Ada Mantan Staf Ahok di PSI, Pengamat: Kemarin Ngomong A, sekarang B

JAKARTA (voa-islam.com)- Beredar viral surat jajaran/susunan kepengurusan partai baru yang mendudukan mantan staf Ahok. Dia adalah Sunni Tanuwidjaja. Duduk sebagai sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Nama Sunny pernah booming beberapa waktu lalu saat KPK mencegahnya ke luar negeri lantaran kasus dugaan suap anggota DPRD DKI Jakarta pada pembahasan reklamasi Pantai Utara.

Atas viralnya surat itu, dan kabarnya sudah diakui oleh salah satu elit pengurusnya, PSI malah disebut nampak tidak konsisten perihal dukungannya terhadap pemberantasan korupsi. “Ada Sunny di PSI, partai ini memang mengusung kebaruan, baru kemarin ngomong A sekarang ngomong B.

Nah, sekarang bingung menjelaskan konteks bersih dengan tokoh yang pernah dipanggil KPK. Gak apa-apa yang penting baru, baru bingung!” sindir Hendri Satrio, Rabu (28/2/2018), di akun Twitter pribadi miliknya.

Dalam surat itu, di mana garis besarnya adalah Perubahan Susunan Kepengurusan  Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia, tertulis Ketua Umum Jeffrie Geovanie menempati posisi sebagai Ketua Dewan Pembinan. Sedangkan untuk Sekretarisnya diduduki oleh Sunny.

Dilanjutkan dengan posisi Ketua Mahkamah Partai, Ketum, Sekjen, dan Bendum. Surat itu tertulis terbit 6 Oktober 2017. Dan baru viral Selasa, 27 Februari 2018. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Calon Bupati Independen Ini dapat Dukungan dari Ulama dan Tokoh 212
• Rizal Ramli Apresiasi sekaligus Berharap ke Muhammadiyah Soal Ini
• Prabowo jadi Cawapres dan King Maker adalah Penggiringan Opini dan Kepanikan Penguasa
• Disebut Aspirasi PDIP ingin JK kembali Cawapres, Denny: Bertentangan dengan UU
• [VIDEO] Dipuji Sukses Bangun NTB, Tuan Guru Bajang Malah Merendah
• Gerindra Klaim Usia Dini sangat Menyukai Prabowo Subianto, Pemilih Terdidik
• Politisi Gerindra: Kami Ingin Dipilih karena Konsep, bukan seperti Berburu di Kebun Binatang
• Fadli Sindir Jokowi yang Tayang di TV hampir 24 Jam tapi Elektabilitas di bawah 50 Persen