Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.519 views

Awas, Virus Hipersensi!

Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Jangan posting politik! Ini bukan group politik! Kalau gak bisa ditegur, tolong admin remove. Bikin gaduh. Group jadi gak adem. Politik bikin bertengkar anggota!  Kalimat ini sering kita temui di sejumlah group WA. Anda pasti pernah juga membacanya. Atau anda pernah jadi korbannya?

Kalau anda pernah menemukan kalimat itu di group WA, berarti group itu sudah tersasar virus hipersensi. Hipersensi adalah perasaan sensitif yang mudah tersinggung ketika tersentuh sesuatu yang tak sesuai dengan perasaan dan pikirannya.

Orang yang mengidap penyakit hipersensi hampir selalu pendukung fanatik paslon, baik di pilkada maupun pilpres. Ada juga pengikut fanatik ormas. Coba perhatikan, protes keras selalu muncul ketika ada postingan yang tidak sesuai dengan pilihan politik orang yang protes. Kalau postingan itu sesuai pilihan politiknya, dia diem. Mungkin malah mesem-mesem.

Di dunia politik, pendukung sensitif ini biasa disebut dengan istilah die hard. Pokoknya pilih dia. Mati hidup pilih dia. Tutup mata, tutup telinga, tutup hati. Tak akan mau berubah. Konsisten. Tapi, konsistensi buta. Informasi positif mengenai tokoh, paslon atau ormasnya, ia percaya dan terima. Informasi negatif? Dia tolak. Dan biasanya sambil marah. Standarnya bukan benar atau salah, tapi info, berita dan data itu memperkuat tokoh, paslon dan ormasnya atau tidak.

Soal pembelaan, mirip orang-orang parpol. Siapapun paslon yang diusung parpol, akan didukung mati-matian. Semua potensi kecerdasan dan kemampuan dikerahkan untuk mendukung. Asal, MoU-nya jelas. Asal, transaksinya clear. Asal, biaya operasional dan jatah kemenangan sudah disepakati.

Bedanya, jika orang-orang yang kena virus hipersensi berpegang pada "kebenaran buta," maka, bagi parpol, prinsip moralnya bukan benar atau salah. Tapi menang atau kalah. Jika kira-kira menguntungkan, dukung. Gak menguntungkan, hajar.

Bagi politisi parpol, imannya adalah kemenangan, koalisi dan negosiasi. Media adalah panggung untuk mencari kemenangan, memperkuat soliditas koalisi dan menaikkan daya tawar dalam negosiasi. Apapun akan dilakukan untuk tiga hal itu.

Ganti pilkada, ganti koalisi dan berubah dalam bernegosiasi. Itu biasa. Bila perlu, ganti partai. Lumrah terjadi. Bagi politisi, Gonta ganti partai itu sesuatu yang wajar-wajar saja. Maka, jika politisi bicara platform, jangan terlalu percaya. Pindah partai, platform berubah.

Surya Paloh, dulu di Golkar. Kalah di munas, mendirikan Nasdem. Priyo Budi Santoso, dulu juga di Golkar, sekarang pindah ke Partai Berkarya. Ngabalin dulu di PBB, sekarang di Golkar. 2014 dukung Prabowo dan hajar Jokowi. Sekarang, dukung Jokowi dan hajar Prabowo. Lumayan, jadi komisaris. Negonya jelas. Gak usah heran.

2004 TGB di PBB. 2011 pindah ke Demokrat. 2018, TGB pindah lagi ke Golkar. Pindah parpol dalam siklus tujuh tahunan. Entah nanti mau pindah ke partai apalagi. Itulah politisi. Tak ada kawan dan musuh abadi. Yang ada adalah kepentingan abadi. Maka, jangan terlalu percaya juga jika ada politisi mengatasnamakan rakyat dan umat. Dobol!

Beda politisi, beda pendukung. Tidak sedikit pendukung yang fanatik. Nah, yang fanatik inilah rentan tersasar virus hipersensi. 1998 di Jepara ada sejumlah pendukung PKB dan PPP saling bunuh. 2018 kemarin di Madura ada pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo saling bunuh. Ini diantara dampak dari virus hipersensi itu. Kenapa terjadi? Karena imun (daya tahan dan kekebalan otaknya) lemah.

Dampak yang paling sering dan nyata dari virus hipersensi adalah kegaduhan di medsos. Twitter, Instagram, Facebook dan WA, lumayan banyak adu perasaan terjadi. Berbagai kata dan kalimat irasional bermunculan. Karena menggunakan perasaan, maka nalar sehat dan daya intelektualitas gak bisa bekerja.

Virus hipersensi ini tidak hanya menyerang kelompok menengah ke bawah. Tapi tak jarang juga menular di kalangan menengah atas, termasuk para sarjana dan dosen. Aneh bukan?

Kaum akademisi yang mestinya punya akses data dan matang dalam perbedaan, masih tersasar virus hipersensi. Tak sanggup menerima perbedaan. Mudah terpancing dan gampang menyerang personal dengan mencari-cari argumen, seolah-olah ilmiah. Bila perlu obral ayat atau hadis. Dukung pakai pasal-pasal di bible. Biar kelihatan ada legitimasi samawi.  Punya nilai eskatologis.

Orang yang tersasar virus hipersensi selalu mengkambinghitamkan politik. Apa yang salah dengan politik? Kalau otak kita waras, yang salah bukan politiknya. Bukan obyeknya. Politik itu netral. Tapi yang salah dan tidak netral itu otak orangnya. Salah mindsetnya.

Otak yang gak netral ini diakibatkan oleh menyempitnya jaringan saraf yang tersumbat oleh berbagai unsur fanatisme. Bisa fanatisme tokoh, bisa paslon, ormas, partai, dan bisa apa saja. Akibatnya, darah di otak beku karena kekurangan oksigen. Setiap oksigen yang datang dan mengalir ke otaknya ditolak, karena dianggap tidak sesuai dengan jenis darah yang ia punya. Darah fanatisme. Disinilah istilah "jahiliyah" itu oleh agama seringkali disematkan kepada mereka yang fanatik. Sebab, fanatisme adalah sumber kebodohan.

Otak yang jarang dipakai untuk bersujud, akan kekurangan oksigen yang membuat seseorang jadi hipersensi. Sujud itu simbol kerendahan hati. Orang yang rendah hati selalu memberi ruang di otaknya bagi oksigen-oksigen perbedaan untuk hadir.

Jadi, virus hipersensi ini hanya menular pada orang-orang yang darah di otaknya beku karena tak pernah memberi ruang oksigen bagi perbedaan. Dan virus hipersensi ini menyerang dengan ganas ketika musim pilkada dan pilpres datang. Awas, hati-hati. Jangan-jangan Anda juga termasuk yang tersasar virus ini. [PurWD/voa-islam.com]

 

Jakarta, 29/1/2019

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Redaksi lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Selasa, 03/12/2024 23:09

Bolehkah Muslim Bertaqlid?