Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
16.022 views

Sepiring Berdua, Ngapain Ada Pilpres?

Tony Rosyid

(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

Prabowo resmi jadi menhan. Dilantik Jokowi di tangga istana. Beserta seluruh kabinet Jokowi, Prabowo duduk di anak tangga itu. Jokowi-Ma'ruf tetap duduk di atas.

Beda keadaannya ketika Prabowo mengendorse sekaligus bohir Jokowi saat nyagub DKI. Telunjuk Prabowo berwibawa. Nasib berubah ketika di 2014 Jokowi jadi rival Prabowo di pilpres. Posisi jadi sejajar. Terutama di dalam debat capres, satu sama lain adu program, argumen bahkan saling menjatuhkan lawan. Namanya juga debat.

2019, posisi masih sama. Keduanya jadi capres. Satu level. Hanya saja, Jokowi incumbent, dan Prabowo mantan calon yang kalah. Dan hasil pilpres, Prabowo kalah lagi oleh orang yang sama. Dalam politik, apakah setiap tanding ulang hasilnya selalu sama? mungkin iya.

Setelah kalah, Prabowo merapat. Diminta merapat, kata timnya. Oke lah. Itu sama saja. Prabowo diberi hadiah  menteri. Sejak saat itu, telunjuk Jokowi yang berlaku. Prabowo jadi anak buah Jokowi. Gak serius, bisa saya berhentikan di tengah jalan, kata Jokowi. Kalimat ini berlaku dan juga ditujukan kepada Prabowo.

Demi untuk negara, kami akan jalankan. Begitu "kira-kira" jawaban Prabowo jika dikonfirmasi. Apalagi anggaran Kemenhan luar biasa besar. 127 triliun rupiah. Nyaris tak tersentuh BPK dan KPK. Karena berkaitan dengan alutista. Sama tak tersentuhnya dengan anggaran Badan Intelijen Negara (BIN).

Bergairah bukan? Meski demikian, di luar istana Prabowo dapat bullian dan hujatan dari berbagai pihak. Tak hanya dari pendukungnya, tapi juga dari para pendukung Jokowi. Kemarin gebrak meja, kok sekarang jadi... Itulah diantara komentar miring terhadap Prabowo.

Bagi mayoritas para pendukung, Prabowo dianggap berhianat. Untuk menghadapi ini, tim Prabowo intens menulis artikel, bikin video dan juga meme. Intinya menjelaskan dan mengklarifikasi kenapa Prabowo "ngotot" ingin jadi menhan. Tapi, nampaknya dari semua klarifikasi tim media dan buzzer Prabowo tak cukup menjelaskan secara gamblang apa alasan riil dibalik langkah politiknya itu. Meski menuduh para pendukung yang tak setuju sebagai orang-orang baperan, emosional, gak tahu high politik, terprovokasi oleh pihak ketiga. Kalau kita identifikasi orang perorang yang mengklarifikasi itu adalah orang-orang dekat Prabowo. Ada orang lain, tapi publik tahu siapa dia dan bekerja untuk siapa. Maksudnya? Tim buzzer punya dinamikanya sendiri.

Apa betul para pendukung Prabowo itu baper dan emosional? Sebagian mungkin betul. Tak bisa dipungkiri. Seorang istri yang tahu suaminya selingkuh, pasti marah. Baper? Iya. Tapi, istri yang tak marah ketika melihat suaminya selingkuh, pasti sudah tak waras akalnya. Paham?

Politik itu tidak hitam putih. Jangan dianalogikan seperti suami istri, katanya. Hitam-putih itu standar nilai. Jika standar nilai itu tak lagi ada dalam dunia politik, maka rusaklah jagat Indonesia ini.

Mari kita baca seutuhnya langkah Prabowo ini dengan menggunakan standar nilai. Pertama, dari sisi etika. Kalah, lalu gabung ke "musuh politik" meninggalkan teman, anak buah dan jutaan para pendukungnya. Ini tentu tidak etis. Tak mengajarkan kepada anak bangsa bagaimana berpolitik yang elegan dan bermartabat.

Anak buah dan pendukung mesti patuh pada Prabowo dong... Kilahnya. Ajak bicara tidak, musyawarah juga gak, suruh patuh. Patuh dari Hongkong? Tanya para pendukung.

Hidayat Nurwahid, mitra Prabowo dari PKS menanyakan: kalau akhirnya berkoalisi dan jadi menteri, buat apa kemarin nyapres? Tifatul Sembiring juga nge-tweet: "aku kira singa, tak tahunya kucing peliharaan". Tajam banget sindirinya. Artinya, politik gak punya pakem.

