Jum'at, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 16 November 2018 12:17 wib
4.959 views
Fahri Apresiasi Catatan SBY: Beralasan, untuk Bela Prabowo
JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah mengapresiasi "warning" Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait silang pendapat antara Gerindra dan Demokrat sebagai pendukung Prabowo-Subianto. Fahri melihat sikap SBY itu bagian dari pembelaan terhadap Capres Prabowo.
Saya membaca keprihatinan Pak @SBYudhoyono sebagai ketua umum partai @PDemokrat semalam. Cuitan itu Terkait komentar Sekjen partai lain tentang keseriusan beliau dan PD dalam membela Capresnya. Saya dari luar melihat sikap beliau cukup beralasan," demikian cuitannya.
Pertama, menurut dia, itu pertanda bahwa SBY memikirkan cara memenangkan pasangan yang beliau dukung. Pasti beliau ingin menang tapi kalau bisa kemenangan itu juga diterima oleh Demokrat yang beliau pimpin. "Bukan saja wajar tapi wajib."
Kedua, lanjut dia, pandangan SBY tentang peran kandidat sangat tepat. "Sebab mustahil partai bisa memenangkan kandidat tapi kandidatlah yang harus membangun histeria massa dengan mengkonsolidasikan segenap sumber daya yang ada termasuk Demokrat sebagai pendukung."
Ketiga, kelebihan kubu penantang menurut pandangan dia adalah salah satunya karena SBY memiliki berpengalaman 2 kali jadi capres seperti yang dia katakan. Bahkan 2 kali menang dan 10 tahun menjadi presiden. "Modal ini harus digunakan maksimal. Demikianlah, kalau kita ambil positifnya."
Sisa waktu 5 bulan ini menurut dia cukup untuk melakukan konsolidasi di pihak penantang. Sementara di pihak petahana terus nampak terkonsidasi dan tidak nampak ada perbedaan pandangan di antara mereka. "Catatan pak @SBYudhoyono sebaiknya jadi bahan diskusi kubu penantang agar pertarungan semakin berisi dan bermakna. Saya titip agenda kerakyatan. Saya titip agar petahana ditarik dalam perdebatan data dan realisasi janji. Demikian."
Berikut cuitan SBY di dalam akun Twitter pribadi miliknya, semalam:
Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons. Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yang "sembrono", justru merugikan.
Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung untuk kampanyekan saya.
Dalam pilpres yang paling menentukan "Capres-nya". Capres adalah "super star". Capres mesti miliki narasi & gaya kampanye yang tepat. Saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan & program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan.
Kalau "jabaran visi-misi" itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi .
Terakhir, saya pikir tak ada satu pun partai politik (yang tak punya capres dalam pemilu serentak ini) yang tak utamakan partainya. Kalau Partai Demokrat yang terus diributin, para kader Demokrat tak perlu gusar & kecil hati. Go on. Kita tak pernah ganggu partai lain.
(Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!