama Presiden Mahmud Abbas, sudah mengatakan, bahwa Hamas tidak akan diajak lagi dalam setiap proses perundingan dengan fihak Zionis-Israel, dan bahkan Abbas, mempertimbangkan Jalur Gaza menjadi kawasan pemberontak, dan "entitas jahat", tegas Abbas.
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang dibelakangnya Zionis-Israel, bertujuan ingin menggunakan skenario "Abdul Fatah al-Sissi", khususnya ketika menghadapi Ikhwan di Mesir.
Otoritas Palestina ingin menghabisi Hamas dengan menggunakan kekuatan militer yang didukung Zionis-Israel dan Amerika Serikat, di mana Otoritas Palestina mendapatkan legitimasi tindakannya itu, karena Hamas sudah dicap sebagai "pemberontak" dan "entitas jahat" alias "teroris", yang harus diperangi.
Mahmud Abbas akan melakukan langkah lainnya yang lebih dramatis, di mana Abbas akan memotong bantuan bagi pemerintahan Hamas di Gaza, dan akan menghentikan sama sekali anggaran sekitar 55 persen yang dialokasikan kepada pemerintahan di Gaza.
Sudah puluhan ribu warga Palestina di Jalur Gaza kehilangan pendapatan, sejak 2006 Hamas telah diblokade oleh Zionis-Israel, dan sekarang Otoritas Palestina akan menghentikan bantuannya, yang sebenarnya menjadi hak rakyat Palestina yang tinggal di Gaza, dan itu merupakan bantuan internasional, bukan milik Otoritas Palestina.
Otoritas Palestina akan mengambil, "keputusan yang menyakitkan" yang direncanakan oleh pimpinan Mahmud Abbas, termasuk memotong bantuan keuangan ke Jalur Gaza, ujar pejabat Otoritas Palestina.
Krisis di Mesir lebih jauh telah meningkatkan ketegangan antara Fatah dan Hamas. Sementara Fatah mendukung penggulingan Presiden Mohamad Mursi, Hamas mengutuk keras tindakan itu sebagai sebuah kudeta militer.
Sesudah militer Mesir berhasil menggulingkan Presiden Mohamad Mursi, Gerakan al-Fatah atau Otoritas Palestina, berharap militer Mesir akan menghancurkan dan melakukan penggulingan terhadap pemerintahan Hamas di Gaza. Skenario Mesir yang berhasil mengulingkan Mursi, ini akan dipakai oleh Abbas menggulingkan Hamas dengan dukungan Mesir, Israel, dan Amerika
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menuduh Fatah melakukan "pemerasan politik" dan mencoba untuk mengajak "pihak luar" dalam kampanye melawan Gerakan Islam, Hamas.
"Kami menyerukan Fatah meninggalkan ilusi yang bertujuan mengusir Hamas dari kekuasaan," kata Abu Zuhri. Zuhri menuduh Fatah menghasut rakyat Mesir agar berperang melawan Hamas dan Palestina yang berasa di Jalur Gaza.
Wasfi Qabaha, seorang pejabat senior Hamas di Tepi Barat, menegaskan bahwa kepemimpinan Otoritas Palestina sedang mempertimbangkan, di mana Gaza sebagai "entitas jahat".
Wasfi mengatakan bahwa tujuan di balik langkah tersebut adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Hamas memberontak terhadap Palestina "legitimasi" pemerintah yang sah.
Pejabat Hamas lainnya mengatakan bahwa Otoritas Palestina berusaha memecah belah gerakan Hamas dan Mesir dengan harapan tentara Mesir akan campur tangan.
Emad al-Ifranji, seorang analis politik yang berafiliasi kepada Hamas, mengatakan bahwa tidak ada kekuatan di dunia yang akan mampu menyingkirkan Hamas dari kekuasaan.
Emad mengatakan tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Mahmud Abbas mencari bantuan dari Israel untuk dapat mengontrol kembali Jalur Gaza.
Jadi Zionis-Israel dengan menggunakan Abbas akan menghabisi Hamas di Gaza. Karena Hamas menjadi ancaman bagi Zionis-Israel yang sangat membahayakan entitas Zionis yang sudah mengalami kerusakan dari dalam pemerintahannya. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!