Rabu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 6 November 2019 08:53 wib
4.556 views
Canda yang Melalaikan
Oleh:
Ustaz Fauzil Adhim
RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ شَيْءٍ لَيْسَ مِنْ ذِكْرِ اللهِ فَهُوَ لَعِبٌ ، لَا يَكُونُ أَرْبَعَةٌ: مُلَاعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ ، وَتَأْدِيبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ، وَمَشْيُ الرَّجُلِ بَيْنَ الْغَرَضَيْنِ، وَتَعَلُّمُ الرَّجُلِ السَّبَّاحَةَ
“Setiap hal yang tidak mengandung dzikrullah hanyalah permainan, kecuali empat; seorang suami ‘bermain’ dengan istrinya, atau melatih kuda, atau berjalan di antara dua tujuan, serta belajar berenang.” (HR Nasa'i).
Canda suami-istri adalah permainan yang mengantarkan pada kemesraan. Canda suami-istri adalah penyegar jiwa yang menautkan hati menguatkan jalinan rasa di antara keduanya. Ini memang bermain bersenang-senang, tetapi agama ini meletakkannya sebagai kebaikan. Tentu saja agar canda itu tidak terlepas dari kebaikan, hendaklah keduanya menjaga agar tidak bercanda dengan hal-hal yang dapat memalingkan hati. Tidak terkecuali canda tentang kehidupan suami-istri.
Jalan-jalan itu boleh. Wisata kuliner juga tidak terlarang, sebagaimana menjaga penampilan bukanlah sesuatu yang tercela. Tetapi jika hal-hal yang asalnya bukan 'amalan utama untuk meningkatkan taqwa justru menjadi pembicaraan sehari-hari sehingga hati condong kepadanya dan bahkan menjadi himmah, maka perubahan itu sangat mungkin beriring perubahan-perubahan lainnya berkait dengan gaya hidup maupun orientasi kehidupan berkeluarga.
Ada canda yang awalnya saya menganggap biasa karena tidak begitu saya perhatikan, tetapi saya melihat canda itu meluas dan pembicaraan tentang canda itu tak jarang menjadi canda serius atau bahkan benar-benar serius. Ada beragam variasi ungkapan, intinya agar istri senantiasa tampil menarik, maka suami perlu memperhatikan:
Skin care
Beauty care
Rekening care
Traveling care
Serta berbagai "care" lainnya. Sebagian bahkan terjatuh pada keburukan membuka aib atau mengeluhkan suaminya secara terbuka di status WA atau media sosial lainnya, di antaranya ada yang menyebut nama Ustadz ini Ustadz itu.
Saya bukan anti jalan-jalan meskipun sangat jarang saya melakukannya (padahal ditawari oleh para panitia), kecuali saat ke luar negeri bersama istri. Tetapi apa yang awalnya tampak seperti canda, dapat membawa pada kelalaian atau mendorong orang lain jatuh pada kelalaian. Jika tak berhati-hati, mengumbar status tak penting seperti itu justru dapat menyentuh titik paling sensitif dari harga diri suami. Atau orientasi suami pun berubah sehingga ia menambahkan satu "care" lagi agar istrinya bersemangat, yakni competitiveness care alias merawat daya saing dengan menghadirkan pesaing bagi istrinya.
Poligami itu haq. Tetapi jika suami melakukan karena egonya yang terluka, akan lain ceritanya. Ini bukan jalan yang barakah.
Apa tidak boleh memotivasi suami untuk lebih gigih mencari rezeki? Boleh. Sangat boleh bahkan. Tetapi sepatutnya tidak menyebabkan bergesernya orientasi. Urusan apa pun hendaklah iradahnya adalah iradah akhirat, bahkan di saat berupaya lebih gigih mencari rezeki.
Saya teringat beberapa kasus yang dikonsultasikan kepada saya. Istri meminta cerai karena menganggap suami tidak perhatian. Apa pasal? Suami tidak pernah mengajak istrinya jalan-jalan ke negeri yang jauh "seperti orang-orang itu" atau ke tempat-tempat yang instagramable. Bahkan ada yang menyandarkan pada perkataan seorang Ustadz. Saya tidak tertarik menggali Ustadz siapa karena kelalaian dapat menimpa saja, termasuk kelalaian seorang Ustadz --barangkali-- ketika sedang bercanda yang dimaksudkan agar forum terasa segar. Bukan saya setuju, tetapi hal pokok yang ingin saya sampaikan ialah hendaklah kita berhati-hati dalam bercanda. Boleh bercanda, apalagi bagi suami-istri, tetapi jangan sampai melalaikan. Jangan pula menyebabkan hati mereka saling menjauh.
Waktu kita tak lama. Semoga sisa usia kita Allah Ta'ala ridhai dan menjadi asbab dikumpulkannya kita di surga-Nya dan malaikat menyeru:
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ
"Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istri kamu untuk digembirakan.” (QS. Az-Zukhruf, 43: 70).
Kemudian malaikat menyambut kita dengan ungkapan:
سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى ٱلدَّارِ
"Salam sejahtera atas kalian disebabkan kesabaran kalian.” (QS. Ar-Ra'd, 13: 24).
Penerbangan Bandung - Jogja, 5 November 2019
Sumber: Facebook Mohammad Fauzil Adhim
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!