Rabu, 28 Jumadil Awwal 1446 H / 9 November 2016 18:00 wib
4.864 views
Pasukan Khusus AS Mulai Disebar ke Raqqa untuk Bantu SDF Rebut Ibukota Islamic State
BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Pasukan khusus Amerika Serikat telah mulai disebar di luar Raqqa dalam rangka untuk membantu kampanye serangan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) terhadap Islamic State (IS) di sekitar ibukota de-facto mereka yang baru-baru ini diumumkan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan Senin (7/11/2016) bahwa kontingen pasukan khusus AS tiba di wilayah Kobane, utara Raqqa dekat perbatasan Suriah-Turki, sebagai bagian dari ofensif yang dipelopori oleh pasukan SDF yang dipimpin Kurdi dan didukung oleh Washington.
Meskipun LSM pemantauan di negara yang dilanda perang itu tidak memberikan perkiraan tentang jumlah tentara yang dikirim untuk front Raqqa, sumber terpercaya mengatakan kepada SOHR bahwa lebih banyak tentara AS yang mengambil bagian dalam kampanye baru tersebut dibanding dalam serangan terhadap IS di Manbij pada awal tahun 2016.
Pada hari Ahad, seorang sumber di SDF mengatakan kepada AFP bahwa 50 penasihat militer dikerahkan sebagai bagian dari Operasi Efrat Wrath, yang berusaha untuk mengelilingi Raqqa dan memotong jalur logistik yang mengarah ke kubu IS dari timur dan barat, dalam hubungannya dengan serangan terhadap Mosul di Irak.
Gambar-gambar telah muncul dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tentara AS brada di dekat garis depan, dengan Reuters dan Russia Today, antara lain, menerbitkan foto pasukan operasi khusus di luar Raqqa.
Washington belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang kehadiran pasukannya di Operasi Efrat Wrath, kampanye besar-besaran yang diperkirakan berlangsung berbulan-bulan di tengah perebutan politik daerah pasukan yang mana yang akan memasuki Raqqa yang populasinya didominasi Arab.
SOHR juga melaporkan bahwa koalisi pimpinan AS melawan IS mengirim "senjata canggih dan amunisi" untuk pasukan SDF tepat sebelum mereka meluncurkan kampanye selama akhir pekan.
Juru bicara SDF Talal Silo membenarkan pernyataan tersebut, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa "pertempuran itu bergantung pada kedatangan pengiriman senjata dan amunisi dari koalisi." (st/now)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!