Abbas Tolak Panggilan Telepon Menlu AS Pompeo untuk Bahas Aneksasi Israel Atas Tepi Barat

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas diduga menolak menerima panggilan telepon dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk membahas rencana aneksasi Israel, Radio Umum Israel melaporkan pada hari Ahad (29/6/2020).

Menurut Al Quds Al Araby, panggilan telpon yang dimaksudkan datang di tengah-tengah diskusi AS-Israel yang sedang berlangsung tentang aneksasi tanah Palestina yang diduduki.

Menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, proses aneksasi akan dimulai pada 1 Juli. Stasiun radio Israel mengatakan bahwa Abbas menolak panggilan itu setelah kontak intensif untuk mengaturnya.

Sementara itu, para pejabat Palestina dikatakan telah mengirim pesan ke Israel mengatakan bahwa PA telah menyiapkan inventaris senjata dan amunisinya untuk diserahkan kepada negara pendudukan ketika negara itu juga menyerahkan tanggung jawab penuh untuk keamanan di Tepi Barat yang diduduki.

Al Quds Al Araby juga mencatat bahwa General Radio memperkirakan PLO akan mengumumkan pembubaran PA dan pemerintah Palestina.

Komentator bertanya-tanya apakah ancaman untuk mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel dan membubarkan PA adalah nyata, atau hanya permainan kata-kata untuk membujuk Israel untuk membatalkan rencana aneksasinya. (MeMo)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• India Minta Pakistan Ekstradisi Jihadis yang Dituduh Sebagai Dalang Serangan Mumbai 2008
• Sudan Tangkap 122 Tentara Bayaran yang Akan Dikirim untuk Berperang di Libya
• Partai Presiden Emmanuel Macron Derita Kekalahan Besar dalam Pemilu Prancis
• Mantan Menlu Israel Tzipi Livni Sebut Aneksasi Tepi Barat Adalah Kesalahan Bersejarah Besar
• Mesir Eksekusi Jihadis Libya yang Terlibat Pembunuhan 16 Polisi
• Wakil Menlu Turki: Setiap Keputusan Mengenai Hagia Sophia Adalah Keputusan Tnternal
• Keluarga Palestina di Gaza Terima Bantuan Keuangan dari Qatar
• Turki Akan Lanjutkan Operasi Militer Mereka di Idlib Suriah