Wakil Menlu Turki: Setiap Keputusan Mengenai Hagia Sophia Adalah Keputusan Tnternal

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Wakil Menteri Luar Negeri Turki Yavuz Selim Kiran menegaskan bahwa Turki akan terus melindungi warisan budaya dan agama negara itu, dan bahwa setiap keputusan mengenai Hagia Sophia adalah keputusan internal Turki.

Ini datang dalam tweet-nya pada hari Jum'at (26/6/2020), sebagai tanggapan atas pernyataan Sam Brownback, duta besar kebebasan beragama di Departemen Luar Negeri AS, tentang Hagia Sophia.

"Jangan khawatir Brownback, Turki akan terus melindungi warisan budaya dan agamanya, dan keputusan apa pun tentang Hagia Sophia adalah keputusan internal Turki," Kiran mengumumkan.

Kiran menunjukkan bahwa Turki memiliki 18 monumen Daftar Warisan Dunia.

Brownback sebelumnya menyatakan bahwa Hagia Sophia memiliki makna spiritual dan budaya bagi miliaran orang percaya di seluruh dunia. Dia meminta pemerintah Turki untuk melestarikan status Hagia Sophia sebagai museum agar dapat diakses oleh semua orang.

Hagia Sophia adalah bangunan artistik dan arsitektur yang terletak di daerah Sultanahmet di Istanbul.

Monumen ini digunakan sebagai masjid selama 481 tahun, dan diubah menjadi museum pada tahun 1934. Hagia Sophia dianggap sebagai salah satu konstruksi arsitektur paling penting dalam sejarah Timur Tengah. (MeMo)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Keluarga Palestina di Gaza Terima Bantuan Keuangan dari Qatar
• Turki Akan Lanjutkan Operasi Militer Mereka di Idlib Suriah
• NOC: Tentara Bayaran Rusia Masuki Ladang Minyak Utama Al-Sharara di Libya Selatan
• Saudi Izinkan Ceramah dan Pelajaran di Masjid Tapi Tetap dengan Pembatasan Terkait Virus Corona
• AS Klaim Intelijen Rusia Tawarkan Taliban Hadiah untuk Membunuh Pasukan Asing di Afghanistan
• Wakil Menhan Libya ke Sisi: Tidak Ada yang Akan Menghentikan Kemajuan Kami Menuju Sirte
• Sayap Militer Hamas Bersumpah Akan Buat Israel 'Menyesal' Atas Upaya Aneksasi Tanah Palestina
• Sudan Peringatkan Jutaan Orang Akan 'Berisiko' Jika Ethiopia Mengisi Bendungan Nil Secara Sepihak