Senin, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Januari 2016 16:29 wib
18.095 views
Ledakan di Sarinah, Thamrin, Jakarta Adalah Rekayasa Penguasa? (2-habis)
JAKARTA (voa-islam.com)- Benarkah ledakan di Thamrin beberapa waktu lalu banyak keganjilan? Mulai dari rekaman, aksi peneror, dan sikap masyarakat? Ini analisa, pandangan dari pengamat teroris sekaligus aktivis Muhammadiyah, Mustafa Nahrawardaya.
“Tanpa penutup muka. Santai mempersiapkan aksi di tengah hiruk pikuk massa. Gak lazim. YANG saya maksud orang ini. Senpi-nya cuma rakitan. Bisa beraksi di depan aparat dengan bebas seperti ini. Janggal. Pelaku terlihat memuntahkan peluru dan ter-dokumentasikan. Bahkan dalam sebuah foto terlihat pelaku menembak polisi jarak dekat sekali. Harus diteliti apakah korban luka polisi adalah akibat dari tembakan pelaku?
Kalau memang pelaku adalah teroris ISIS, apa seperti itu style-nya? Misalnya video (tersebar di publik). Kalau mau bunuh banyak orang, kenapa dia bunuh diri di tempat kosong. Jika benar bunuh diri, ya? Jika dilihat dengan teliti, maka saya lebih meyakini dua orang ini meledak karena dibom oleh pihak lain. Bukan bunuh diri. Setidaknya, dua orang ini seperti tak sadar sedang menjadi mortir oleh pihak lain yg punya "remote control.
Perhatikan jika bom bunuh diri. Kenapa tasnya masih utuh? Maka intelijen harus kritisi fakta ini. Foto ini sudah banyak beredar. Sebuah pemandangan cukup ganjil. Tak adakah intelijen yang tahu proses ini? Beruntung saat yang bersamaan Bom Sarinah, Polisi kita sedang ada di dekat TKP untuk amankan demo. Jadi mungkin ini sudah Allah atur. Kalau gak ada pengamanan demo di dekat TKP Bom Sarinah, mungkin kehadiran aparat tak secepat kemarin. Ada yang tahu itu demo apa? Siapa yang demo?
Satu hal yg perlu diperhatikan bapak-bapak Polisi. Mohon yang tidak pakai baju rompi atau alat pengaman, sebaiknya tidak ikut penyergapan. Kemarin saya lihat banyak polisi berpakaian dinas maupun berpakaian sipil tanpa rompi, ikut berlarian dan ikut menyergap. Beresiko. Perhatikan petugas berbaju putih, sama sekali tak mengenakan rompi. Bagaimana jika tertembak? Kawan saya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muh Iqbal juga terlihat berlarian menyergap tanpa rompi. Apa ini gak beresiko?
Soal kaitan Bom Sarinah & ISIS, setidaknya didapat dari 3 sumber: Penyidik/Intelijen, Pengakuan Pelaku yang masih hidup, atau Klaim dari ISIS. Jika hanya dari pengakuan pelaku yang masih hidup, maka keterkaitan dengan ISIS harus diteliti lagi. Pelaku yg tertangkap mungkin cari selamat. Oleh karenanya, bagi pelaku yang sudah berada di tangan aparat, lebih aman jika mengaku bagian dari ISIS. Logikanya seperti itu.
Pelaku Bom Sarinah yg tertangkap, akan memilih mengaku sebagai Jaringan ISIS atau Kelompok Si A, Si B, karena mereka khawatir disiksa jika bungkam. Tapi kalo keterkaitan pelaku dengan ISIS hanya berdasarkan klaim dari kelompok yg mengaku ISIS, apalagi dilakukan via media sosial, nanti dulu. Apalagi keterkaitan dengan ISIS semata-mata karena ada klaim dari LN, ya intelijen jangan mudah percaya. Harus memutar otak. Agar tidak fitnah.
Nah, terkait Bom Sarinah pun akhirnya dihubungkan dengan ISIS, karena ada akun medsos ngaku milik ISIS yang klaim Bom Sarinah adalah kerjaannya. Perhatikan Klaim ISIS atas Bom Sarinah ternyata HANYA bersumber dari akun Twitter. Dan saya yakin Pemerintah Indonesia tak begitu mudah dikadali media sosial. Lucu rasanya, klaim ISIS kok via medsos. Demikianlah. Saya hanya meminta dengan sangat agar penyelidikan dan penyidikan atau penegakan hukum terkait terorisme, profesional saja. Thanks.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!