Kedua, soal komitmen. Seseorang dianggap punya komitmen jika satu ucapan dengan perbuatan. Dan yang gak kalah penting adalah setia kawan. PKS yang lima tahun bermitra dan setia menemaninya dalam kekalahan pilpres 2014 ditinggalkan begitu saja. Dijanjikan jadi cawapres 2019, gak dipenuhi. Sudah gak jadi cawapres, ditinggalin lagi. Denger-denger jatah Cawagub DKI juga mau diambil lagi. Nasibmu oh PKS. Mungkin gak cermat cari teman.

Belum lagi para ulama, purnawirawan jenderal dan emak-emak yang telah banyak berkorban di saat-saat perjuangan. Kalian gak paham, karena informasi yang terbatas.  Entar kalian akan ngerti, katanya. Banyak PHP, kata HRS. Siapa HRS? Ah, pakai nanya lagi.

Ketiga, soal demokrasi. Jika yang kalah saja akhirnya gabung dan ikut koalisi, bagaimana check and balances? Demokrasi membutuhkan hadirnya pihak yang bersedia di luar pemerintahan dan mengambil peran pengawasan dan kontrol terhadap pemerintah. Prabowo tahu bagaimana nasib pers, dunia akademik dan mimbar rakyat sekarang. Mati suri. Dibutuhkan kekuatan lain yang bisa menjadi penyeimbang pemerintah agar tidak berjalan ke arah otoritarianisme.

Apa yang dilakukan Prabowo saat ini akan berpotensi merusak cara berpikir partai, terutama rakyat. Pilpres akan dianggap tak lebih dari sebuah dagelan dan pesta. Rakyat akan berpikir buat apa dukung si A atau si B, kalau keduanya tak beda identitas, karakter dan ideologinya. Habis pilpres nanti juga akan gabung dalam satu koalisi. Yang menang jadi presiden, yang kalah jadi menteri. Lalu, buat apa ikut milih. Buat apa ada pilpres kalau akhirnya makan sepiring berdua?

Tapi kalau milih dapat uang, boleh deh. Akhirnya, rakyat bertransaksi ala kapitalis. Berlomba untuk memanfaatkan para capres demi pendapatan tambahan. Saatnya pesta. Bukan pesta demokrasi, tapi pesta rizki.

Keempat, soal konsolidasi politik jangka panjang. 10 tahun PDIP jadi oposisi. Pemilu 2014 dan 2019 jadi top skor. Sebagai partai di luar pemerintahan periode 2004-2014, PDIP melakukan konsolidasi secara serius dan sungguh-sungguh. Hasilnya, PDIP kuat untuk saat ini. Mengapa Prabowo tidak sabar? Apakah karena merasa sudah tua? Tidakkah apa yang diperjuangkan para pahlawan itu akan diwarisi oleh generasi bangsa di masa depan.

Yang pasti, Prabowo dan Gerindra sedang dalam ujian yang berat. Ujian ini "mungkin" bisa dilewatinya jika Prabowo mampu bekerja secara cemerlang sebagai Menhan. Tidak saja sukses, tapi menonjol prestasinya. Jika prestasi yang ditunjukkan Prabowo sebagai Menhan betul-betul wow, mungkin ada konstituen yang masih mau mengapresiasi.  Disamping harus menunjukkan kontribusinya kepada para mantan pendukung. Ingat, para mantan.

Tapi jika prestasi Prabowo biasa-biasa saja, kelar! Apalagi kalau Prabowo diberhentikan di tengah jalan. Nasib Prabowo akan sungguh mengenaskan. Tak ada yang menjamin kalau Prabowo akan dipertahankan hingga lima tahun kedepan. Sebab, takdirnya sudah ada di 'genggaman' Jokowi.[PurWD/voa-islam.com]

Jakarta, 24/10/2019

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Redaksi lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Jamaah masjid, siswa sekolah dan warga pelosok Garut ini kesulitan air untuk ibadah, bersuci, wudhu, memasak, minum, mandi, dan mencuci. Ayo Wakaf Sumur, Pahala Mengalir Tak Terbatas Umur.!!!...

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Syafani Azzahra, bocah yatim sejak usia tujuh tahun ini bercita-cita ingin menjadi dokter penghafal Al-Qur'an. Setamat SD ia ingin melanjutkan sekolah ke pesantren, tapi terkendala biaya. Ayo...

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Di tengah pandemi Covid-19, permintaan layanan ambulans untuk pasien dan jenazah terus meningkat. Mobil baru IDC akan disulap jadi ambulans, butuh dana 39 juta rupiah untuk biaya modifikasi....

Berburu Keutamaan Jum’at dan Yatim, Mari Berbagi Hidangan dan Santunan kepada Santri Yatim Penghafal Al-Qur'an

Berburu Keutamaan Jum’at dan Yatim, Mari Berbagi Hidangan dan Santunan kepada Santri Yatim Penghafal Al-Qur'an

Menggabung keutamaan Jum’at dan Cinta Yatim, IDC akan berbagi ke Pesantren Tahfizhul Qur’an Darul Hijrah Cikarang. ...

