Kamis, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Juli 2016 14:30 wib
4.784 views
Mantan PM Turki Dovutoglu Akui Perintahkan Militer Tembak Jatuh Jet Tempur Rusia
ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Mantan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu telah menekankan bahwa dialah yang memberi perintah untuk menembak sebuah pesawat Rusia pada bulan November tahun lalu, menambahkan bahwa perintah itu bukan untuk pesawat tertentu tetapi sebuah instruksi umum untuk membela wilayah udara Turki.
"Dalam adat negara kita, perdana menteri memberikan aturan pertempuran dalam perintah tertulis kepada Staf Umum. Aku memberi perintah tersebut pada 10 Oktober," kata Davutoglu dalam wawancara dengan penyiar swasta NTV pada 15 Juli dan dilansir kantor berita Hurriyet Daily hari Rabu (27/7/2016).
"Aturan-aturan pertempuran ini akan dilaksanakan tidak hanya pada pesawat Suriah tetapi semua yang melanggar ruang udara Turki," terbaca instruksi 10 Oktober tersebut, Davutoglu mengatakan, menambahkan bahwa perubahan itu datang setelah pelanggaran berulang oleh jet Rusia selama operasi mereka di Suriah.
Jet tempur Turki menembak jatuh pesawat Rusia pada 24 November tahun lalu, yang mengarah pada krisis diplomatik bilateral yang baru saja mereda setelah Presiden Recep Tayyip Erodğan mengirim surat pada akhir Juli untuk rekan Rusia-nya, Vladimir Putin, mengungkapkan bela sungkawa pada keluarga pilot Rusia yang tewas saat kejadian.
Laporan terbaru menyatakan bahwa jatuhnya jet Rusia adalah pekerjaan dari tentara yang setia kepada cendekiawan yang berbasis AS, Fethullah Gulen, yang pemerintah Turki mengatakan berada di balik kudeta gagal 15 Juli.
Sebuah instruksi sebelumnya, mengatakan "semua pesawat Suriah yang datang ke Turki dari Suriah harus dinamai sebagai ancaman dan harus dijatuhkan," diberikan kepada militer pada 2012 setelah ditembak jatuhnya sebuah jet pengingtai Turki Phantom F-4, sebuah insiden yang menewaskan dua pilot mereka.
Tidak ada masalah dengan pelaksanaan aturan keterlibatan karena masalah itu tentang membela ruang udara Turki, kata Davutoglu.
"Ini tidak benar untuk mengajukan pertanyaan delapan bulan setelah kejadian itu ... Saya akan melakukan tanggung jawab politik yang sama bahkan jika itu terjadi hari ini," tambahnya. (st/hd)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!