Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Maret 2018 15:07 wib
4.894 views
Ngaku-ngaku Saya Pancasila tapi Kala Tanah Negeri Mayoritas Dimiliki Asing Tak Bergeming
JAKARTA (voa-islam.com)- Sempat hangatnya pengkuan beberapa oknum dengan pernyataan bahwa dia dan kelompoknya saja yang merasa pancasilais, dianggap bisa jadi bahwa merekalah yang sebenarnya tidak pancasilais. Belum lagi dalam pengakuan tersebut, bisa jadi juga mereka menafikan yang lain tidak pancasilais.
“Sementara ada anak-anak bangsa memonopoli Pancasila, ‘Saya Pancasila’, ‘Aku Pancasila’. Seolah-olah dengan kalimat itu orang lain tidak Pancasila. Saya berpendapat, ketika saya menyatakan ‘Saya Pancasila’ secara absolut dan monopolistik sesungguhnya dia tidak ber-Pancasila. Saya berbhineka tunggal ika, seolah-olah orang lain tidak seperti itu.
Bahkan ada nada mengeritik ke umat Islam, maka sikap itu justru dia tidak sedang bertoleransi dan berbhineka tunggal ika,” kata Din Syamsuddin, Rabu (21/3/2018), di MUI Pusat, Jakarta.
Melihat hal itu sebagai contohnya, Din pun berpendapat bahwa Pancasila kini telah mengalami beberapa persoalan dari maknya sendiri. “Di Kongres Umat Islam, Bapak Herindra, bahwa NKRI juga ada di sini (sambil mengangkat buku) konsep bela negara kita. NKRI berpancasila mengalami penyimpangan.
Istilah kongres itu mengalami deviasi, distorsi, dan disorientasi dari Pancasila itu sendiri. Saya bacakan lagi: ‘Adanya landscape, tata ruang Indonesia dewasa ini telah meninggalkan pendapat budaya Indonesia yang sangat kental akan nilai-nilai keislaman. Terkikisnya kedaulatan bangsa tata negata akibat kepemilikan aset, khususnya tanah menjadi monopoli hegemoni para pemilik modal kemudian diragukan komitmen kebangsaannya.
Atas kepemilikan tersebut, selain menunjukkan ketidakadilan, berpotensi mengganggu dan menggoyahkan sendi-sendi kerukunan’,” dia menjelaskan.
Dan apabila hal itu berlanjut, maka bisa jadi menurut dia akan terus mengalami disorientasi atas Pancasila itu sendiri. “Maka, kalau kondisi ini berlanjut, distorsi, deviasi, disorientasi dari nilai-nilai dasar bangsa ini akan mengganggu kedaulatan bangsa,” tutupnya mengingatkan. (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!