Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Januari 2015 08:10 wib
18.463 views
ISIS Melakukan Perang Semesta Melawan Kafir Musyrik di Suriah dan Irak
MOSUL (voa-islam.com) - Perang di Suriah dan Irak terus berkecamuk. Saling membunuh di antara fihak yang berperang di kedua negara itu. ISIS dikabarkan mengeksekusi dua perwira milier dan tiga serdadu Irak di selatan Mosul.
ISIS melakukan perang semesta melawan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani) di Suriah dan Irak.
Brigadir Haseeb Maaroof, sumber militer Irak, mengatakan, kedua perwira adalah Kolonel Khudair Sharif Al-Hadidi dan Juru Bicara Divisi II Irak Kolonel Mazhar Younis Al-Bayati.
"Ekeskusi berlangsung di kamp Ghaziani di selatan Mosul," ujar Maaroof. "Kamp ini jatuh ke tangan ISIS, yang menandai akhir kekuasaan Irak atas Mosul."
Jenazah keduanya, bersama tiga prajurit Irak lainnya, diangkut ke kamar mayat di RS Mosul.
Kolonel Al-Hadidi dan Al-Bayati ditahan sejak Juli 2014, atau saat Mosul jatuh. Ia diperlakukan dengan baik, tapi Baghdad tidak pernah mengupayakan pembebasan karena menolak berunding dengan ISIS.
Pertempuran sengit, Selasa (6/1), terjadi di Ramadi, Propinsi Ambar, ketika ISIS mencoba mendekati pangkalan udara tempat tentara AS bermarkas.
Mengutip sumber di Ramadi, situs rudaw.net memberitakan pertempuran berkobar di jalan-jalan dan gang-gang sempit di Ramadi. Tentara Irak mencoba memukul mundur ISIS dari dalam kota, tapi kesulitan.
"Tentara irak menyerang ISIS di wilayah Andalus, Mostaudah, dan Hoz, di pusat kota," ujar sumber itu.
Seorang kepala salah satu suku di Propinsi Anbar membenarkan. Menurutnya, pertempuran sengit terpusat di tiga tempat itu.
"Untuk mengendalikan Ramadi, ISIS menembaki pangkalan militer di Ramadi dengan mortir," ujar kepala suku itu. "Pada saat sama, pangkalan udara Ain Al-Assad, tempat pasukan AS, dikepung."
Bukan kali pertama ISIS berusaha merebut Ain Al-Assad. Desember lalu, ISIS mendekati pangkalan udara ini, dan 350 tentara AS keluar dari barak dan memerangi ISIS. Namun, Washington membantah kabar ini.
Dikabarkan pejuag ISIS merilis sebuah foto yang menunjukan salah satu anggotanya menggunakan rudal anti-tank TOW produksi AS saat menghadapi kelompok saingannya di wilayah Qalamoun dan sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon.
ISIS saat itu menghadapi perlawanan Jaysh Al-Islam di pinggiran Qaryatayn, sekitar 120 kilometer timur laut Damaskus, ibu kota Suriah.
Analis politik mengatakan ISIS sedang memperlihatkan mereka bukan kelompok biasa, tapi pasukan dengan senjata modern dan produk terakhir AS. Di Qalamoun, AS tidak hanya menghadapi Jaysh al-Islam, tapi juga Hizbullata -- kelompok Syi'ah di Libanon.
Sebelumnya pada 5 Oktober, ISIS dikabarkan kehilangan banyak serdadunya saat bertempur melawan Hizbullata. Sumber lain mengatakan kebanyakan yang tewas adalah pejuang Jabhat Al-Nusrah, bukan ISIS.
Selanjutnya, Qalamoun sebelumnya dikuasai Batalion Ghuraba Al-Sham dan Batalion Shahba, yang bersekutu dan membentuk Tentara Pembebasan Suriah. Di tempat ini keduanya melatih para anggotanya.
Menurut berbagai sumber Barat, ISIS memiliki anggaran 2 miliar dolar AS untuk tahun 2015, dengan susplus diperkirakan mencapai 250 juta dolar AS.
Dalam wawancara dengan Al-Araby Al-Jadeed, ulama Naji Abdullah dari Mosul mengklaim, ISIS akan menggunakan sebagian besar anggaran untuk memperluas wilayah kekuasannya di Irak dan Suriah.
Syaikh Abu Saad Al-Ansari, tokoh ulama senior di Mosul, mengatakan, tidak seluruh uang itu akan digunakan untuk membiayai perang. Sebagian akan dimanfaatkan untuk membantu orang miskin, orang cacat akibat perang, dan keluarga serdadu ISIS yang tewas dalam pemboman AS dan koalisi.
The Economist memberitakan, sebagian besar dari jumlah itu kemungkinan habis untuk membayar gaji serdadu. ISIS membayar setiap serdadu 400 dolar AS, jauh lebih tinggi dari yang dibayarkan pemerintah Irak kepada tentaranya atau yang diterima kelompok pejuang oposisi di Suriah.
ISIS memperkirakan masih akan surplus 250 juta dolar AS. Jika itu terjadi, kekhalifahan Islam ini berencana menggunakannya untuk menambah kekuatan menghadapi serangan udara AS dan koalisi.
Berbarengan dengan pengumuman anggaran, ISIS juga membuka bank sendiri yang disebut Bank Islam. Bank akan memberi pinjaman, dan menawarkan fasilitas penyimpanan dalam bentuk deposito dan tabungan biasa.
Fouad Ali, pakar masalah Irak, mengatakan kepada Al Araby bahwa pengumuman anggaran dan Bank Islam adalah propaganda ISIS untuk merusak moral koalisi dan tentara Irak.
Pendapatan ISIS diyakini berasal dari penculikan, pajak, pendapatan dari minyak, dan pemerasan. Situs ibtimes.co.uk melaporkan kabar soal anggaran dan Bank Islam ini sulit diverifikasi.
Kekuatan terhadap kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani) terus meningkat, tanpa henti. Bersamaan dengan invasi militer kafir musyrik ke negeri-negeri Islam. Peperangan ini konsekuensi dari perang yang dijalankan oleh kafir musyrik terhadap Muslim di seluruh dunia. (dimas/aby/may/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!