Jum'at, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 4 Januari 2019 10:59 wib
6.835 views
212 Award
Monumen bersejarah di abad ini bukan lagi batu yang menjulang melainkan hadirnya 13,4 juta manusia di sebuah titik sangat cantik di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia Jakarta, bernama Monas. Monas telah menjadi saksi sejarah pada tahun 2016 dengan hadirnya 7,3 juta manusia dan itu adalah hal yang sangat mencengangkan dunia karena umat Islam yang sering dipojokkan dengan penamaan penamaan buruk ternyata berhasil membuktikan sebuah Aksi damai raksasa yang mengharukan para pecinta perdamaian di seluruh dunia.
Fenomenal.. Spektakuler.. ! Pandangan positif pun lahir dari Aksi Damai Bela Islam 212 pada tahun 2106 itu. Diantara yang paling populer adalah ungkapan “bahkan rumput pun tidak diinjak! ”Kalau rumput saja dilindungi, apalagi makhluk bernama manusia! Bagaimana mungkin Islam yang demikian indah dituduh teroris?“. Atau yang lain, “Tak ada sampah tertinggal meski berkumpul jutaan manusia”. Atau juga, “Dan non muslim yang datang, disayangi, dihormati buktinya ada sepasang pengantin yang hendak menikah di gereja dibukakan jalan oleh massa”. Demikianlah Aksi damai menjadi sangat dirindukan.
Waktu berjalan dan ketika reuni ke dua digagas, tidak seorang pun menyangka bahwa Reuni 212 di Monas pada tahun 2018 mampu menyedot 13,4 juta peserta! Dahsyat! Banyak saksi mengatakan, nyaris seluruh kamar hotel di seputaran Monas, Gambir, Thamrin, hingga kebon kacang dan sekitar lingkaran wilayah aksi, sold out sejak 2 pekan sebelumnya! 212 membuktikan dirinya telah menjadi ajang pertemuan terbanyak pesertanya di seluruh sejarah manusia berkumpul dan ... damai!
Beribu kisah menakjubkan hadir di seputar Reuni Akbar 212 yang dikomandani oleh Persaudaraan 212 (PA 212) bersama banyak elemen dan organisasi lain seperti GNPF Ulama, Spirit 212, AQL, dan banyak lagi nama. Yang jelas, tanggal 2 Desember 2018. Keindahan akhlak dan peradaban Islam yang penuh kasih sayang, kedermawanan, ukhuwah islamiyah yang tulus, terulang kembali di tempat yang sama dengan dua tahun sebelumnya.
Namun ada fenomena yang paling menarik dari peristiwa berita 212 di tahun 2018 yaitu kenyataan yang mengherankan tentang hilangnya semua stasiun televisi nasional di area Monas. 212 adalah spirit bersama milik seluruh masyarakat Indonesia. Dan seharusnya seluruh masyarakat berhak mendapatkan informasi yang seluas-luasnya dan selengkap-lengkapnya.
Keakuratan informasi yang sesuai dengan fakta adalah suatu keharusan demi mencerdaskan bangsa. Nyatanya perhelatan sebesar 13 juta lebih manusia itu, tak satu pun Televisi yang meliput, kecuali sebuah TV yang bernama TV ONE. Sebuah perhelatan raksasa yang menjadi headline bahkan di beberapa surat kabar dan media masa dunia itu rupanya dianggap tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi. Kemana rahibnya mereka? Biarlah tetap menjadi rahasia sejarah pertelevisian di Indonesia.
Sedangkan TV ONE..? Ya.. TV One telah menjadi satu-satunya Televisi Nasional yang meletakkan dirinya sebagai media yang melek kenyataan, tidak menutup diri apalagi sampai menjadi alat kekuasaan atau alat kepentingan dari perorangan atau golongan.
Seharusnya semua media publik demikian. Media harus memiliki jiwa “Fair and Free” dan TV One lah yang menyandangnya. TV One telah menjadi buah bibir, menjadi lokomotif baru bagi peradaban penuh martabat yang dicontohkan oleh 13,4 juta muslim Indonesia dan untuk itu TV One berhak mendapat Award!
212 Award sebagai The FAIR & FREE Television 2018. Bersama TV One, ada media cetak yang mendapat penghargaan FAIR &FREE kategori media cetak yaitu Republika! Ya. Republika pantas mendapat Award juga! Begitu pula Saling Sapa TV, Front TV, Rassil TV, VoI-Islam, Hidayatullah, dan Media Asing serta media-media konsisten lain yg membanggakan. Bahkan diberikan juga kepada para Penulis Dedikatif serta Tokoh Muda Milenial yang inspiratif.
Persaudaraan Alumni 212 dibantu oleh personil2 Relawan #2019GantiPresiden(RGP) dibeberapa pos penting termasuk bidang Acara, juga ormas dan organisasi lain serta elemen-elemen lain diantaranya yang mengemuka, GNPF Ulama dan FPI serta berbagai Ormas dan Entitas lain yang terpanggil, telah menjadi tulang punggung penyelenggaraan Reuni Akbar 212 dan dengan itikad baik bersama, memutuskan untuk menyelenggarakan 212 AWARD sebagai bentuk apresiasi yang sangat tinggi kepada para pemilik dan pemimpin perusahaan media yang telah menjalankan prinsip Fair and Free secara bertanggung jawab.
Tentu juga termasuk di dalamnya para Pimpinan Redaksi masing-masing, dan tentu saja juga seluruh awak medianya. Ya. Semuanya patut mendapat apresiasi yang diwakili oleh sebuah Award fenomenal: 212 AWARD. Inilah upaya ibadah kita kepada Allah SWT. Inilah perjuangan kita untuk pendidikan anak bangsa yang lebih baik di masa datang. Semoga Allah SWT menerima niat baik kita dan menjadikannya sebagai amal shalih yang diterimaNya.
Selamat pada semua penerima Anugerah dan kepada seluruh insan pendukung 212 yang saya yakin akan dapat mentransformasikan diri menjadi kekuatan keumatan yang tak terkalahkan dalam memangul manfaat terbesar dalam pilihan pilihan ilmu, ekonomi, sosial, budaya dan politik serta agama.
Marhaban Yaa Marhaban 212 AWARD!
Aamiin ya Robbal Alamin.
Bunda Neno Warisman
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!