Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Desember 2015 12:17 wib
6.438 views
Tidak Ingin Seperti Kampung Pulo, Warga Bukit Duri Tetap Perkarakan Pemda DKI
JAKARTA (voa-islam.com)- Warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan tidak ingin pindah dari rumah mereka yang terbakar beberapa waktu lalu. Warga mengakui, bahwa rusun yang diminta Pemda DKI tidak layak dan sama saja seperti rumah kontrakan karena akan dimintai biaya.
“Kita belajar dari Kampung Pulo. Mereka itu hanya dua tahun saja. Setelah itu mereka akan dimintai bayaran untuk memperpanjangnya. Yang ditempatkan di sana juga banyak kok yang tidak tahan/betah,” kata John Ruben Simbolon, salah satu pendamping warga untuk advokasi, saat bertemu voa-islam.com.
Warga Bukit Duri ia akui bertahan selain alasan di atas, juga hanya ingin diganti berbentuk uang. Tetapi sebelumnya warga pun mempunyai itikad baik ke Pemda DKI Jakarta. “Warga Bukti Duri ada itikad baik. Dan warga hanya ingin diganti oleh uang. Mereka lebih baik mencari lahan baru daripada pindah ke rusun Cipinang,” sampainya.
Tetapi jika Pemda DKI tetap tidak mendengarkan apa yang diingin warga, maka ia dan rekan-rekannya siap mengambil langkah selanjutnya, yaitu akan menyurati Gubernur dan juga termasuk PJKA.
Warga sebelumnya telah tahu bahwa tempat mereka akan digusur oleh Pemda DKI. Tempat itu akan dijadikan tempat pelebaran kali Ciliwung. Akan tetapi, hal yang disesali warga tindakan dari Pemda DKI Jakarta yang diduga membakar perkampungan mereka. Dan ini disesalkan oleh John karena tindakan ini sungguh tidak manusiawi.
“Langkah kami selanjutnya, dari awal kita layangkan surat terbuka: bahwa warga dukung program Pemda dalam hal normalalisasi. Akan tetapi Pemda sehartusnya bertindak memanusiakan manusia. Kalo pun tidak ditanggapi, kita sudah buat dukungan dari beberapa elemen, mahasiswa, TNI, Ormas, dan mudah-mudahan jadi people power,” akunya.
Ia juga yakin bahwa tindakannya dalam membantu warga tidak akan terhenti seperti di daerah lainnya, sebut saja Kampung Pulo. Ia beralasan hal demikian tidak terjadi karena ia dan rekan-rekan bukanlah sebuah ormas yang mendukung Jokowi-Ahok pada waktu mancalonkan menjadi Gub-Wagub.
“Kita udah bicarakan ke warga, kita akan tetap berjuang. Di Kampung Pulo itu LBH-nya tidak lanjutkan perkara karena Timses Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Jadi ada dugaan kami kemarin itu adalah suatu sandiwara sosial dilakukan. Akhirnya pecahpecah. Kita belajar dari situ. Kita tetap mendampingi warga biar kita dukung advokasi, dan tidak bawa bendera,” jelasnyaa. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!