Mahfud MD: Petugas Negara Jangan jadi Kacung, Setuju, Sangat Nasionalis

JAKARTA (voa-islam.com)- Mantan Stafsus MenESDM, M. Said Didu mempunyai pengalaman yang sepertinya tidak sedap dipandang mata. Dia, saat sesampainya (sepertinya) di suatu bandara melihat hal yang dianggapnya tidak lazim, yakni ada oknum berseragam yang begitu antiusias membantu orang keturunan. Orang itu disebutkan olehnya membawa barang yang cukup banyak kemudian “dibantu” oleh oknum berseragam.

“Jijik melihat ‘petugas negara coklat’ menjemput warna kulit tertentu tiba dari LN dengan bawaan barang banyak. Mungkin agar ‘lancar’. Berharap agar petugas negara urus tugas negara. Bukan jadi kacung,” tulisnya

Dalam hal ini Said tidak gamblang menyebut siapa yang dimaksudnya. Tetapi jika diperhatikan lama akun Twitter-nya, Said menuliskan mempunyai bukti berupa foto atas kejadian yang dilihatnya.

Cuitan dia pun viral. Cukup banyak yang merespon, baik dengan ritwit ataupun dengan komentar. Salah satu yang komentar adalah mantan Ketua MK, Mahfud MD. Membaca cuitan Said, Mahfud nampak kaget. Seakan tidak percaya dengan cuitan Said.

“’Petugas negara jangan jadi kacung’. Setuju seruannya, sangat nasionalis. Tapi pa betul itu terjadi? Di mana? Astagfirullah,” tulis Mahfud dengan rasa penasaran, melalui akun Twitter pribadi miliknya di waktu yang sama dengan Said. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Kalau Cina Negara Maju, Kenapa Warganya ke Indonesia Berduyun-duyun? Tokoh: BIN Tolong Waspada
• Isu Toleransi seperti Dipersempitnya Ulama Ceramah akan Membahayakan Jokowi
• Jokowi bagi Sertifikat ke Masyarakat tapi Nyatanya yang Kuasai Agraria adalah Korporasi
• Pemerintah Jangan Buat Aturan yang Menambah Miskin Masyarakat Nelayan
• Ini Kata Deddy Paska Diskusi Hangatnya dengan Hidayat Nur Wahid
• Diskusi Hangat Hidayat Nur Wahid dengan Deddy Mizwar Soal Pilgub Jabar
• Janji Kampanye Ini akan Dilaksanakan di Tahun 2017 tapi Tidak Terealisasi oleh Jokowi
• Klaim Pemerintah Meningkat tapi Kebijakan Ini justru Bisa Mematikan Para Nelayan?