Senin, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Oktober 2019 08:36 wib
8.542 views
Buku 'Dilema PKS' Jadi Barang Bukti Penggeledahan Terduga Teroris, Ini Kata Penulis
BEKASI (voa-islam.com)—Densus 88 melakukan penggeladahan terduga teroris berinisial NAS di Tambun Bekasi, Jawa Barat, Ahad (13/10/2019).
Dalam keterangan persnya polisi menemukan sejumlah barang bukti, diantaranya satu buku berjudul “Dilema PKS: Suara dan Syariah” yang merupakan hasil karya Burhanuddin Muhtadi.
Sebagai penulis buku tersebut, Burhanuddin pun bersuara. “Dari kemarin dikonfirmasi media mengapa dalam penggeledahan rumah teroris terdapat buku Dilema PKS yang saya tulis? Saya juga tidak tahu. Yang pasti tak ada cara merakit bom di buku itu,” tulis Burhanuddin pada akun Twitternya, Senin (14/10/2019).
Sementara dikutip dari Detik.com, Burhanuddin mengatakan buku tersebut adalah buku akademik. Itu merupakan terjemahan dari tesisnya.
"Sebagai gambaran umum, buku 'Dilema PKS: Suara dan Syariah' itu terjemahan dari tesis saya, jadi saya menulis tesis di Australian National University itu tahun 2008. Sekarang masih ada di perpustakaan NAU atau laman akademia punya saya. Judul aslinya itu Thinking Globally, Acting Locally," kata Burhanuddin saat dihubungi.
Buku itu, jelas Burhanuddin, kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Burhanuddin mengatakan buku itu cukup laku di kalangan pendukung PKS ataupun pihak yang anti-PKS hingga dicetak 4 kali.
"Jadi itu buku akademik. Cuma memang harus diakui di antara buku-buku saya yang paling laku Dilema PKS. Jadi cetakan sampai 4 kali. Jadi baik lovers atau haters PKS sama-sama membeli buku itu. Jadi misalnya buat para haters PKS itu sering kali mengambil satu kutipan yang saya cantumkan di buku terkait dengan statemen Pak Zulkieflimansyah yang mengatakan bahwa PKS itu ibaratnya analoginya seperti partai komunis versi Islam dari sisi pengkaderan. Nah, yang anti-PKS juga banyak yang mengutip itu. Begitu juga yang lover PKS, dengan melihat bahwa buku tersebut menjelaskan secara runtut bagaimana evolusi gerakan tarbiyah menjadi gerakan politik," paparnya.
Burhanuddin tak paham mengapa buku itu juga menarik perhatian seorang tersangka teroris. Dia menegaskan tak ada paham radikalisme di buku itu.
"Saya tidak tahu persis apa yang membuat buku tersebut, mungkin saja sang terduga teroris hobi membaca. Tetapi saya jamin nggak ada di situ cara merakit bom. Orang kalau mengenal saya justru orang yang anti sikap ekstrim. Saya murni akademisi," tegas Burhanuddin.* [Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!