Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Juli 2019 15:55 wib
6.371 views
Defisit BPJS, RR: Menkeu Jago Hanya Dongeng
JAKARTA (voa-islam.com)- Masalah defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menurut pengamatan salah satu tokoh ekonomi sudah terjadi setahun belakangan ini. Tampak tak ada keseriusan menyelesaikannya, kecuali hanya diulur-ulur tanpa penyelesain yang komprehensif.
Akhirnya deficit membesar. @jokowi katanya punya Menkeu ‘jago’, ternyata hanya dongeng doang. Tunjukkan lemahnya kapasitas untuk selesaikan masalah. Mbulet doang,” demikian kata Rizal Ramli (RR), di akun Twitter-nya, Kamis (18/7/2019).
Perkataan, atau penulisan itu Rizal tujukam ketika mengomentari cuitan salah satu netizen @dianyounee: “Curhat Para Dirut RS Soal Piutang BPJS Kesehatan”, Kamis (18/7/2019).
Terhadap akun yang sama, Mantan Stafsus, Said Didu pun ikut mengomentarinya. Kata dia, hal tersebut perlu diperhatikan dengan tidak menganggapnya sepele.
“Ini masalah sangat penting,” katanya, di akun Twitter-nya.
Respon keduanya itu berawal dari curahan isi hati Direktur Utama Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS soal kesusahan yang pernah dihadapi RSCM karena piutang BPJS Kesehatan. Mulai dari kesusahan untuk mendapatkan obat dan alat kesehatan, hingga meminjam dana kepada bank.
"Kita direpotkan sekali karena kasus-kasus keterlambatan atau kurang bayar dari BPJS.Kita harus menghadapi vendor. Kita sampai harus menghentikan beberapa pelayanan, pasien harus dipulangkan karena tidak jadi operasi karena tidak ada obat bius," demikian dikutip media tersebut.
Dampak dari keterlambatan pembayaran oleh BPJS Kesehatan membuat RSCM harus ikat pinggang sekencang mungkin. dr Lies mengatakan, satu sisi ia harus memastikan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) tetap berjalan, namun di sisi lain ia juga harus mendapatkan obat, alat kesehatan, dan juga bisa membayar karyawan non-PNS.
Akhirnya, RSCM pun harus meminjam dana kepada bank dengan pembayaran bunga yang dibayarkan pihak BPJS Kesehatan. Namun, dr Lies menyebut, tetap saja pihak RSCM lah yang merugi.
"Pada waktu itu kami rugi. Jadi yang disepakati oleh BPJS nilainya berapa, ketika BPJS mau bayar dendanya, nominalnya beda. Bank itu 180 juta, sedangkan BPJS 114 juta. Kami rugi 66 juta, kita utang kita rugi," curhatnya.
(Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!