Rabu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 4 Oktober 2017 23:25 wib
6.460 views
Partai Demokrat dan Gerindra Lawan Politik Pemerintahan Jokowi?
JAKARTA (voa-islam.com)- Awal September lalu, pada saat perayaan hari Ulang Tahun Partai Demokrat ke-16, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan agar seluruh kader membantu rakyat untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat untuk penuhi kebutuhan pokok. Dua hal ini dari Lima instruksi Susilo Bambang Yudhoyono kepada seluruh kader Partai Demokrat.
Pertanyaannya, mengapa Partai Demokrat memerintahkan kadernya untuk membantu rakyat menciptakan lapangan kerja dan membantu rakyat meningkatkan daya beli? Pasti ada alasannya. Karena memang fakta realita di tengah publik dua hal ini sedang sulit. Sulit mencari kerja dan sulit mencari pemasukan,” kata Ferdinand Hutahean yang merespon diragukannya daya beli turun oleh Pemerintahan Joko Widodo yang kemudian menuding isu dihembuskan oleh lawan politik, Selasa (3/10/2017).
Instruksi tersebut, lanjut Ferdinand, digulirkan dengan cepat dan ditanggap dengan cepat oleh kader Partai Demokrat melalui kegiatan bersama rakyat dengan gerakan ekonomi kerakyatan menyumbang rakyat budi daya ikan lele dan lain sebagainya secara nasional serta menanam kebutuhan pokok sebagai upaya menjaga ketahanan pangan. Semua ini difasilitasi oleh kader Demokrat untuk rakyat.
“Semua ini dilakukan dengan harapan agar mampu menciptakan lapangan kerja dan mampu meningkatakan daya beli masyarakat yang menurun. Pertanyaannya, apakah Presiden menuding Demokrat sebagai lawan politik? Karena ada kaitanya, penurunan daya beli itu nyata dan disampaikan saat HUT Demokrat.”
Selain Demokrat, kami juga mencermati cuitan akun twitter Partai Gerindra yang juga mengangkat tentang penurunan daya beli masyarakat ini. “Apakah Presiden juga menuding Gerindra sebagai lawan politik? Kembali kepada kalimat dua kata Lawan Politik yang dituding oleh Presiden Jokowi, tentu hanya presiden yang tau siapa yang dimaksud.”
Namun pernyataan itu sangat disayangkan olehnya karena justru menunjukkan Presiden yang belum mampu merangkul semua kekuatan nasional untuk bersama-sama, Presiden menunjukkan bahwa ia memiliki lawan, presiden menunjukkan kegelisahannya yang tak kunjung mampu menyelesaikan masalah bangsa dengan menunding pihak lain sebagai penyebab kegagalannya.
Selamat bekerja pak Preisden, masih ada 2 tahun sebelum oktober 2019 berakhir untuk masa jabatan bapak. Mari kerja bersama untuk bangsa! Seluruh teman politik maupun lawan politik pasti mencintai bangsa ini dan ingin bangsa ini maju.
Justru karena kita semua ingin bangsa ini majulah makanya ada kritik kepada bapak, karena puja puji hanya akan menyebabkan kerusakan lebih dalam.” (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!