Kamis, 5 Rabiul Akhir 1446 H / 22 September 2022 16:05 wib
3.602 views
Iran Blokir WhatsApp Dan Instagram Saat Protes Atas Kematian Mahsa Amini Berkembang
TEHERAN, IRAN (voa-islam.com) - Kematian Mahsa Amini, 22 tahun, pekan lalu, yang ditangkap oleh polisi moral di Teheran karena “pakaian yang tidak sesuai”, telah memicu gelombang kemarahan atas isu-isu termasuk kebebasan di Republik Syi'ah tersebut dan ekonomi yang terhuyung-huyung akibat sanksi.
Setidaknya enam pengunjuk rasa kini telah tewas, menurut klaim media dan pejabat Iran, serta seorang perwira polisi dan anggota milisi pro-pemerintah. Namun, kelompok aktivis mengatakan jumlah korban tewas lebih tinggi.
NetBlocks juga melaporkan "kehilangan konektivitas skala nasional" pada penyedia telepon seluler utama Iran dan jaringan perusahaan lain.
Server WhatsApp terganggu di beberapa penyedia internet, beberapa jam setelah layanan Instagram diblokir, kata NetBlocks yang berbasis di London.
Data kelompok itu menunjukkan gangguan hampir total terhadap layanan internet di beberapa bagian provinsi Kurdistan di Iran barat sejak Senin, sementara ibu kota Teheran dan bagian lain negara itu juga menghadapi gangguan sejak Jum'at, ketika protes pertama kali pecah.
Dua warga di Teheran dan Iran selatan mengatakan mereka hanya bisa mengirim teks dan bukan gambar di WhatsApp dan bahwa Instagram tampaknya benar-benar diblokir.
Kedua platform tersebut dimiliki oleh Meta, perusahaan induk Facebook dan termasuk di antara beberapa jaringan media sosial yang masih beroperasi. NetBlocks mengatakan gangguan itu adalah yang "paling parah" sejak 2019 ketika pemerintah menutup internet selama sekitar satu minggu untuk membantu meredam protes bahan bakar.
Tanpa akses internet, lebih sulit bagi orang untuk memposting video di media sosial untuk mendapatkan dukungan atas perjuangan mereka atau mendapatkan laporan yang dapat dipercaya tentang apa yang terjadi.
Kerusuhan bulan ini sangat intens di provinsi asal Amini di barat laut Kurdistan.
Amini yang berusia 22 tahun tinggal di Saqqez, Kurdistan, dan berada di Teheran ketika dia ditahan karena apa yang dianggap 'polisi moral' Iran sebagai 'pakaian tidak sopan', melanggar aturan wajib berpakaian sopan di Iran, yang diberlakukan tak lama setelah Revolusi Syi'ah pada tahun 1979.
Pihak berwenang mengklaim dia mengalami stroke dan serangan jantung saat dia berada di "pusat bimbingan" dan dipindahkan ke rumah sakit terdekat, di mana dia meninggal beberapa hari kemudian.
Keluarga Amini telah membantah klaim oleh kepala polisi Teheran bahwa dia memiliki beberapa penyakit yang sudah ada sebelumnya seperti epilepsi dan diabetes.
Situs web media sosial seperti TikTok, YouTube, Twitter, dan Facebook secara rutin diblokir di beberapa bagian Republik Syi'ah tersebut yang memiliki beberapa kontrol internet paling ketat di dunia. Tetapi penduduk yang paham teknologi sering menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk melewati batas. (Aje)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!