Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 2 November 2016 22:33 wib
12.350 views
Kun Anta; Jadilah Dirimu Sendiri
Sahabat Smart Teens yang Shalih dan Shalihah...
Katakanlah (Muhammad), ’setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.’ Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya (QS. Al-Isra ayat 84)
....Tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan....( QS. Al-Maidah ayat 48)
SETIAP kita dilahirkan dengan pribadi yang identik dan unik. Tidak ada pribadi duplikat yang sama baik dari segi fisik atau karakter pribadinya. Bahkan saudara kembar sekalipun pasti banyak perbedaan yang membuatnya menjadi pribadi identik. Sungguh suatu tanda dari Allah yang begitu agung, diantara miliaran manusia semenjak dari nabi Adam hingga kiamat nanti, tak ada yang sama dalam hal penciptaannya. Salahsatu yang menakjubkan dari perbedaan yang identik itu adalah dari sidik jarinya.
Karena kita identik, maka sudah selayaknya kita mensyukuri atas apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kita dan memanfaatkan segala potensi yang kita miliki di jalan ketaatan dan pengabdian untuk-Nya.
Yakinlah bahwa setiap orang mempunyai potensi yang begitu banyak dan terlalu mubazir untuk dilewatkan, hatta seorang cacat sekalipun. Saya pernah melihat video orang-orang cacat yang berprestasi di bidangnya. Ada orang yang tanpa lengan dan kaki tapi mampu menggerakan khalayak ramai dengan menjadi motivator. Ada juga seorang lelaki yang tiada berkaki namun mampu mengendarai motor yang didesain khusus dan mengantarkan barang dagangannya ke warung-warung. Ada juga orang lumpuh dan cacat kakinya namun berhasil menjadi atlet yang membanggakan.
Mereka adalah orang-orang cacat, apatah lagi kita sebagai orang yang –alhamdulillah- diberi karunia sebagai pribadi yang sempurna secara fisik, sudah seharusnya menggali dan menggunakan potensi yang kita miliki.
Salahsatu potensi itu adalah karakter dan kecenderungan hati terhadap apa yang kita minati. Sebelum saya berbicara panjang lebar ada baiknya saya mengajak pembaca “berwisata” dengan merenungi kehidupan para pribadi agung yang mengemban estafeta risalah rasulullah, para sahabat radiyallahu anhum.
Kita mengenal abu bakar ash shidiq dengan pribadinya yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Dan sejarah mencatat bagaimana begitu cantik ia menempatkan karakternya tersebut di jalan yang diridhoi-Nya. Bukan berarti beliau tidak bisa bertindak tegass. Kita bisa melihat sikap tegas abu bakar ash-shidiq dalam memerangi orang-orang yang kembali ke belakang setelah wafatnya rasulullah dan memerangi para pembangkang yang enggan menyerahkan tali kekang unta dan kambing mereka.
Kita mengenal pribadi umar bin khatab yang penuh dengan ketegasan dan sikap keras. Dengannya ummat islam saat itu bisa menengadahkan muka. Dengannya ummat islam mempunyai pion kekuatan yang diperhitungkan.
Selain mereka berdua, kita mengenal pribadi-pribadi hebat yang tercatat dalam sejarah. Semua itu tak lepas dari kepiawaian sang Musthofa yang telah menempatkan pribadi para sahabatnya pada tempat yang begitu pas sesuai dengan potensi mereka. Ali bin Abi Thalib yang piawai dalam posisi kehakiman, Muadz dalam masalah keilmuan, Ubay yang piawai dalam alquran, zaid dalam masalah faraidh, Khalid Bin Walid dalam permasalahan zihad dan taktik perang, Hassan dalam masalah syair, dan Qais Bin Tsabit dalam hal orasi. (Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain; La Tahzan/Aidh alQorni)
So, kita sebagai generasi muda muslim harus berusaha menggali dan mengenali potensi kita dan memanfaatkan setiap potensi kita untuk kemaslahatan. Jadilah diri sendiri dan tidak perlu membanding-bandingkan diri sendiri dengan kemampuan orang lain. Boleh kita meniru dan mencontoh kesuksesan orang lain demi memotivasi diri sendiri.
Sayangnya, banyak orang yang melihat kesuksesan orang lain dan kagum terhadapnya. Tapi ia berhenti hanya sampai di situ. Ia hanya menjadi seorang pengagum dan bangga dengan kontribusi orang lain. Sementara ia melupakan kontribusi dirinya sendiri. Ia hanya berandai-andai dalam angan yang kosong
Ada juga orang yang melihat kesuksesan orang lain kemudian ia memandang dirinya dan berkata,”aku bukan siapa-siapa. Aku tidak mungkin bisa sesukses dia.” Dengan melihat kesuksesan orang lain tidak menambah semangat pada dirinya. Justru ia merasa enjoy dengan segala keterbatasannya dan masa bodoh dengan semua hal yang belum ia capai.
Ada sebagian orang yang melihat kehebatan orang lain dan ia ingin sukses persis seperti pribadi yang ia kagumi. Ia meniru gaya bicaranya, cara berjalannya, cara makannya bahkan baju dan pakaian yang sama dengan orang yang ia kagumi. Ia ingin 100% sama persis dengan orang yang ia kagumi tampa berkompromi dengan perbedaan potensi dan keadaan yang memang sudah menjadi “dasar” pribadinya sebagai makhluk Tuhan yang identik.
Akhirul kalam, marilah kita berkarya dan berprestasi dengan setiap potensi dan keidentikan kita masing-masing. Marilah kita contoh orang-orang sukses untuk memotivasi kita dalam berkarya. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman dari Husni Mubarok
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!