Teror Jakarta Tidak (Ada) Kaitannya dengan Divestasi Kontrak Freeport?

JAKARTA (voa-islam.com)- Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan bahwa teror(is) akan selalu ada di mana-mana saat ini. Sedangkan untuk ledakan di Jakarta hari ini menurutnya hal lain dan terpisah.

“Kita lihat dulu perkembangannya. Saya kira teroris itu di mana-mana sekarang. Kemarin di Istanbul, Turki, Paris, dan lain-lain. Sedangkan masalah Freeport itu masalah lain. Masalah terpisah,” katanya melalui pesan singkat ke voa-islam.com, siang tadi.

Adapun dengan kaitannya dengan divestasi Freeport yang jatuh tempo hari ini, Daeng mengatakan maka hal itu, dalam hal ini pemerintah dapat melakukan gugatan seperti kasus Newmont beberapa waktu yang lalu.

“Sepanjang negara ini belum bubar, yang konstitusi harus dijalankan. Kalau dia gagal divestasi maka itu bisa digugat ke arbitrase internasional seperti kasus Newmont yang waktu itu digugat oleh pemerintah, dan Newmont kalah,” kata pemerhati ekonomi itu.

Karena itu, soal divestasi Freeport Indonesia, ia mengatakan bahwa hal itu tidak ada kaitannya dengan teror yang terjadi di Jakarta. Selain berbeda dimensi, ledakan di Jakarta itu tidak ada kaitannya dengan kontrak Freeport.

“Saya kira issue divestasi itu tidak bisa dikatakan karena menyangkut agreement dan kontrak. Kalau Soal terror dimensionnya bisa luas sekali,” tutupnya lewatnya pesan. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Lokasi Teror Sarinah Masih Dipenuhi Warga dan Aparat Keamanan
• Ledakan: Dilakukan Orang Terlatih hingga Terkait dengan Kematian Wanita yang Diracun
• Video Amatir Ungkap Bom Sarinah dan Starbucks Jakarta
• PB PII Kecam Ledakan di Jakarta dan Himbau Jangan Kaitkan Agama Apapun
• Ledakan Jakarta: Legalitas untuk RUU Kamnas dan Program Bela Negara
• Kemenpan-RB Akui Pemerintahan Kurang Efisien Tanggapi Birokrasi Bernilai Minim
• Ada Dugaan Muatan Politis yang Disampaikan Yuddy dalam Evaluasi Kementrian
• Yuddy Tidak Salah Sampaikan Evaluasi, Hanya Saja Ia Gunakan Bahasa Politik