Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 11 April 2018 20:49 wib
13.044 views
Nasihat Fahri Hamzah untuk Salim A Fillah Perihal PKS
JAKARTA (voa-islam.com)- Setelah dinasihati oleh ustaz Salim A. Fillah terkait PKS, Fahri Hamzah pun berbalik menasihati dia. Dalam cuitannya, Fahri misalkan saja memberitahukan bahwa ada yang tidak diketahui oleh Salim tetapi tidak meminta klarifikasi. Ini soal pemecatan dirinya oleh DPP PKS. Berikut cuitannya, Selasa (10/4/2018):
“Demikianlah saudaraku, perjalanan di jalan ini mengajarkan kita apa yang belum kita ketahui...bersabarlah...yg hatinya bersih akan bertahan dan mendapat pelajaran paling banyak dan yg hatinya kotor akan tersingkir...bukan karena dipecat...lihat saja.” Cuit ini merespon cuitan Salim yang menuliskan:
“Ya, Abangnda. Situasi tak boleh mengalahkan hubungan. Kau saudaraku di jalan Allah, kemarin, kini, dan nanti; meski ujian ini terasa pahit sekarang. Dan semoga Abangnda selalu dibukakan hati; bahwa hanya cinta yang bisa membuat kami bicara begini. Luv u fillah. Always. Cukup.”
Fahri pun kembali memberikan responnya: “Itu cara antum nyinyir aja...
Seolah ini soal jabatan.” Cuit ini terkait cuitan Salim: “Untuk kapasitas sebesar Abangnda @Fahrihamzah; ada tidaknya kursi dan jabatan takkan berpengaruh sama sekali. Abang lebih besar dari posisi sebagai Wakil Ketua DPR itu. Jangan mau dikerdilkan oleh para pembela yang mengira tanpa jabatan Abang tak bisa berbuat apa-apa. No way!”
Kembali direspon oleh Fahri: “Kita mesti serius...Jangan main2 dengan kekuasaan...Untung korbannya saya.
Saya Gak akan bikin rusak.
Antum sabar aja... Doakan agar semuanya baik..” Ini terkait cuitan Salim: “Pulanglah Bang. Hadirlah sowan pada Habibana & Presiden. Penuhi pinta dalam keputusan mereka yang telah bertahap diajukan namun terabaikan. Kalau Abang menduga itu kezhaliman, biar di akhirat semua terjawab. Di dunia, Abangnda akan merebut cinta kami semua, seluruh kader dakwah.”
Salim pun kembali mencuitkan: “Tahukah Abang; barangkali Habibana @salimsegaf akan menangis seperti 'Umar kehilangan Khalid jika benar-benar kehilangan Singa Parlemen seperti Abang? Sebagaimana dia sebagai representasi syura' bersama Presiden telah memecat Abang demi mashlahat yang lebih besar. Iya. Mashlahat.”
Lalu dibalas oleh Fahri: “Tanya Abdurrahman addakhil.”
Salim: “Sebab jama'ah kita selalu berusaha menegakkan da'wah salafiyah, dan semua kader serta jundi akan jatuh cinta secinta-cintanya kalau Abang mampu meneladani Khalid yang berkata, "Aku berperang karena Allah. Bukan karena 'Umar." Yakin saya Bang. Semua akan berseru, "Aku padamu!"
Fahri: “Antum Gak paham beda negara dan jamaah...nanti saya kasi tahu..”
Salim: “Kalaupun Abang merasa dizhalimi dengan keputusan pemecatan, iya kami bisa mengerti. Tapi perlawanan Abang disertai para pendukung kehilangan adab, penuh caci maki dan fitnah itu akan semakin menipiskan simpati dan membuat pemecatan Abangnda menjadi kian terlihat wajar dan pantas.”
Fahri: “Ini narasi tidak dikenal dalam Islam...yang dizalimi harus mengalah...???”
Salim: “Maka siapakah yang telah menjauhkan Abangnda dari kecintaan para kader, dari simpati para jundi, dari rasa hormat pemuka ummat? Bukan Abangnda. Bukan bisikan para qiyadah. Bukan ta'lim para asatidz struktur. Bukan. Abangnda ingin tahu? Periksalah tab mention kami sejak pagi.”
Fahri: “Mention dipikirkan emangnya mereka ada dalam database siapa? Dikendalikan siapa? Jangan dibalik dong, berani bikin ribut Gak berani bertahan dalam keributan...ini pertanda hilangnya keberkahan...keputusan bukan oleh bashiroh.”
Salim: “Dan wallahi; tidak pernah saya dibisik-bisiki oleh qiyadah atau siapapun juga. Semua yang saya fahami dengan fikiran dan hati tentang kejadian yang menimpa Abangnda @Fahrihamzah, justru saya simak dari ceritera Abang sendiri. Untuk yang kedua ini; Abangnda keliru lagi menduga.”
Fahri: “Antum ‘bersumpah atas nama Allah?’ Apakah antum tidak mendengar taklimat Usroh dan Khitob? Berani antum anggap pemecatan saya tidak ada bayanat resmi? Berarti ini bukan keputusan resmi? Lalu keputusan apa? Keputusan siapa?
Salim: “Abangnda terhormat @Fahrihamzah; wallahi, tak pernah ada seorangpun yang melarang saya bertemu Antum. Sama sekali tak ada. Siapalah saya? Hanya kader udik yang sikapnya takkan berpengaruh apa-apa pada dakwah & jama'ah ini. Maafkan, untuk yang pertama ini; Abangnda keliru sangka.”
Fahri: “Salah satu kesalahan fatal, membantah larangan bertemu:
Ini saya kirim 1 artikel persis 2 tahun lalu kalau antum Perlu saya banyak koleksi - nya: merdeka.com/politik/pks-ed…”
Salim: “Tapi inilah cinta kami lillaah dan fillaah kepada Ustadzil Mahbub @anismatta, Abang @Fahrihamzah dan siapapun yang telah meneladankan pada kami hidup berjama'ah dalam dakwah. Mereka telah memberi sumbangsih agung yang tak terbantah bagi jama'ah ini; nan takkan terkejar oleh kami.”
Fahri: “Kalau antum diberi kesempatan untuk tabayun kepada saya tentu akan saya sampaikan faktanya...sayang sekali antum tidak bOleh ketemu saya karena dianggap akan cemar...padahal tarbiyah menghasilkan para Amilin yg kuat dan berpengaruh...tapi oleh struktur diragukan..”
Salim: “Memang tak mudah 'Mengelola Ketidaksetujuan Terhadap Hasil Syuro', ketika 'Beramal Islami di Dalam dan Melalui Jama'ah' serta 'Memilih Takdir Kepemimpinan', apalagi 'Menghindari Jebakan Megalomania'. Sayapun tertatih-tatih mengamalkan taujih-taujih Ustadzil Mahbub @anismatta ini.”
Fahri: “Di Depan umum, Di sini, Kembali saya minta agar 1 saja dokumen hasil Syuro tunjukkan kepada saya: di mana? Siapa yg hadir? Apa keputusannya? Siapa yg bikin Notulensi? Mana keputusannya tertulis? TIDAK ADA...maka itu bukan Syuro tapi pertemuan lain...(saya tahu apa yang terjadi).” (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!