Susah Kumpulkan KTP, Media Mati-matian Angkat Nama Ahok

JAKARTA (voa-islam.com)- Musisi Tanah Air Indonesia menyebutkan bahwa media mainstream wajar membela Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atua Ahok. Terlebih saat-saat seperti ini di mana bakal calon DKI berseliweran untuk memimpin tahun 2017-2022 sehingga suara Ahok mengalami penurunan.

Sehingga untuk menaikkan elektabilitasnya, media-media mempromosikan Ahok.

"Pantes media yang berdaulat pada penguasa melakukan promo Ahok mati-matian. Soalnya survei Ahok untuk DKI tidak menjanjikan," kata Ahmad Dhani, melalui akun Twitter pribadi miliknya, @AHMADDHANIPRAST, beberapa waktu lalu.

Pemimpin manajeman Republik Cinta ini juga menyebutkan bahwa ucapan rakyat untuk saat ini menjadi bancakan media-media "pendukung" Ahok.

"Mereka yg a politis dan a historis (sering diakui dan disebut sebagai rakyat) adalah makanan empuk bagi media yang berdaulat pada penguasa."

Sehingga, ia pun menilai wajar bahwa apa yang dilakukan Ahok atau timnya dalam mendekati partai sebegitu kuat. Hal ini ia katakan pula dikarenakan Ahok nyatanya sulit mengumpulkan jutaan KTP warga DKI.

"Analisa 24 Maret, Ahok ngebet sama PKB dan PAN supaya bisa gabung dengan Hanura dan Nasdem. Karena ternyata susah kumpulin 1 juta KTP." (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Era Ahok? AEPI: Siap-siap! Gejolak Sosial Mengancam Jakarta
• Nihilnya Kinerja Ahok, Peneliti: DKI Jakarta Miliki Pengangguran Terbesar Setelah Banten
• Pengamat: Rencana Proyek yang Direncanakan Jokowi Terancam Tertunda karena Pendapatan Negara Turun
• Hebatnya Indonesia, Tuntutan Demo Saja Dapat Diselesaikan dengan Sekejap Mata
• 18 Bulan Dilarang Melaut, Ribuan Nelayan Ancam Geruduk Menteri Susi
• Dukung Acara Berbau Komunisme, Ridwan Kamil Dinilai Telah Langgar Sumpah Jabatan
• Mendapat Jaminan dari Ridwan Kamil, Monolog Tan Malaka Kembali Digelar dan Dijaga Aparat
• Ada Pengusaha Asing Beking Angkutan Online, Konvensional Diminta Hati-hati Adu Domba