Keluarganya Jadi Korban Pemurtadan, Ustadz Difabel Gigih Berdakwah di Pelosok, Ayo Bantu.!!

Keluarganya Jadi Korban Pemurtadan, Ustadz Difabel Gigih Berdakwah di Pelosok, Ayo Bantu.!!

Terlahir dengan fisik tak sempurna, Ustadz Rohmat diuji istri dan kedua orang tuanya murtad jadi korban kristenisasi. Kini ia gigih berdakwah di pelosok Lembah Ciranca Garut....

Latest News
250.000 Warga Palestina Hadiri Shalat Jum'at Pekan Kedua Di Bulan Ramadhan

250.000 Warga Palestina Hadiri Shalat Jum'at Pekan Kedua Di Bulan Ramadhan

Jum'at, 31 Mar 2023 21:18

Jokowi Ditampar Pipi Kiri dan Kanan

Jokowi Ditampar Pipi Kiri dan Kanan

Jum'at, 31 Mar 2023 16:10

Trump Didakwa, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Tuntutan Pidana

Trump Didakwa, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Tuntutan Pidana

Jum'at, 31 Mar 2023 15:45

Pembunuh Sadis Itu Cuma Dihukum 20 Tahun

Pembunuh Sadis Itu Cuma Dihukum 20 Tahun

Jum'at, 31 Mar 2023 14:44

Pergilah Jauh Israel, Jangan Injak Indonesia

Pergilah Jauh Israel, Jangan Injak Indonesia

Jum'at, 31 Mar 2023 12:41

Musim Hujan di Indonesia Lebih Panjang, BRIN: Badai dan El Nino Berperan

Musim Hujan di Indonesia Lebih Panjang, BRIN: Badai dan El Nino Berperan

Jum'at, 31 Mar 2023 10:50

Banyak Pesohor Ogah Bayar untuk Tanda Centang Biru, Popularitas Twitter Terus Menurun

Banyak Pesohor Ogah Bayar untuk Tanda Centang Biru, Popularitas Twitter Terus Menurun

Jum'at, 31 Mar 2023 10:30

Hari Keruntuhan Jokowi Nampaknya Sudah Mulai

Hari Keruntuhan Jokowi Nampaknya Sudah Mulai

Jum'at, 31 Mar 2023 09:39

Realisasikan Pansus TPPU 349 Trilyun

Realisasikan Pansus TPPU 349 Trilyun

Jum'at, 31 Mar 2023 08:36

Negara PKI?

Negara PKI?

Jum'at, 31 Mar 2023 06:33

Mahfud Menjadi Brutus?

Mahfud Menjadi Brutus?

Jum'at, 31 Mar 2023 05:29

Apakah Mahfud atau Mulyani Harus Dipenjara?

Apakah Mahfud atau Mulyani Harus Dipenjara?

Jum'at, 31 Mar 2023 03:26

Gila, Mafia Indomaret

Gila, Mafia Indomaret

Kamis, 30 Mar 2023 23:53

Lima Bentuk Aksi Tolak Israel

Lima Bentuk Aksi Tolak Israel

Kamis, 30 Mar 2023 23:26

Israel Datang, Jokowi Harus Pulang!

Israel Datang, Jokowi Harus Pulang!

Kamis, 30 Mar 2023 22:47

Raihlah Keutamaan Bulan Ramadhan Dengan Ibadah Yang Maksimal, Optimal dan Berkualitas

Raihlah Keutamaan Bulan Ramadhan Dengan Ibadah Yang Maksimal, Optimal dan Berkualitas

Kamis, 30 Mar 2023 22:40

Wapres: Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Bukan Kiamat

Wapres: Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Bukan Kiamat

Kamis, 30 Mar 2023 19:21

Arab Saudi Bagikan Tips Cegah Pemborosan Makanan Selama Ramadan

Arab Saudi Bagikan Tips Cegah Pemborosan Makanan Selama Ramadan

Kamis, 30 Mar 2023 18:00

Israel Tahan 115 Warga Palestina Di Pekan Pertama Ramadhan

Israel Tahan 115 Warga Palestina Di Pekan Pertama Ramadhan

Kamis, 30 Mar 2023 16:52

Uganda Akan Terapkan Hukuman Penjara Yang Lama Untuk Aktivitas Homoseksual

Uganda Akan Terapkan Hukuman Penjara Yang Lama Untuk Aktivitas Homoseksual

Rabu, 29 Mar 2023 20:21


MUI

Must Read!
X

Jum'at, 31/03/2023 14:44

Pembunuh Sadis Itu Cuma Dihukum 20 Tahun