PKS Harap Negeri Ini Ada Nakhoda Baru yang Berani Buat Target Perbankan Islam

JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengatakana bahwa di ajang pemilihan legislatif yang berbarengan dengan pemilihan presiden secara teori dapat memenangi keduanya. “Ada peluang mengubah komposisi nakhoda tingkat kab/kota, provinsi dan utamanya nasional. Bahkan di 2019, pertama kali dalam sejarah demokrasi kita, pileg berbarengan dengan pilpres.

Pemenang Pilpres teorinya akan memenangi Pileg. #BedaTotal,” demikian katanya, di akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (14/3/2018). Di lain sisi, PKS disebutnya sebagai partai dakwah yang juga harus mampu dan berani ambil langkah (nantinya) untuk hidupkan perbankan syariah. Harapannya adalah meningkatnya ekonomi Indonesia.

“Negeri ini perlu nahkoda baru. Yang berani membuat target pangsa pasar perbankan Islam menjadi 90 persen, yang berani bekerja untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 7-9 persen. Selain itu, ia juga menggambarkan pemimpin mendatang harus berbeda dari sebelumnya, misal pemimpin yang tak lagi hanya berkata-kata tidak berhutang namun kenyataannya tidak demikian.

“Dengan membabat aturan yang menjadi lahan empuk para birokrat pemburu rente, yang berani tidak berhutang ke luar negeri, yang siap bekerja keras menghidupkan sekolah kita dengan imaji dan narasi dan dengan mimpi menjadi negeri terbaik.” (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• KPK Diingatkan kembali Soal Kasus Century oleh Wakil Ketua MPR
• Mardani: Jokowi Kelewatan Angkat Mensesneg Jadi Koordinator Pencarian Bakal Cawapres
• Fahira Idris: Revisi UU Narkotika, Jika Ingin Negeri ini Tetap Berdiri
• Jangan sampai sebab Kinerja KPK, Sampah Masuk, Sampah pula yang Keluar
• KPK jangan Berpolitik, Umumkan Saja Calon Kepala Daerah yang menjadi Tersangka
• Poros Baru untuk Pilpres 2019 Diperkirakan Mustahil
• AHY Dikenal karena Anak SBY, Ini Strategi Demokrat untuk Pilpres 2019
• Politisi Demokrat Ini Berharap ke Prabowo ke Sesuatu yang Tak Mungkin?