Ahad, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 20 November 2016 06:30 wib
12.328 views
Ahok Akui Perkataannya Soal Surat Al Maidah 51 Menjadi Ancaman Perpecahan NKRI
JAKARTA (voa-islam.com)--Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui jika ucapannya soal surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu beberapa bulan lalu menjadi ancaman perpecahan NKRI.
Untuk itu Ahok kembali menyampaikan permohonan maaf atas ucapannya tersebut.
"Saya minta kepada semua umat Muslim. Saya sesungguhnya sama sekali tidak punya niat menistakan agama karena saya dibesarkan dari lingkungan Muslim," kata Ahok dalam talk show di sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta Barat, Sabtu (19/11) malam.
Ahok melanjutkan, "Semua gara-gara Ahok. Saya dicap sebagai penista agama. Ini sudah terjadi. Sekali lagi saya minta maaf."
Dia menegaskan dengan kejadian yang menimpanya, akan menjadi bahan introspeksi. Kejadian yang terjadi membuatnya akan lebih hati-hati lagi kedepannya. Dia juga tidak mau banyak omong lagi karena apa-apa pasti selalu dipersoalkan.
Meski ada bayangan akan terjadinya perpecahan, dia yakin mayoritas masyarakat Indonesia masih menginginkan NKRI tetap tegak. Dia percaya masyarakat Indonesia masih mau hidup dalam keberagaman sesuai semboyan bangsa ini yaitu Bhineka Tunggal Ika. Artinya, berbeda-beda tetapi tetap satu.* [Beritasatu/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
- Kunjungan Jokowi Paska 411, Waketum Gerindra: Menakuti Rakyat, tapi Rakyat Tidak Takut
- Rp. 2000 Triliun Uang Umat Islam Diambil, Ekonomi dan Pemerintahan Jokowi Ambruk
- Ekonom: Jangan Pernah Berpikir Ahok Itu sedang Berpihak kepada Anda
- 2045 Indonesia Diprediksi Terbelah, Ahok Dianggap sebagai Pemicunya
- Aksi Damai 411 Kata Media Asing adalah Peristiwa Muslim Melawan Pemerintahan Kristen
- Tidak Temui Massa 411, Pengamat: Jokowi Tidak Terbiasa Sholat Jum'at dan Bukan Representasi Islam
- Sanggah Kapolri, Politisi: Inkonstitusional Itu jika Jokowi Tidak Jatuh, kalau Jatuh, Ya, Konstitusi
- Karena Ahok, Jokowi Berada dalam Ketakutan yang Berlebihan, Politisi: Rezim Ini, Rezim RRC!