Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Februari 2016 17:45 wib
5.587 views
Amnesti Internasional Kecam Respon Memalukan Negara Eropa atas Krisis Pengungsi
LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Amnesty International mengecam respon "memalukan" negara-negara Eropa 'terhadap krisis pengungsi di Eropa.
"Itulah Eropa, yang merupakan blok terkaya di dunia, tidak mampu mengurus hak-hak dasar dari beberapa orang yang paling teraniaya di dunia, sangat memalukan," kata Sekretaris Jenderal Amnesty Internasioanl Salil Shetty, Rabu (24/2/2016).
Beberapa dari 26 negara di Uni Eropa (EU) wilayah bebas paspor Schengen telah memberlakukan kembali kontrol perbatasan dalam menanggapi masuknya pengungsi dalam jumlah yang belum pernah terjadi.
Shetty menyerukan untuk keaaman, rute hukum bagi para pencari suaka untuk mencapai Eropa, mengatakan mereka harus diperlakukan atas dasar kasus per kasus, bukan mengalami "hukuman kolektif."
Direktur Amnesty Eropa John Dalhuisen mengatakan, "Mayoritas negara, dengan pengecualian terhormat mungkin dari Jerman, hanya memutuskan bahwa perlindungan perbatasan mereka lebih penting daripada perlindungan hak-hak pengungsi."
Eropa sedang menghadapi arus masuk besar-besaran pengungsi, yang melarikan diri dari zona yang sarat dengan konflik di Afrika dan Timur Tengah, khususnya Suriah. Sekitar 1,1 juta pengungsi terdaftar di Jerman saja pada 2015.
Jumlah besar kedatangan pengungsi telah menempatkan Kanselir Jerman Angela Merkel di bawah tekanan domestik dan menimbulkan beberapa protes anti-pengungsi di negara ini.
Banyak yang menyalahkan negara besar Eropa untuk eksodus pengungsi dari negara asal mereka, mengatakan kebijakan negara-negara Barat 'telah menyebabkan lonjakan dalam terorisme dan perang, memaksa lebih banyak orang keluar dari rumah mereka.
Eropa juga terbagi atas bagaimana untuk menangani banjir pengungsi. Sementara para pemimpin Eropa beberapa mendukung kebijakan pengungsi pintu terbuka, yang lain lebih suka mengendalikan yang disebut perbatasan eksternal Uni Eropa, mendeportasi lebih banyak orang dan membayar negara-negara ketiga untuk menjaga pencari suaka di tanah mereka. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!